Selasa, 31 Oktober 2017

Menstimulasi Anak Suka Membaca | DAY 6

Bismillaah..
Senang bisa membiasakan Ghaza membaca setiap hari. Meskipun sebelum tantangan ini hampir setiap hari saya berusaha membiasakan Ghaza membaca, namun kadang tidak rutin. Dengan tantangan kali ini, buku-buku di rumah lebih berasa kehadirannya hehe Sekarang tanpa diminta Ghaza sudah mengambil bukunya sendiri dan membaca ala Ghaza ^^

Saat Ghaza sudah bisa berdiri, saya sengaja meletakkan buku-bukunya di tempat yang bisa dijangkaunya, dengan  begitu lebih mudah bagi Ghaza untuk memilih sendiri buku-bukunya. Meskipun belum bisa membaca, Ghaza sudah tahu buku yang diambilnya dengan menyebut salah satu isi buku yang diingatnya. Misalnya salah satu bukunya yang berjudul "Numberland", ini sebenarnya buku untuk anak yang sudah bisa berhitung, tetapi ghaza suka karena buku ini full colour. Saat menarik buku ini diantara beberapa buku yang lainnya, Ghaza akan menariknya sambil berkata "baa baa", yang berarti domba. Iya, di dalam buku ini ada cerita tentang domba :D

Hari ini Ghaza mengambil salah satu buku favoritnya, mungkin buku yang paling sering muncul di Blog ini hahaha Buku bantal tentang tentang huruf Hijaiya, dan ada binatang di setiap huruf Hijaiya yang membuat Ghaza sangat tertarik. Ghaza mulai menunjuk satu per satu binatang sambil menyebutkan nama binatang tsb dengan bahasanya sendiri. Mbee untuk kambing, Moo untuk Sapi, mao untuk Kucing, dll.

Senin, 30 Oktober 2017

Menstimulasi Anak Suka Membaca | DAY 5

Bismillaah..
Setelah meninggalkan rumah beberapa hari, maka ada PR yang bertumpuk yang minta segera dituntaskan. Jadi hari ini Ghaza banyak main sendiri dan main bersama dato (kakek)nya. Saya lumayan sibuk dengan kegiatan sendiri, termasuk membuatkan Ghaza mainan dari kardus hihi emak-emak irit yah ^^

Meskipun tidak membaca buku di siang hari, namun saat malam hari Ghaza full bersama saya, saya akan meluangkan waktu untuk menemani Ghaza membaca. Tapi kali ini ada Aunty (tante) Ghaza datang berkunjung dan dengan semangatnya Ghaza memilih sendiri buku dan meminta Auntynya untuk membacakannya. Setelah itu Ghaza memilih buku lagi dan mulai sibuk membacanya sendiri. Buku yang diambil kali ini adalah salah satu buku favoritnya yang sudah sering saya bacakan sejak Ghaza bayi yang berjudul "Pasukan Gajah Abrahah". Dan yang mengejutkan bagi saya adalah saat Ghaza berhenti di salah satu halaman buku dan bersuara "huh"sambil mendekap tangannya"yang berarti menandakan emosi MARAH. Saya langsung menyambutnya,"kenapa nak? Ooo Abrahah marah yaa nak ?". Ternyata memang Ghaza sedang berhenti di halaman buku ketika Abrahah sedang marah. Maasya Allah.. Ghaza T.T Mungkin karena ini salah satu buku favoritnya yang paling sering saya bacakan sehingga terekam jelas dalam ingatannya saat Abrahah marah.

Saya pernah membaca bahwa anak bayi itu justru adalah amnusia yang paling pintar. Mereka merekam apa yang mereka dapatkan, maka jangan menganggap bahwa mereka tidak tahu apa-apa. Karena itu saya selalu mengajak Ghaza bercerita bahkan untuk sesuatu yang mungkin di luar usianya. Sy tidak berharap Ghaza langsung bisa, saya hanya ingin berbagi apa yang saya tahu pada Ghaza.

Untuk saya, kali ini saya masih akan memilih salah satu buku yang belum habis saya baca. Ada banyak buku yang saya baca, kemudian saya ganti lagi dengan yang lain hehe Atau buku yang saya baca tetapi membacanya tidak berurutan bab per bab ^^ aneh ya :D
Buku yang saya baca hari ini adalah buku Teh Kiki Barkiah "5 Guru Kecilku". Sebelum mulai melanjutkan bacaan, saya membolak balik beberapa halaman dan membaca beberapa diantaranya sambil mengingat-ingat kembali yang dulu pernah saya baca. Insya Allah besok akan mulai melanjutkan bacaan lagi..



Palu, 30 Oktober 2017
Rati Rahmawati | Ummu Ghaza
Kelas Bunda Sayang 2 Sulawesi

Minggu, 29 Oktober 2017

Menstimulasi Anak Suka Membaca | DAY 4

Bismillaah..
Setiap hari melaporkan kegiatan membaca Ghaza seperti ini membuat saya mengulang kembali hari-hari yang sudah dilewati dan akhirnya menyadari nilai-nilai positif dari kegiatan sehari-hari biasanya. Alhamdulillaah..

Sejak kemarin kami menginap di rumah saudara dan baru balik ke rumah malam ini. Buku untuk Ghaza tetap saya bawa hanya saja buku yang saya bawakan bukan yang board book supaya lebih ringan mengingat beberapa barang lainnya yang harus dibawa saat menginap hehe Karena bukan board book, jadi saya lebih berhati-hati saat menemani Ghaza membaca dan tidak membiarkan Ghaza membaca sendiri agar bukunya tidak robek.

Malam ini sebelum tidur saya mengajak Ghaza untuk membaca, dan menanyakannya apa Ghaza ingin membaca buku yang ada pesawatnya ? Dan Ghaza menjawab Γ―ya". Salah satu hal yang paling saya syukuri di usianya yang sekarang 17 bulan, Ghaza sudah bisa saya mintai pendapat untuk sesuatu yang berhubungan dengannya. Dan Ghaza juga sudah bisa menjawab iya atau tidak untuk hal-hal yang saya tanyakan. oia, alasan saya memilihkan Ghaza buku yang ada pesawatnya adalah untuk membuatnya mengingat kembali momen pertama kalinya melihat pesawat saat main ke Lapangan Walikota kemarin. Selama ini Ghaza hanya melihatnya lewat buku atau mendengar suaranya tanpa sempat melihatnya.

Lihat, betapa seriusnya Ghaza membaca bukunya hihihi Ini saja selesai membaca dengan saya, Ghaza memanggil Abahnya yang sedang kerja untuk membacakan kembali buku yang sama. Abahnya susah menolak kalau Ghaza sendiri yang meminta hehe

Alhamdulillah.. Baru saja saya berhasil menyelesaikan buku yang saya baca. Waah, bagian terakhir buku "Happy Little Soul"ini bikin terharu. Saya pikir, Ibu manapun yang membacanya bisa merasakan hal yang sama. Tentang seorang ibu yang berusaha menjadi baik untuk anak-anaknya, ditengah kekurangan pribadi sebagai manusia. Sebelum membaca buku ini saya tidak menyangka Ibuk Kirana mengalaminya di antara sekian banyak postingan ttg keceriaan Kirana. Setiap kita pasti diuji, dan tentu saja kita mampu melewatinya. Kadang kalau melihat keberhasilan Para Ibu dalam mendidik anak-anak mereka, terbersit Iri dan Cemburu. Tetapi saya pun menyadari tidak perlu iri dengan kebahagiaan atau pencapaian orang lain karena saya tahu bahwa saya sedang berusaha untuk menjadi baik setiap harinya. Selain itu, dengan menghargai diri sendiri yang sedang berusaha,  saya pun bisa tenang dengan komentar-komentar negatif orang lain.

Berusaha untuk terus memperbaiki diri menjadi lebih baik itu asiik yaa..
Semangat berlomba-lomba dalam kebaikan ^^



Palu, 29 Oktober 2017
Rati Rahmawati | Ummu Ghaza
Kelas Bunda Sayang 2 Sulawesi

Sabtu, 28 Oktober 2017

Menstimulasi Anak Suka Membaca | DAY 3

Bismillaah..
Salah satu cara saya untuk menstimulasi anak suka membaca adalah dengan membawakan buku setiap kali bepergian keluar rumah. Bagi saya, lebih banyak hal yang bisa saya ceritakan lewat buku dibandingkan mainan. Itu menurut saya log yaa hehe ^^ Selain itu, Ghaza memang tidak punya banyak mainan. Saya lebih memilih menyisihkan uang belanja untuk membeli buku dibanding mainan. Mainan Ghaza adalah mainan sederhana yang saya buat sendiri atau hadiah dari orang-orang terdekat kami.

Hari ini kami mengajak Ghaza jalan-jalan sore ke Lapangan Walikota. Ghaza sangat senang berjalan dengan bebas di tempat yang lapang dan banyak orang-orang baru yang dilihatnya. Sebelum sampai ke rumah, kami singgah di Mesjid terdekat untuk menunaikan sholat magrib. Karena saya sedang tidak sholat, jadi saya menjaga Ghaza sambil mengeluarkan buku untuk dibacanya. Meskipun Ghaza tidak terus menerus membaca bukunya sampai waktu sholat selesai, tapi Ghaza cukup tenang dengan buku ditangannya tanpa mengganggu para jamaah yang lagi sholat

Alhamdulillah, hari ini saya sudah mulai mengatur waktu dan meluangkannya untuk membaca. Saat Ghaza tidur, saya membaca. Saat Ghaza asik main sendiri, saya membaca lagi. Dan bukunya hampir selesai yeaaay.. Kurang lebih 1 bab lagi. Pelajaran yang saya ambil kali ini adalah setiap orang tua pastilah ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, namun sayang prakteknya tidak semudah teori-teori yang kita baca. Satu hal penting yang harus kita sadari adalah bahwa kita tetaplah manusia biasa yang berusaha untuk memberi yang terbaik maka berikanlah teladan kebaikan yang paling utama buat anak-anak kita. Buatlah kebiasan-kebiasaan baik yg kita inginkan untuk anak kita, karena anak-anak lebih mudah meniru perilaku kita dibanding hanya kata-kata yang kita ajarkan.

Teruslah berpikir positif Para Bunda.. Kitalah Ibu terbaik bagi anak-anak kita :*

Belajar Crafting di Rumbel Crafting IIP Sulawesi

Alhamdulillah..
Sudah sekitar 3 bulan ini saya belajar crafting di Rumah Belajar (RumBel) Crafting Institut Ibu Profesional (IIP) Sulawesi. Senang rasanya bisa memanfaatkan bahan-bahan di rumah dan memolesnya menjadi lebih cantik lagi. Sepertinya memang saya suka crafting. Dulu saya sama sekali tidak tahu bahwa tenyata sesenang ini melakukan pekerjaan gunting-gunting, tempel-tempel, dan sejenisnya haha. Awalnya hanya hobi memulung hahaha mengumpulkan barang-barang bekas yang dirasa masih bermanfaat, atau benda-benda unik yang lucu-lucu. Mulai dari gantungan kunci yang putus, ikat rambut, gantungan handphone, dan lain2. Ini sampai 2 kotak dan 1 keranjang penuh loh. Dan semuanya bisa dimanfaatkan di Rumbel Crafting yeaaayyy...

Di Challenge bulan pertama, kami ditantang untuk membuat pin cushion. Tentu saja setelah sebelumnya diberitahu alat dan bahan juga tutorial. Bahannya sederhana dan ada dalam kotak barang-barang saya. Botol bekas, kain flanel, kain, renda, mutiar dari kalung bekas, pita dari pita ikat rambut, dacron dr bantal bayi dan benang wol. Dan ini hasil Pin Cushion saya yang alhamdulillah mendapat badge terfavorit pilihan bunda-bunda serumbel..


Di challenge bulan kedua, kami ditantang untuk membuat kreasi dari botol bekas. Botol bekas sih banyak di rumah tapi saya tidak ketemu botol berbentuk lucu yang bisa dihias. Jadi waktu itu saya menghias botol/wadah bekas makanan ringan yang selama ini saya gunakan untuk menyimpan uang receh. Yaaah, setoran tugas sekalian mempercantik apa yg ada di rumah kan yaa, hehe ^^ Bahan-bahannya: wadah snack, kain flanel, kertas origami, benang wol, pita dr ikat rambut dan stik es krim.


Challenge ke3 bulan Oktober ini saya berhasil menyelesaikan tantangan berkreasi dengan kardus bekas di hari-hari terakhir challenge di tutup. Saat challenge diumumkan, saya sudah mulai mencari berbagai tutorial DIY kardus bekas di youtube tapi krn ada sedikit tragedi  di bahan utamanya jadi tertunda :D Alhamdulillah setelah melewati proses panjang dengan cutter, guntung, penggaris, pensil, kardus bekas, lem fox, lem tembang, ketas bekas, dan kertas kado, jadilah "Kotak Make Up"ala saya. Dan yang terpenting adalah diapresiasi oleh suami yeeeaaayyy ^^


Lumayan yaa.. Buat di rumah.. Aaaaah, jadi sukkaaaa sama crafting.. Bulan depan, tantangannya apa lagi yaa ? Happy Crafting bu ibukkk ^*^

Jumat, 27 Oktober 2017

Menstimulasi Anak Suka Membaca | DAY 2

Bismillaah..
Hari ke dua di tantangan kali ini kami masih belum punya pohon literasi, hihihi laporan itu duluan yaa.. Tapi alhamdulillah aktivitas membaca tetap kami laksanakan. Buku yang Ghaza baca hari ini masih buku "MY FIRST WORD". Meski sudah hampir seminggu buku ini kami pinjam dari perpustakaan daerah tapi Ghaza sama sekali belum bosan. Mungkin karena full colour dan isinya banyak yaa . Tadi saja Ghaza sempat melihat bukunya sewaktu saya membuka blog dan meminta untuk membaca buku itu. 

Malam ini kami pergi kajian bersama dan saya membawakan satu buku buat bekal Ghaza di Masjid. Alhamdulillah satu buku ini sempat buat Ghaza duduk manis dan tidak minta keluar. Untuk usianya Ghaza memang tidak benar-benar membaca buku. Dia hanya melihat gambar-gambar yang ada. Maka semakin menarik gambar dan semakin banyak yang dia kenali maka Ghaza akan semakin suka dengan buku tersebut.

Saya belum mulai membaca buku hari ini, hiks. Haid pertama dan banyak temani Ghaza jalan membuat saya kurang fit dan tidak bs meluangkan waktu sejenak untuk membaca buku. Insya Allah saat Ghaza sudah tidur, saya akan meluangkan waktu untuk membaca. Ini tadi pulang kajian Ghaza sudah tidur, tetapi sampai di rumah dia bangun lagi dan nangis. Semua ditunjuknya tapi tidak satupun yang dia mau. Alhamdulillah Ghaza ampuh dibujuk dengan salah satu buku yang juga kami pinjam dari perpustakaan daerah. Buku ini bercerita tentang Stanley yang membandingkan kucing miliknya dengan seekor harimau. Karena Ghaza lagi suka-sukanya dengan dunia binatang, maka tak ada alasan dia menolak buku ini hehe ^^ Sambil mengerjakan tugas ini, Ghaza lagi membaca buku tsb, "Tiger Time for Stanley" bersama abahnya.

Alhamdulillah Γ‘la kulli haal..
Cintailah buku nak :*



Palu, 27 Oktober 2017

Rati Rahmawati | Ummu Ghaza
Kelas Bunda Sayang 2 Sulawesi



#Rahmawati
#Tantangan10Hari
#GameLevel5
#KuliahBundSay
#InstitutIbuProfesional
#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Kamis, 26 Oktober 2017

Menstimulasi Anak Suka Membaca | DAY 1

Bismillaah..
Akhirnya materi dan tantangan yang dinanti-nantikan datang juga setelah beberapa minggu libur cawu pertama. Tantangan kelas Bunda Sayang itu ngangeniiiiin hihi

Di game level 5 kali ini ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk membudayakan membaca pada keluarga, yang pertama adalah menentukan Family Reading Time kemudian membuat pohon literasi dan mendiskusikan buku yang dibaca bersama keluarga.

Setelah berdiskusi dengan suami sepulang dari kantor tadi, Family Reading Time kami akan dimulai besok setiap harinya ba'da isya dan setelah Ghaza tidur saya dan suami akan mendiskusikannya. Untuk pohon literasi, saya sudah mulai membuat gambar pohon di kardus bekas pagi tadi, tapi suami protes dan minta menunggu akhir pekan untuk mengerjakan proyek bersama, yeaaaay ^^

Sejak usia 6 bulan, saya sudah mulai mengenalkan buku dan membacakannya untuk Ghaza. Selain karena saya paham pentingnya membaca, juga karena suami tidak suka membaca, maka saya takut jika tidak membiasakannya pada Ghaza sejak dini. Saya suka membaca, namun semakin jarang membaca setelah punya anak. Paling membaca bersama Ghaza, dan alhamdulillah hampir setiap hari. Karena itu tantangan kali ini sangat menyenangkan ^^

Hari ini, saya dan Ghaza membaca buku "MY FIRST WORD"yang kami pinjam di Perpustakaan Daerah senin kemari. Ghaza sangat suka buku ini karena banyak gambar dan warnanya yang cerah. Bukunya cukup tebal, dan Ghaza hanya membaca bagian-bagian yag dia sukai seperti tentang hewan, laut, kendaraan dan beberapa lainnya yang sering dilihatnya.Saya juga menyesuaikan dengan usia juga benda-benda disekitarnya. Ada beberapa hal baru yang saya tunjukkan seperti peralatan mandi juga beberapa jenis kendaraan dan bunyinya. Kali ini saya membacakannya sambil memangku Ghaza, ini ilmu baru dari diskusi soal materi kemarin. Ternyata membaca sambil memangku anak bs menambah kedekatan kita dan anak ^^

Untuk saya sendiri, saya mulai meneruskan bacaan yang tertunda. Buku yang saya baca hari ini adalah HAPPY LITTLE SOUL ibuknya Kirana, Mba Retno Hening. Tidak banyak yang bisa saya baca, hanya dua bab dari buku itu. Buku ini sangat bagus karena membahas tentang ilmu parenting dengan bahasa yang ringan. Dari yang saya baca tadi, hal yang saya garis bawahi adalah saat kita melibatkan anak dalam aktivitas kita dan membuat ia merasa mengambil peran penting, maka nantikanlah kejutan-kejutan dari si anak. Dan saya benar-benar mengalami ini kemarin saat mengerjakan tantangan dari rumbel crafting. Dalam membuat pola dan mengguntiknya, saya melibatkan Ghaza di semua aktivitas tersebut. Ghaza yang memegang pensil, spidol, mistar dan beberapa peralatanlainnya. Saat membutuhkannya, saya akan meminta dengan senyum ramah dan suara yang menyennagkan, lalu Ghaza memberikannya dengan senyuman dan saya mengucapkan "makasih". Beberapa kali melakukan ini, alhamdulillah, Ghaza pun bisa mengucapkan "makasih (aciih)" untuk pertama kalinya ^^

Alhamdulillah Γ‘la kulli haal..




Palu, 26 Oktober 2017

Rati Rahmawati | Ummu Ghaza






#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThi
ngstoChangeIMustChangeFirst

Selasa, 24 Oktober 2017

Kakak VS Adik






Alhamdulillah, Selalu bersyukur dipertemukan dengan orang-orang baik yang menjadi teladan nyata dalam mendidik anak di jaman fitnah ini. Salah satu teladan saya yaitu Bunda Julia Sarah Rangkuti yang ide-idenya sering saya contek dan modifikasi lewat buku Rumah Main Anak (RMA) karya beliau. Beberapa pekan lalu saya bergabung dalam Grup RMA yang rutin berbagi tulisan-tulisan beliau seputar pengasuhan anak. Setelah beberapa hari lalu baper karena tulisan beliau, malam inipun demikian. Saking bapernya, memaksa saya untuk melawan katuk dan menulisnya seegera mungkin sebelum hilang begitu saja. Iya, saya lagi berusaha untuk mengikat ilmu dengan tulisan.

Saat membaca tulisan diatas bagaimana pendapat bunda ? Apa pernah mengalaminya sebagai kakak yang diminta terus mengalah atau sebagai adik yang selalu menang ? Atau mungkin bunda baru saja memperlakukan kakak dan adik seperti itu ?

Saya pernah mengalaminya.. Berada di posisi adik yang dipelototin kakak karena dibela Mama dan Papa. Dan seringnya berada diposisi kakak yang menangis karena merasa tidak adil atas perlakuan Papa. Mungkin karena usia saya yang terpaut jauh dengan kakak-kakak saya dan hanya berbeda dua tahun dengan adik saya, maka saya lebih sering mengalami posisi diadili sebagai kakak dibanding adik.

Saat bermain bersama, si adik terluka, jelas si salah pastinya kakak. Saat bertengkar dan dua-duanya menangis, jelas kakak lg yang salah (apalagi klo hanya si adik yg nangis *alamak). Saat memperebutkan sesuatu, tentu si kakak yang harus mengalah. Seperti itu yaa.. Saya ingat sering menangis masuk kamar dan peluk guling. Hahahaha mungkin ini salah satu alasan saya jadi suka ngambekan :D

Aaaah saya benar-benar berharap Ghaza tidak akan merasakan segala hal baik yang sudah saya sebutkan tadi atau belum. Saya tidak ingin menjadi seorang ibu yang menomorsatukan adik dan terus mengadili si kakak. Ini juga salah satu alasan saya menimbang-nimbang sudah tepatkah bagi Ghaza untuk memiliki adik saat ini. Juga menjadi salah satu motivasi saya untuk terus belajar sebagai ibu yang baik dan amanah. Dan salah satu alasan untuk terus membenahi ruhiyah agar bisa tenang menghadapi situasi apapun dengan pertolongan-Nya.


Palu, 24/10/17
Ummu Ghaza




Selanjutnya sy sharing tulisan Bunda Julia Sarah Rangkuti yaaa.. Semoga bermanfaat :)



***




Mengapa Abang/Kakak yang harus terus mengalah, Ibuuuk? Apakah karena ia anak pertama? Apakah karena ia lebih besar? Ow..oww...it's not fair..
Menjadi seorang Kakak bukanlah suatu hal yang mudah untuk anak balita, khususnya. Jika dahulu sebelum kita menikah kita tak pernah belajar parenting, apatah lagi si Kakak: ia pun tak pernah dan tak punya pengalaman menjadi Kakak. Lalu, mengapa kita harus terus mengadilinya? Memintanya mengalah. Memintanya berbagi. Berharap ia dapat menjaga adik-adiknya. Dan, berharap Kakak bisa mengerti atas harapan-harapan kita padanya.
Hingga..pada suatu titik, kita lupa bahwa harapan kita padanya terlalu besar dan melampaui kapasitas diri mungilnya. Sehingga, betapa mudah kita mencapnya sebagai anak pelit, tak sayang adik, juga labelling negatif lain yang tak sepantasnya. Ahhh..ibuuuuk...it's not fair! 😒
Padahal, kita saja yang belajar parenting-entah dari seminar ataupun buku-buku, seringkali melakukan salah yang sama, tak terhitung masuk lubang yang sama berkali-kali. Mengapa kita tak bersabar dengan usahanya yang (lagi-lagi) tak pernah belajar dan tak punya pengalaman menjadi Kakak sebelumnya.
Ahhh..ibuuuk..betapa anak pertama kita pun ingin dimanjakan. Dibela hak-haknya. Disikapi secara adil. Dipeluk tubuhnya. Didekap hatinya. Digendong seperti adiknya.
Aahhhh..ibuuuk..betapa anak pertama kita sungguh-sungguh telah berjuang untuk menjadi Kakak yang baik seperti yg kita inginkan, namun mungkin mereka seringkali tak tahu caranya. Bukankah, mereka seringkali mengajak bermain adiknya? Melucu untuk adiknya dan membuatnya tertawa? Membelikan jajanan yang sama untuk adiknya?
Ahhh..ibuuuk..bukankah anak pertama kita senantiasa istimewa? Sebab, atas kelahiran dirinyalah kita benar-benar menjadi IBU..
Ahhh..ibuuuuk..sungguh mereka pun sedang belajar. Tolong maafkan jika masih banyak kesalahan dan kekurangan. Sama seperti mereka yang selalu memaafkan salah dan kurang kita.
Aaahhh..ibuuuk...ayo peluk anak pertama kita. Buah hati pertama yang selalu istimewa 😘😘
Peluk sayang untuk semua anak pertama. Hai Kakak, dimanapun kalian berada semoga Bapak-Ibumu senantiasa bersikap adil.
Special notes untuk Abang Kenzie. You are special boy. Forever πŸ˜™πŸ˜™
***
Tangerang, Mei 2017
Dari seorang ibu yang terus belajar bersikap adil pada anak-anaknya
IG: @juliasarahrangkuti
FP FB: Julia Sarah Rangkuti
Web: juliasarahrangkuti.com


Sabtu, 07 Oktober 2017




Nasihat dari TERE LIYE 
(penulis buku best seller)




Untuk jadi sarjana ekonomi atau insinyur, kita butuh 6 tahun SD, 3 tahun SMP, 3 tahun SMA, 4 tahun kuliah, dapat gelar sarjana.

Untuk jadi apoteker, akuntan, psikolog, dokter, dan gelar profesi lain, kita tambah lagi 2 tahun sekolah profesi, pengabdian, dan sebagainya..

Tetapi untuk menjadi ibu rumah tangga? dikumpulkan seluruh pendidikan tersebut, ditambah lagi bertahun-tahun, bertahun-tahun, bertahun tahun kemudian, tetap tidak akan cukup untuk bisa memastikan seseorang berhak menyandang: ibu rumah tangga TERBAIK. karena panjang dan pentingnya proses pendidikan ibu rumah tangga.

Nah kalau semua orang ingin sekolah tinggi-tinggi demi gelar, profesi, pekerjaan, dan sebagainya, maka ajaib sekali, kenapa orang-orang begitu menyepelekan pendidikan super tinggi untuk menjadi ibu rumah tangga? padahal memiliki anak yang berakhlak baik, keluarga yang bahagia, jauh lebih penting dibandingkan kesuksesan karir dan sebagainya.

Berikan pendidikan kepada anak-anak perempuan kita setinggi mungkin, agar kelak saat menjadi Ibu, sungguh berguna semua ilmunya. Satu Ibu yang baik, akan melahirkan satu keluarga yang baik. Satu generasi Ibu yang baik, maka akan datanglah penerus yang dijanjikan.

Menstimulasi Anak Suka Membaca | DAY 6

Bismillaah..
Senang bisa membiasakan Ghaza membaca setiap hari. Meskipun sebelum tantangan ini hampir setiap hari saya berusaha membiasakan Ghaza membaca, namun kadang tidak rutin. Dengan tantangan kali ini, buku-buku di rumah lebih berasa kehadirannya hehe Sekarang tanpa diminta Ghaza sudah mengambil bukunya sendiri dan membaca ala Ghaza ^^

Saat Ghaza sudah bisa berdiri, saya sengaja meletakkan buku-bukunya di tempat yang bisa dijangkaunya, dengan  begitu lebih mudah bagi Ghaza untuk memilih sendiri buku-bukunya. Meskipun belum bisa membaca, Ghaza sudah tahu buku yang diambilnya dengan menyebut salah satu isi buku yang diingatnya. Misalnya salah satu bukunya yang berjudul "Numberland", ini sebenarnya buku untuk anak yang sudah bisa berhitung, tetapi ghaza suka karena buku ini full colour. Saat menarik buku ini diantara beberapa buku yang lainnya, Ghaza akan menariknya sambil berkata "baa baa", yang berarti domba. Iya, di dalam buku ini ada cerita tentang domba :D

Hari ini Ghaza mengambil salah satu buku favoritnya, mungkin buku yang paling sering muncul di Blog ini hahaha Buku bantal tentang tentang huruf Hijaiya, dan ada binatang di setiap huruf Hijaiya yang membuat Ghaza sangat tertarik. Ghaza mulai menunjuk satu per satu binatang sambil menyebutkan nama binatang tsb dengan bahasanya sendiri. Mbee untuk kambing, Moo untuk Sapi, mao untuk Kucing, dll.

Menstimulasi Anak Suka Membaca | DAY 5

Bismillaah..
Setelah meninggalkan rumah beberapa hari, maka ada PR yang bertumpuk yang minta segera dituntaskan. Jadi hari ini Ghaza banyak main sendiri dan main bersama dato (kakek)nya. Saya lumayan sibuk dengan kegiatan sendiri, termasuk membuatkan Ghaza mainan dari kardus hihi emak-emak irit yah ^^

Meskipun tidak membaca buku di siang hari, namun saat malam hari Ghaza full bersama saya, saya akan meluangkan waktu untuk menemani Ghaza membaca. Tapi kali ini ada Aunty (tante) Ghaza datang berkunjung dan dengan semangatnya Ghaza memilih sendiri buku dan meminta Auntynya untuk membacakannya. Setelah itu Ghaza memilih buku lagi dan mulai sibuk membacanya sendiri. Buku yang diambil kali ini adalah salah satu buku favoritnya yang sudah sering saya bacakan sejak Ghaza bayi yang berjudul "Pasukan Gajah Abrahah". Dan yang mengejutkan bagi saya adalah saat Ghaza berhenti di salah satu halaman buku dan bersuara "huh"sambil mendekap tangannya"yang berarti menandakan emosi MARAH. Saya langsung menyambutnya,"kenapa nak? Ooo Abrahah marah yaa nak ?". Ternyata memang Ghaza sedang berhenti di halaman buku ketika Abrahah sedang marah. Maasya Allah.. Ghaza T.T Mungkin karena ini salah satu buku favoritnya yang paling sering saya bacakan sehingga terekam jelas dalam ingatannya saat Abrahah marah.

Saya pernah membaca bahwa anak bayi itu justru adalah amnusia yang paling pintar. Mereka merekam apa yang mereka dapatkan, maka jangan menganggap bahwa mereka tidak tahu apa-apa. Karena itu saya selalu mengajak Ghaza bercerita bahkan untuk sesuatu yang mungkin di luar usianya. Sy tidak berharap Ghaza langsung bisa, saya hanya ingin berbagi apa yang saya tahu pada Ghaza.

Untuk saya, kali ini saya masih akan memilih salah satu buku yang belum habis saya baca. Ada banyak buku yang saya baca, kemudian saya ganti lagi dengan yang lain hehe Atau buku yang saya baca tetapi membacanya tidak berurutan bab per bab ^^ aneh ya :D
Buku yang saya baca hari ini adalah buku Teh Kiki Barkiah "5 Guru Kecilku". Sebelum mulai melanjutkan bacaan, saya membolak balik beberapa halaman dan membaca beberapa diantaranya sambil mengingat-ingat kembali yang dulu pernah saya baca. Insya Allah besok akan mulai melanjutkan bacaan lagi..



Palu, 30 Oktober 2017
Rati Rahmawati | Ummu Ghaza
Kelas Bunda Sayang 2 Sulawesi

Menstimulasi Anak Suka Membaca | DAY 4

Bismillaah..
Setiap hari melaporkan kegiatan membaca Ghaza seperti ini membuat saya mengulang kembali hari-hari yang sudah dilewati dan akhirnya menyadari nilai-nilai positif dari kegiatan sehari-hari biasanya. Alhamdulillaah..

Sejak kemarin kami menginap di rumah saudara dan baru balik ke rumah malam ini. Buku untuk Ghaza tetap saya bawa hanya saja buku yang saya bawakan bukan yang board book supaya lebih ringan mengingat beberapa barang lainnya yang harus dibawa saat menginap hehe Karena bukan board book, jadi saya lebih berhati-hati saat menemani Ghaza membaca dan tidak membiarkan Ghaza membaca sendiri agar bukunya tidak robek.

Malam ini sebelum tidur saya mengajak Ghaza untuk membaca, dan menanyakannya apa Ghaza ingin membaca buku yang ada pesawatnya ? Dan Ghaza menjawab Γ―ya". Salah satu hal yang paling saya syukuri di usianya yang sekarang 17 bulan, Ghaza sudah bisa saya mintai pendapat untuk sesuatu yang berhubungan dengannya. Dan Ghaza juga sudah bisa menjawab iya atau tidak untuk hal-hal yang saya tanyakan. oia, alasan saya memilihkan Ghaza buku yang ada pesawatnya adalah untuk membuatnya mengingat kembali momen pertama kalinya melihat pesawat saat main ke Lapangan Walikota kemarin. Selama ini Ghaza hanya melihatnya lewat buku atau mendengar suaranya tanpa sempat melihatnya.

Lihat, betapa seriusnya Ghaza membaca bukunya hihihi Ini saja selesai membaca dengan saya, Ghaza memanggil Abahnya yang sedang kerja untuk membacakan kembali buku yang sama. Abahnya susah menolak kalau Ghaza sendiri yang meminta hehe

Alhamdulillah.. Baru saja saya berhasil menyelesaikan buku yang saya baca. Waah, bagian terakhir buku "Happy Little Soul"ini bikin terharu. Saya pikir, Ibu manapun yang membacanya bisa merasakan hal yang sama. Tentang seorang ibu yang berusaha menjadi baik untuk anak-anaknya, ditengah kekurangan pribadi sebagai manusia. Sebelum membaca buku ini saya tidak menyangka Ibuk Kirana mengalaminya di antara sekian banyak postingan ttg keceriaan Kirana. Setiap kita pasti diuji, dan tentu saja kita mampu melewatinya. Kadang kalau melihat keberhasilan Para Ibu dalam mendidik anak-anak mereka, terbersit Iri dan Cemburu. Tetapi saya pun menyadari tidak perlu iri dengan kebahagiaan atau pencapaian orang lain karena saya tahu bahwa saya sedang berusaha untuk menjadi baik setiap harinya. Selain itu, dengan menghargai diri sendiri yang sedang berusaha,  saya pun bisa tenang dengan komentar-komentar negatif orang lain.

Berusaha untuk terus memperbaiki diri menjadi lebih baik itu asiik yaa..
Semangat berlomba-lomba dalam kebaikan ^^



Palu, 29 Oktober 2017
Rati Rahmawati | Ummu Ghaza
Kelas Bunda Sayang 2 Sulawesi

Menstimulasi Anak Suka Membaca | DAY 3

Bismillaah..
Salah satu cara saya untuk menstimulasi anak suka membaca adalah dengan membawakan buku setiap kali bepergian keluar rumah. Bagi saya, lebih banyak hal yang bisa saya ceritakan lewat buku dibandingkan mainan. Itu menurut saya log yaa hehe ^^ Selain itu, Ghaza memang tidak punya banyak mainan. Saya lebih memilih menyisihkan uang belanja untuk membeli buku dibanding mainan. Mainan Ghaza adalah mainan sederhana yang saya buat sendiri atau hadiah dari orang-orang terdekat kami.

Hari ini kami mengajak Ghaza jalan-jalan sore ke Lapangan Walikota. Ghaza sangat senang berjalan dengan bebas di tempat yang lapang dan banyak orang-orang baru yang dilihatnya. Sebelum sampai ke rumah, kami singgah di Mesjid terdekat untuk menunaikan sholat magrib. Karena saya sedang tidak sholat, jadi saya menjaga Ghaza sambil mengeluarkan buku untuk dibacanya. Meskipun Ghaza tidak terus menerus membaca bukunya sampai waktu sholat selesai, tapi Ghaza cukup tenang dengan buku ditangannya tanpa mengganggu para jamaah yang lagi sholat

Alhamdulillah, hari ini saya sudah mulai mengatur waktu dan meluangkannya untuk membaca. Saat Ghaza tidur, saya membaca. Saat Ghaza asik main sendiri, saya membaca lagi. Dan bukunya hampir selesai yeaaay.. Kurang lebih 1 bab lagi. Pelajaran yang saya ambil kali ini adalah setiap orang tua pastilah ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, namun sayang prakteknya tidak semudah teori-teori yang kita baca. Satu hal penting yang harus kita sadari adalah bahwa kita tetaplah manusia biasa yang berusaha untuk memberi yang terbaik maka berikanlah teladan kebaikan yang paling utama buat anak-anak kita. Buatlah kebiasan-kebiasaan baik yg kita inginkan untuk anak kita, karena anak-anak lebih mudah meniru perilaku kita dibanding hanya kata-kata yang kita ajarkan.

Teruslah berpikir positif Para Bunda.. Kitalah Ibu terbaik bagi anak-anak kita :*

Belajar Crafting di Rumbel Crafting IIP Sulawesi

Alhamdulillah..
Sudah sekitar 3 bulan ini saya belajar crafting di Rumah Belajar (RumBel) Crafting Institut Ibu Profesional (IIP) Sulawesi. Senang rasanya bisa memanfaatkan bahan-bahan di rumah dan memolesnya menjadi lebih cantik lagi. Sepertinya memang saya suka crafting. Dulu saya sama sekali tidak tahu bahwa tenyata sesenang ini melakukan pekerjaan gunting-gunting, tempel-tempel, dan sejenisnya haha. Awalnya hanya hobi memulung hahaha mengumpulkan barang-barang bekas yang dirasa masih bermanfaat, atau benda-benda unik yang lucu-lucu. Mulai dari gantungan kunci yang putus, ikat rambut, gantungan handphone, dan lain2. Ini sampai 2 kotak dan 1 keranjang penuh loh. Dan semuanya bisa dimanfaatkan di Rumbel Crafting yeaaayyy...

Di Challenge bulan pertama, kami ditantang untuk membuat pin cushion. Tentu saja setelah sebelumnya diberitahu alat dan bahan juga tutorial. Bahannya sederhana dan ada dalam kotak barang-barang saya. Botol bekas, kain flanel, kain, renda, mutiar dari kalung bekas, pita dari pita ikat rambut, dacron dr bantal bayi dan benang wol. Dan ini hasil Pin Cushion saya yang alhamdulillah mendapat badge terfavorit pilihan bunda-bunda serumbel..


Di challenge bulan kedua, kami ditantang untuk membuat kreasi dari botol bekas. Botol bekas sih banyak di rumah tapi saya tidak ketemu botol berbentuk lucu yang bisa dihias. Jadi waktu itu saya menghias botol/wadah bekas makanan ringan yang selama ini saya gunakan untuk menyimpan uang receh. Yaaah, setoran tugas sekalian mempercantik apa yg ada di rumah kan yaa, hehe ^^ Bahan-bahannya: wadah snack, kain flanel, kertas origami, benang wol, pita dr ikat rambut dan stik es krim.


Challenge ke3 bulan Oktober ini saya berhasil menyelesaikan tantangan berkreasi dengan kardus bekas di hari-hari terakhir challenge di tutup. Saat challenge diumumkan, saya sudah mulai mencari berbagai tutorial DIY kardus bekas di youtube tapi krn ada sedikit tragedi  di bahan utamanya jadi tertunda :D Alhamdulillah setelah melewati proses panjang dengan cutter, guntung, penggaris, pensil, kardus bekas, lem fox, lem tembang, ketas bekas, dan kertas kado, jadilah "Kotak Make Up"ala saya. Dan yang terpenting adalah diapresiasi oleh suami yeeeaaayyy ^^


Lumayan yaa.. Buat di rumah.. Aaaaah, jadi sukkaaaa sama crafting.. Bulan depan, tantangannya apa lagi yaa ? Happy Crafting bu ibukkk ^*^

Menstimulasi Anak Suka Membaca | DAY 2

Bismillaah..
Hari ke dua di tantangan kali ini kami masih belum punya pohon literasi, hihihi laporan itu duluan yaa.. Tapi alhamdulillah aktivitas membaca tetap kami laksanakan. Buku yang Ghaza baca hari ini masih buku "MY FIRST WORD". Meski sudah hampir seminggu buku ini kami pinjam dari perpustakaan daerah tapi Ghaza sama sekali belum bosan. Mungkin karena full colour dan isinya banyak yaa . Tadi saja Ghaza sempat melihat bukunya sewaktu saya membuka blog dan meminta untuk membaca buku itu. 

Malam ini kami pergi kajian bersama dan saya membawakan satu buku buat bekal Ghaza di Masjid. Alhamdulillah satu buku ini sempat buat Ghaza duduk manis dan tidak minta keluar. Untuk usianya Ghaza memang tidak benar-benar membaca buku. Dia hanya melihat gambar-gambar yang ada. Maka semakin menarik gambar dan semakin banyak yang dia kenali maka Ghaza akan semakin suka dengan buku tersebut.

Saya belum mulai membaca buku hari ini, hiks. Haid pertama dan banyak temani Ghaza jalan membuat saya kurang fit dan tidak bs meluangkan waktu sejenak untuk membaca buku. Insya Allah saat Ghaza sudah tidur, saya akan meluangkan waktu untuk membaca. Ini tadi pulang kajian Ghaza sudah tidur, tetapi sampai di rumah dia bangun lagi dan nangis. Semua ditunjuknya tapi tidak satupun yang dia mau. Alhamdulillah Ghaza ampuh dibujuk dengan salah satu buku yang juga kami pinjam dari perpustakaan daerah. Buku ini bercerita tentang Stanley yang membandingkan kucing miliknya dengan seekor harimau. Karena Ghaza lagi suka-sukanya dengan dunia binatang, maka tak ada alasan dia menolak buku ini hehe ^^ Sambil mengerjakan tugas ini, Ghaza lagi membaca buku tsb, "Tiger Time for Stanley" bersama abahnya.

Alhamdulillah Γ‘la kulli haal..
Cintailah buku nak :*



Palu, 27 Oktober 2017

Rati Rahmawati | Ummu Ghaza
Kelas Bunda Sayang 2 Sulawesi



#Rahmawati
#Tantangan10Hari
#GameLevel5
#KuliahBundSay
#InstitutIbuProfesional
#ForThingsToChangeIMustChangeFirst

Menstimulasi Anak Suka Membaca | DAY 1

Bismillaah..
Akhirnya materi dan tantangan yang dinanti-nantikan datang juga setelah beberapa minggu libur cawu pertama. Tantangan kelas Bunda Sayang itu ngangeniiiiin hihi

Di game level 5 kali ini ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk membudayakan membaca pada keluarga, yang pertama adalah menentukan Family Reading Time kemudian membuat pohon literasi dan mendiskusikan buku yang dibaca bersama keluarga.

Setelah berdiskusi dengan suami sepulang dari kantor tadi, Family Reading Time kami akan dimulai besok setiap harinya ba'da isya dan setelah Ghaza tidur saya dan suami akan mendiskusikannya. Untuk pohon literasi, saya sudah mulai membuat gambar pohon di kardus bekas pagi tadi, tapi suami protes dan minta menunggu akhir pekan untuk mengerjakan proyek bersama, yeaaaay ^^

Sejak usia 6 bulan, saya sudah mulai mengenalkan buku dan membacakannya untuk Ghaza. Selain karena saya paham pentingnya membaca, juga karena suami tidak suka membaca, maka saya takut jika tidak membiasakannya pada Ghaza sejak dini. Saya suka membaca, namun semakin jarang membaca setelah punya anak. Paling membaca bersama Ghaza, dan alhamdulillah hampir setiap hari. Karena itu tantangan kali ini sangat menyenangkan ^^

Hari ini, saya dan Ghaza membaca buku "MY FIRST WORD"yang kami pinjam di Perpustakaan Daerah senin kemari. Ghaza sangat suka buku ini karena banyak gambar dan warnanya yang cerah. Bukunya cukup tebal, dan Ghaza hanya membaca bagian-bagian yag dia sukai seperti tentang hewan, laut, kendaraan dan beberapa lainnya yang sering dilihatnya.Saya juga menyesuaikan dengan usia juga benda-benda disekitarnya. Ada beberapa hal baru yang saya tunjukkan seperti peralatan mandi juga beberapa jenis kendaraan dan bunyinya. Kali ini saya membacakannya sambil memangku Ghaza, ini ilmu baru dari diskusi soal materi kemarin. Ternyata membaca sambil memangku anak bs menambah kedekatan kita dan anak ^^

Untuk saya sendiri, saya mulai meneruskan bacaan yang tertunda. Buku yang saya baca hari ini adalah HAPPY LITTLE SOUL ibuknya Kirana, Mba Retno Hening. Tidak banyak yang bisa saya baca, hanya dua bab dari buku itu. Buku ini sangat bagus karena membahas tentang ilmu parenting dengan bahasa yang ringan. Dari yang saya baca tadi, hal yang saya garis bawahi adalah saat kita melibatkan anak dalam aktivitas kita dan membuat ia merasa mengambil peran penting, maka nantikanlah kejutan-kejutan dari si anak. Dan saya benar-benar mengalami ini kemarin saat mengerjakan tantangan dari rumbel crafting. Dalam membuat pola dan mengguntiknya, saya melibatkan Ghaza di semua aktivitas tersebut. Ghaza yang memegang pensil, spidol, mistar dan beberapa peralatanlainnya. Saat membutuhkannya, saya akan meminta dengan senyum ramah dan suara yang menyennagkan, lalu Ghaza memberikannya dengan senyuman dan saya mengucapkan "makasih". Beberapa kali melakukan ini, alhamdulillah, Ghaza pun bisa mengucapkan "makasih (aciih)" untuk pertama kalinya ^^

Alhamdulillah Γ‘la kulli haal..




Palu, 26 Oktober 2017

Rati Rahmawati | Ummu Ghaza






#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#ForThi
ngstoChangeIMustChangeFirst

Kakak VS Adik






Alhamdulillah, Selalu bersyukur dipertemukan dengan orang-orang baik yang menjadi teladan nyata dalam mendidik anak di jaman fitnah ini. Salah satu teladan saya yaitu Bunda Julia Sarah Rangkuti yang ide-idenya sering saya contek dan modifikasi lewat buku Rumah Main Anak (RMA) karya beliau. Beberapa pekan lalu saya bergabung dalam Grup RMA yang rutin berbagi tulisan-tulisan beliau seputar pengasuhan anak. Setelah beberapa hari lalu baper karena tulisan beliau, malam inipun demikian. Saking bapernya, memaksa saya untuk melawan katuk dan menulisnya seegera mungkin sebelum hilang begitu saja. Iya, saya lagi berusaha untuk mengikat ilmu dengan tulisan.

Saat membaca tulisan diatas bagaimana pendapat bunda ? Apa pernah mengalaminya sebagai kakak yang diminta terus mengalah atau sebagai adik yang selalu menang ? Atau mungkin bunda baru saja memperlakukan kakak dan adik seperti itu ?

Saya pernah mengalaminya.. Berada di posisi adik yang dipelototin kakak karena dibela Mama dan Papa. Dan seringnya berada diposisi kakak yang menangis karena merasa tidak adil atas perlakuan Papa. Mungkin karena usia saya yang terpaut jauh dengan kakak-kakak saya dan hanya berbeda dua tahun dengan adik saya, maka saya lebih sering mengalami posisi diadili sebagai kakak dibanding adik.

Saat bermain bersama, si adik terluka, jelas si salah pastinya kakak. Saat bertengkar dan dua-duanya menangis, jelas kakak lg yang salah (apalagi klo hanya si adik yg nangis *alamak). Saat memperebutkan sesuatu, tentu si kakak yang harus mengalah. Seperti itu yaa.. Saya ingat sering menangis masuk kamar dan peluk guling. Hahahaha mungkin ini salah satu alasan saya jadi suka ngambekan :D

Aaaah saya benar-benar berharap Ghaza tidak akan merasakan segala hal baik yang sudah saya sebutkan tadi atau belum. Saya tidak ingin menjadi seorang ibu yang menomorsatukan adik dan terus mengadili si kakak. Ini juga salah satu alasan saya menimbang-nimbang sudah tepatkah bagi Ghaza untuk memiliki adik saat ini. Juga menjadi salah satu motivasi saya untuk terus belajar sebagai ibu yang baik dan amanah. Dan salah satu alasan untuk terus membenahi ruhiyah agar bisa tenang menghadapi situasi apapun dengan pertolongan-Nya.


Palu, 24/10/17
Ummu Ghaza




Selanjutnya sy sharing tulisan Bunda Julia Sarah Rangkuti yaaa.. Semoga bermanfaat :)



***




Mengapa Abang/Kakak yang harus terus mengalah, Ibuuuk? Apakah karena ia anak pertama? Apakah karena ia lebih besar? Ow..oww...it's not fair..
Menjadi seorang Kakak bukanlah suatu hal yang mudah untuk anak balita, khususnya. Jika dahulu sebelum kita menikah kita tak pernah belajar parenting, apatah lagi si Kakak: ia pun tak pernah dan tak punya pengalaman menjadi Kakak. Lalu, mengapa kita harus terus mengadilinya? Memintanya mengalah. Memintanya berbagi. Berharap ia dapat menjaga adik-adiknya. Dan, berharap Kakak bisa mengerti atas harapan-harapan kita padanya.
Hingga..pada suatu titik, kita lupa bahwa harapan kita padanya terlalu besar dan melampaui kapasitas diri mungilnya. Sehingga, betapa mudah kita mencapnya sebagai anak pelit, tak sayang adik, juga labelling negatif lain yang tak sepantasnya. Ahhh..ibuuuuk...it's not fair! 😒
Padahal, kita saja yang belajar parenting-entah dari seminar ataupun buku-buku, seringkali melakukan salah yang sama, tak terhitung masuk lubang yang sama berkali-kali. Mengapa kita tak bersabar dengan usahanya yang (lagi-lagi) tak pernah belajar dan tak punya pengalaman menjadi Kakak sebelumnya.
Ahhh..ibuuuk..betapa anak pertama kita pun ingin dimanjakan. Dibela hak-haknya. Disikapi secara adil. Dipeluk tubuhnya. Didekap hatinya. Digendong seperti adiknya.
Aahhhh..ibuuuk..betapa anak pertama kita sungguh-sungguh telah berjuang untuk menjadi Kakak yang baik seperti yg kita inginkan, namun mungkin mereka seringkali tak tahu caranya. Bukankah, mereka seringkali mengajak bermain adiknya? Melucu untuk adiknya dan membuatnya tertawa? Membelikan jajanan yang sama untuk adiknya?
Ahhh..ibuuuk..bukankah anak pertama kita senantiasa istimewa? Sebab, atas kelahiran dirinyalah kita benar-benar menjadi IBU..
Ahhh..ibuuuuk..sungguh mereka pun sedang belajar. Tolong maafkan jika masih banyak kesalahan dan kekurangan. Sama seperti mereka yang selalu memaafkan salah dan kurang kita.
Aaahhh..ibuuuk...ayo peluk anak pertama kita. Buah hati pertama yang selalu istimewa 😘😘
Peluk sayang untuk semua anak pertama. Hai Kakak, dimanapun kalian berada semoga Bapak-Ibumu senantiasa bersikap adil.
Special notes untuk Abang Kenzie. You are special boy. Forever πŸ˜™πŸ˜™
***
Tangerang, Mei 2017
Dari seorang ibu yang terus belajar bersikap adil pada anak-anaknya
IG: @juliasarahrangkuti
FP FB: Julia Sarah Rangkuti
Web: juliasarahrangkuti.com





Nasihat dari TERE LIYE 
(penulis buku best seller)




Untuk jadi sarjana ekonomi atau insinyur, kita butuh 6 tahun SD, 3 tahun SMP, 3 tahun SMA, 4 tahun kuliah, dapat gelar sarjana.

Untuk jadi apoteker, akuntan, psikolog, dokter, dan gelar profesi lain, kita tambah lagi 2 tahun sekolah profesi, pengabdian, dan sebagainya..

Tetapi untuk menjadi ibu rumah tangga? dikumpulkan seluruh pendidikan tersebut, ditambah lagi bertahun-tahun, bertahun-tahun, bertahun tahun kemudian, tetap tidak akan cukup untuk bisa memastikan seseorang berhak menyandang: ibu rumah tangga TERBAIK. karena panjang dan pentingnya proses pendidikan ibu rumah tangga.

Nah kalau semua orang ingin sekolah tinggi-tinggi demi gelar, profesi, pekerjaan, dan sebagainya, maka ajaib sekali, kenapa orang-orang begitu menyepelekan pendidikan super tinggi untuk menjadi ibu rumah tangga? padahal memiliki anak yang berakhlak baik, keluarga yang bahagia, jauh lebih penting dibandingkan kesuksesan karir dan sebagainya.

Berikan pendidikan kepada anak-anak perempuan kita setinggi mungkin, agar kelak saat menjadi Ibu, sungguh berguna semua ilmunya. Satu Ibu yang baik, akan melahirkan satu keluarga yang baik. Satu generasi Ibu yang baik, maka akan datanglah penerus yang dijanjikan.