Jumat, 09 November 2012

Belajar Istiqomah


28 Oktober 2012

01:01am

Istiqomah itu berat ya ? Tadi bahkan saya sempat berpikir, seandainya iman seseorang itu seperti PLURK (salah satu layanan jejaring sosial yang memberi nilai yang disebut karma bagi keaktifan penggunanya) yang kondisinya bisa dilihat dari Karma dan digambarkan pada sebuah grafik , pastilah saya akan sangat malu melihat karma ataupun grafiknya. Bagaimana tidak dengan kondisi iman yang naik turun. Astagfirullah..

Saya sempat merasa iri melihat status-status FB atau twitter beberapa orang teman, yang saya anggap status-status mereka pun istiqomah. Seperti kata “Raditya Dika”, salah satu cara untuk menilai seseorang itu dari Timeline twitternya. Yaaaah, saya sependapat. Meskipun mungkin memang tidak sepenuhnya benar jika menilai hanya dari status/TL jejaring sosial. Karena meskipun tidak mewakili seluruh kondisi hidup, hati, keimanan atau apalah yang cocok sebutannya, tapi lewat status/TL itulah bisa dilihat apa seseorang itu bisa istiqomah memberi kebaikan atau bahkan sebaliknya, mengumbar keluh, galau, dll.

Tidak berniat mengumbar aib atau menyanjung berlebihan, hanya saja ada beberapa pelajaran yang saya ambil tentang istiqomah dari orang-orang disekitarku. Berharap bisa sama-sama memetik hikmah.

Saya pernah merasa kecewa pada seorang senior yang saya anggap hanif karena begitu menginspirasi dalam mempertahankan hijab dan menjaga diri sebagai seorang muslimah. Tapi sayang, beberapa lama tidak bertemu saya terkejut melihat status beliau di beranda FB yang bermesraan dengan seorang ikhwan. Karena takut berprasangka buruk, saya mengkonfirmasi hal tersebut pada seorang teman dan ternyata si muslimah tersebut memang menjalin hubungan dengan seorang ikhwan. Astagfirullah.. Begitu dasyatnya godaan syetan hingga seorang muslimah yang saya kenal begitu teguh dan sholehah bisa jatuh juga. Bagaimana dengan saya yang baru membenahi diri dan  dengan kondisi iman yang naik turun ? Karena hal itu, saya jadi sadar bahwa istiqomah benar-benar amat sangat berat sekali. Bahkan untuk mempertahankan satu kebaikanpun, harus berjuang melawan ribuan godaan terlebih dahulu.

Cerita lainnya tentang seorang anak yang saya kenal beberapa tahun yang lalu. Dia sedikit berbeda dari teman-teman seusianya, mungkin karena semangatnya untuk mencari kebenaranlah yang membuat dia terlihat hanif dimataku. Karena melihat kehanifannya, saya  menjulukinya ‘ustad kecil’. Meskipun demikian, tetap saja dia adalah anak muda dengan dunianya. Iyah, si Ustad Kecil masih pacaran ketika itu. Tapi dengan semangatnya, saya yakin suatu saat dia akan mengerti dan paham.

Tak terasa setahun lebih waktu yang terlewati sejak saat-saat itu. Meskipun sekarang tidak bertemu ataupun mendengar banyak tentang dia, tapi lewat status jejaring sosialnya saya sadar bahwa dugaanku benar. Semangatnya mencari kebenaran masih bisa saya rasakan, kehanifannya makin terlihat. Semakin hari, semakin banyak kebenaran yang di postingnya. Bahkan beberapa kali saya sempat tertegun dan manggut-manggut dibuatnya. Bahkan sekarang pacaranpun diilegalkannya. Hahaha :D anak ini benar-benar membuat saya iri dan terus bertanya,”Bagaimana dengan saya?”, “Apa saya juga lebih baik dari kemarin, atau malah sebaliknya ?”.

Ingin rasanya melihat karma imanku dari tahun ke tahun. Membandingkan kondisi iman dari tahun ke tahun, bulan, bahkan hari. Bagaimana saya yang kemarin dengan saya yang hari ini ?

Tapi ternyata saya melupakan satu hal penting. Karma seseorang dalam plurk bisa dilihat oleh orang lain. Bayangkan bagaimana jika kondisi iman kita seperti karma dan memiliki grafik, kemudian dilihat oleh orang banyak. Entah apa yang akan terjadi. Saya mulai senyam senyum sendiri membayangkan beberapa hal yang bisa saja terjadi.

ALLAH benar-benar Maha Baik, selalu menyembunyikan aib kita dan memberikan apa-apa yang kita butuhkan, bukan semata-mata yang kita inginkan. Dalam kasus kali ini, mungkin muhasabahlah jawaban yang tepat sebagai pengganti karma untuk melihat kondisi iman kita. Muhasabah diri dengan merendahkan dan melembutkan hati.

Sekedar berbagi, salah satu hal yang saya pahami berdasarkan pengalaman. Jika kita bisa menjaga dan memfilter dengan baik apa-apa yang akan masuk ke diri kita, insya ALLAH kita bisa mempertahankan kebaikan dan kebenaran dalam diri kita. Mengutip salah satu tausiah dari Ustad kondang di negeri ini, bahwa hidup itu bagaikan sebuah teko. Ketika teko tersebut diisi dengan kopi, maka  kopi pula yang akan keluar jika isi teko dituang. Jika hal-hal baik yang kita lihat, dengar, baca, dan berbagai hal yang masuk ke diri kita, maka hal-hal baik pula yang akan  keluar sebagai tindakan/perilaku kita.

Saya berharap bisa selalu istiqomah, baik itu dalam mengisi teko kehidupan, menjalankan ibadah, dan segala kebaikan dan kebenaran yang pernah ataupun akan saya dapatkan. Karena kedepannya siapa yang tahu selain DIA ? Maka pantaslah jika kita bersiap siaga agar tidak berakhir buruk. Begitupun bagi si muslimah, berharap engkau kembali menjadi peneguh langkah bagi saudara-saudaramu dan si Ustad Kecil, berharap engkau bisa selalu istiqomah hingga kelak menjadi Ustad Besar :) aamiin

Jika terdapat kesalahan atau kekhilafan dalam tulisan ini, saya mohon sahabat pembaca bisa berbesar hati memaafkan. Karena saya hanyalah manusia dengan kondisi yang tidak sempurna, tempat berteduhnya salah. Kesempurnaan hanyalah milik ALLAH.

Wallahu a’lam bishawab



Suatu Saat Nanti, Bersama...


Suatu saat nanti
entah itu besok, lusa, bahkan keesokannya lagi,
sy berharap
 kenangan hari ini, hari itu, kemarin
dan setiap kebaikan yang kita lewati bersama
tidak akan tertelan habis oleh satu kesalahan yg kita perbuat

 Jangan hanya karena 1 kesalahan, kita melupakan sejuta kebaikan dalam kotak kenangan
 Ingatlah hari ini,
maka kita akan tetap bersama dihari esok :)

aku mencintai kalian karena ALLAH :*


Cobaan


Cobaan berat itu apa sih ?

Saat dapat cobaan, terus rasanya ga sanggup nanggung gitu ??

Atau saat mencoba buat nulis, tp musik keras mengganggu konsentrasi ?

Atau malah, saat ingin berbuat baik tapi merasa berat dan ingin teriak karena berasa hanya diri sendiri yang menanggung sementara yang lain ongkang-ongkang kaki menikmati fasilitas yang sama ?

 

Mungkin semuanya :D

Ikhlas itu sulit ya ???

Mungkin benar saya belum ikhlas.

Tapi benar juga kalo saya hanya ingin menolong. Menolong semuanya.. do my bestlah.

Tapi gimanaa yaa.. Wong saya juga manusia, punya keterbatasan waktu dan tenaga.

Sementara semuanya butuh waktu dan tenaga yang saya punya.

 

Iblis memang luar biasa, menggoda dari atas, bawah, kiri, dan kanan.

Klo si Iblis ga sanggup, si Raja Iblis deh yang turun tangan.

Meskipun niat baik, tapi tetap adaaaaaaaaaa saja godaannya biar kebaikan itu rusak ato minimal lecetlah.

Sudah dengan tulus bantu-bantu orang sekitar, tapi begitu liat orang lain dengan peluang yang sama tidak melakukan apapun tapi dapat fasilitas yang sama, sukses deh si Iblis bikin lecet niat.

Padahal kadang otak yang mulai encer ngingetin klo ALLAH knows dan Maha Adil.

Tapi tetap saja kadang ingin teriak, "helllloooooooooooooooo, plis deh!!!"

hahahahaha :D

Mungkin karena sekarang lagi benar-benar belajar ga curcol (curhat colongan) sembarangan.

Jadinya dieeeem aja, simpan sendiri, keluarin lewat tulisan aja, hehe :D

 

okok, gitu aja ya.. ikutin kata hati, akal yang udah mikir yang benar.

Perbaiki niat deh tii. Kan mo nolongin orang. Ikhlas deh. Ga perlu liat orang lain yang ga peka.

Pintar-pintarlah milih cermin. ALLAH tahu kok, biar deh ALLAH yang nilai. Pasti ALLAH bantu.

Sekarang, prioritasin aja dulu mana yang harus dapat bantuan lebih dulu.

gitu dong :)

Semoga bisa melakukan kebaikan tanpa lecet, dan tak seorangpun yang lecet karena saya :)

 

Rabbi, bantu hamba untuk memperbarui niat. menjaga niat yang baik..

hamba hanya ingin, disisa waktu yang Engkau berikan, benar-benar hamba manfaatkan dengan baik.

Dan ketika hamba harus pergi, hanya kebaikan yang akan ada dalam kenangan mereka :)

Aneh-Ku :D


Rabu, 5 September 2012


It's me now, on Talise beach..

Salah satu tempat nongkrong masyarakat kota Palu.

alone, hahahaha :D

Mungkin memang agak aneh bagi sebagian orang, tapi menurutku terkadang hal seperti inilah yang kita butuhkan.

Memandangi gulungan ombak kecil, merasakan hembusan angin, menikmati gagahnya gunung, dan mentari yang bersembunyi di baliknya.

Yaaaaah, setidaknya dengan ini saya menyadari satu hal. Bahwa begitu banyak hal indah yang ALLAH berikan, namun sayang tidak bisa kita pelihara dengan baik. Seperti pantai ini, begitu banyak hal indah yang saya nikmati di sini namun sayang sampah di sekitar bibir pantai merusak pemandangan mata.

aaaaaaah, eottoke ?? What should I do ??

 

Ok, tinggalkan hal itu sejenak dan kembali ke alasan mengapa saya bisa berada di sini.

Sebenarnya karena lagi-lagi begitu banyak hal yang saya pikirkan hari ini dan saya takut kalau hal-hal itu hanya akan jadi hal yang akan saya lupakan esok hari. Mengapa tidak saya tulis ?? Tapi saya butuh sikon yang mendukung untuk menyulamnya dalam tulisan. dan inilah tempatnya :D

 

Saya merasa takut kehilangan apa yang sudah saya miliki sekarang. Meskipun saya sadar, itu bukanlah benar-benar milikku. Sebenarnya, lebih tepat jika disebut titipan. Tapi, saya takut saat esok hari saya tak lagi memilikinya dan rasa sesal menggerogoti, karena sadar bahwa saya tidak bisa memanfaatkan dengan benar dan menjaga dengan baik apa yang sudah saya miliki.

 

Bukan berarti tak pernah ada catatan kehilangan dalam hidupku, Justru karena itu malah. Saya sudah merasakannya beberapa kali sampai dengan proses menuju kehilangan itu, dan tubuhku tetap tak bergerak untuk mempertahankannya.

Entah apa yang harus saya lakukan.

Kadang sepertinya ingin tertawa terbahak-bahak, menertawakan diri sendiri maksudku. Aneh kan ya ??

 

baiklah, saya rasa cukup..

hampir magrib..

 

bye :)

Belajar Istiqomah


28 Oktober 2012

01:01am

Istiqomah itu berat ya ? Tadi bahkan saya sempat berpikir, seandainya iman seseorang itu seperti PLURK (salah satu layanan jejaring sosial yang memberi nilai yang disebut karma bagi keaktifan penggunanya) yang kondisinya bisa dilihat dari Karma dan digambarkan pada sebuah grafik , pastilah saya akan sangat malu melihat karma ataupun grafiknya. Bagaimana tidak dengan kondisi iman yang naik turun. Astagfirullah..

Saya sempat merasa iri melihat status-status FB atau twitter beberapa orang teman, yang saya anggap status-status mereka pun istiqomah. Seperti kata “Raditya Dika”, salah satu cara untuk menilai seseorang itu dari Timeline twitternya. Yaaaah, saya sependapat. Meskipun mungkin memang tidak sepenuhnya benar jika menilai hanya dari status/TL jejaring sosial. Karena meskipun tidak mewakili seluruh kondisi hidup, hati, keimanan atau apalah yang cocok sebutannya, tapi lewat status/TL itulah bisa dilihat apa seseorang itu bisa istiqomah memberi kebaikan atau bahkan sebaliknya, mengumbar keluh, galau, dll.

Tidak berniat mengumbar aib atau menyanjung berlebihan, hanya saja ada beberapa pelajaran yang saya ambil tentang istiqomah dari orang-orang disekitarku. Berharap bisa sama-sama memetik hikmah.

Saya pernah merasa kecewa pada seorang senior yang saya anggap hanif karena begitu menginspirasi dalam mempertahankan hijab dan menjaga diri sebagai seorang muslimah. Tapi sayang, beberapa lama tidak bertemu saya terkejut melihat status beliau di beranda FB yang bermesraan dengan seorang ikhwan. Karena takut berprasangka buruk, saya mengkonfirmasi hal tersebut pada seorang teman dan ternyata si muslimah tersebut memang menjalin hubungan dengan seorang ikhwan. Astagfirullah.. Begitu dasyatnya godaan syetan hingga seorang muslimah yang saya kenal begitu teguh dan sholehah bisa jatuh juga. Bagaimana dengan saya yang baru membenahi diri dan  dengan kondisi iman yang naik turun ? Karena hal itu, saya jadi sadar bahwa istiqomah benar-benar amat sangat berat sekali. Bahkan untuk mempertahankan satu kebaikanpun, harus berjuang melawan ribuan godaan terlebih dahulu.

Cerita lainnya tentang seorang anak yang saya kenal beberapa tahun yang lalu. Dia sedikit berbeda dari teman-teman seusianya, mungkin karena semangatnya untuk mencari kebenaranlah yang membuat dia terlihat hanif dimataku. Karena melihat kehanifannya, saya  menjulukinya ‘ustad kecil’. Meskipun demikian, tetap saja dia adalah anak muda dengan dunianya. Iyah, si Ustad Kecil masih pacaran ketika itu. Tapi dengan semangatnya, saya yakin suatu saat dia akan mengerti dan paham.

Tak terasa setahun lebih waktu yang terlewati sejak saat-saat itu. Meskipun sekarang tidak bertemu ataupun mendengar banyak tentang dia, tapi lewat status jejaring sosialnya saya sadar bahwa dugaanku benar. Semangatnya mencari kebenaran masih bisa saya rasakan, kehanifannya makin terlihat. Semakin hari, semakin banyak kebenaran yang di postingnya. Bahkan beberapa kali saya sempat tertegun dan manggut-manggut dibuatnya. Bahkan sekarang pacaranpun diilegalkannya. Hahaha :D anak ini benar-benar membuat saya iri dan terus bertanya,”Bagaimana dengan saya?”, “Apa saya juga lebih baik dari kemarin, atau malah sebaliknya ?”.

Ingin rasanya melihat karma imanku dari tahun ke tahun. Membandingkan kondisi iman dari tahun ke tahun, bulan, bahkan hari. Bagaimana saya yang kemarin dengan saya yang hari ini ?

Tapi ternyata saya melupakan satu hal penting. Karma seseorang dalam plurk bisa dilihat oleh orang lain. Bayangkan bagaimana jika kondisi iman kita seperti karma dan memiliki grafik, kemudian dilihat oleh orang banyak. Entah apa yang akan terjadi. Saya mulai senyam senyum sendiri membayangkan beberapa hal yang bisa saja terjadi.

ALLAH benar-benar Maha Baik, selalu menyembunyikan aib kita dan memberikan apa-apa yang kita butuhkan, bukan semata-mata yang kita inginkan. Dalam kasus kali ini, mungkin muhasabahlah jawaban yang tepat sebagai pengganti karma untuk melihat kondisi iman kita. Muhasabah diri dengan merendahkan dan melembutkan hati.

Sekedar berbagi, salah satu hal yang saya pahami berdasarkan pengalaman. Jika kita bisa menjaga dan memfilter dengan baik apa-apa yang akan masuk ke diri kita, insya ALLAH kita bisa mempertahankan kebaikan dan kebenaran dalam diri kita. Mengutip salah satu tausiah dari Ustad kondang di negeri ini, bahwa hidup itu bagaikan sebuah teko. Ketika teko tersebut diisi dengan kopi, maka  kopi pula yang akan keluar jika isi teko dituang. Jika hal-hal baik yang kita lihat, dengar, baca, dan berbagai hal yang masuk ke diri kita, maka hal-hal baik pula yang akan  keluar sebagai tindakan/perilaku kita.

Saya berharap bisa selalu istiqomah, baik itu dalam mengisi teko kehidupan, menjalankan ibadah, dan segala kebaikan dan kebenaran yang pernah ataupun akan saya dapatkan. Karena kedepannya siapa yang tahu selain DIA ? Maka pantaslah jika kita bersiap siaga agar tidak berakhir buruk. Begitupun bagi si muslimah, berharap engkau kembali menjadi peneguh langkah bagi saudara-saudaramu dan si Ustad Kecil, berharap engkau bisa selalu istiqomah hingga kelak menjadi Ustad Besar :) aamiin

Jika terdapat kesalahan atau kekhilafan dalam tulisan ini, saya mohon sahabat pembaca bisa berbesar hati memaafkan. Karena saya hanyalah manusia dengan kondisi yang tidak sempurna, tempat berteduhnya salah. Kesempurnaan hanyalah milik ALLAH.

Wallahu a’lam bishawab



Suatu Saat Nanti, Bersama...


Suatu saat nanti
entah itu besok, lusa, bahkan keesokannya lagi,
sy berharap
 kenangan hari ini, hari itu, kemarin
dan setiap kebaikan yang kita lewati bersama
tidak akan tertelan habis oleh satu kesalahan yg kita perbuat

 Jangan hanya karena 1 kesalahan, kita melupakan sejuta kebaikan dalam kotak kenangan
 Ingatlah hari ini,
maka kita akan tetap bersama dihari esok :)

aku mencintai kalian karena ALLAH :*


Cobaan


Cobaan berat itu apa sih ?

Saat dapat cobaan, terus rasanya ga sanggup nanggung gitu ??

Atau saat mencoba buat nulis, tp musik keras mengganggu konsentrasi ?

Atau malah, saat ingin berbuat baik tapi merasa berat dan ingin teriak karena berasa hanya diri sendiri yang menanggung sementara yang lain ongkang-ongkang kaki menikmati fasilitas yang sama ?

 

Mungkin semuanya :D

Ikhlas itu sulit ya ???

Mungkin benar saya belum ikhlas.

Tapi benar juga kalo saya hanya ingin menolong. Menolong semuanya.. do my bestlah.

Tapi gimanaa yaa.. Wong saya juga manusia, punya keterbatasan waktu dan tenaga.

Sementara semuanya butuh waktu dan tenaga yang saya punya.

 

Iblis memang luar biasa, menggoda dari atas, bawah, kiri, dan kanan.

Klo si Iblis ga sanggup, si Raja Iblis deh yang turun tangan.

Meskipun niat baik, tapi tetap adaaaaaaaaaa saja godaannya biar kebaikan itu rusak ato minimal lecetlah.

Sudah dengan tulus bantu-bantu orang sekitar, tapi begitu liat orang lain dengan peluang yang sama tidak melakukan apapun tapi dapat fasilitas yang sama, sukses deh si Iblis bikin lecet niat.

Padahal kadang otak yang mulai encer ngingetin klo ALLAH knows dan Maha Adil.

Tapi tetap saja kadang ingin teriak, "helllloooooooooooooooo, plis deh!!!"

hahahahaha :D

Mungkin karena sekarang lagi benar-benar belajar ga curcol (curhat colongan) sembarangan.

Jadinya dieeeem aja, simpan sendiri, keluarin lewat tulisan aja, hehe :D

 

okok, gitu aja ya.. ikutin kata hati, akal yang udah mikir yang benar.

Perbaiki niat deh tii. Kan mo nolongin orang. Ikhlas deh. Ga perlu liat orang lain yang ga peka.

Pintar-pintarlah milih cermin. ALLAH tahu kok, biar deh ALLAH yang nilai. Pasti ALLAH bantu.

Sekarang, prioritasin aja dulu mana yang harus dapat bantuan lebih dulu.

gitu dong :)

Semoga bisa melakukan kebaikan tanpa lecet, dan tak seorangpun yang lecet karena saya :)

 

Rabbi, bantu hamba untuk memperbarui niat. menjaga niat yang baik..

hamba hanya ingin, disisa waktu yang Engkau berikan, benar-benar hamba manfaatkan dengan baik.

Dan ketika hamba harus pergi, hanya kebaikan yang akan ada dalam kenangan mereka :)

Aneh-Ku :D


Rabu, 5 September 2012


It's me now, on Talise beach..

Salah satu tempat nongkrong masyarakat kota Palu.

alone, hahahaha :D

Mungkin memang agak aneh bagi sebagian orang, tapi menurutku terkadang hal seperti inilah yang kita butuhkan.

Memandangi gulungan ombak kecil, merasakan hembusan angin, menikmati gagahnya gunung, dan mentari yang bersembunyi di baliknya.

Yaaaaah, setidaknya dengan ini saya menyadari satu hal. Bahwa begitu banyak hal indah yang ALLAH berikan, namun sayang tidak bisa kita pelihara dengan baik. Seperti pantai ini, begitu banyak hal indah yang saya nikmati di sini namun sayang sampah di sekitar bibir pantai merusak pemandangan mata.

aaaaaaah, eottoke ?? What should I do ??

 

Ok, tinggalkan hal itu sejenak dan kembali ke alasan mengapa saya bisa berada di sini.

Sebenarnya karena lagi-lagi begitu banyak hal yang saya pikirkan hari ini dan saya takut kalau hal-hal itu hanya akan jadi hal yang akan saya lupakan esok hari. Mengapa tidak saya tulis ?? Tapi saya butuh sikon yang mendukung untuk menyulamnya dalam tulisan. dan inilah tempatnya :D

 

Saya merasa takut kehilangan apa yang sudah saya miliki sekarang. Meskipun saya sadar, itu bukanlah benar-benar milikku. Sebenarnya, lebih tepat jika disebut titipan. Tapi, saya takut saat esok hari saya tak lagi memilikinya dan rasa sesal menggerogoti, karena sadar bahwa saya tidak bisa memanfaatkan dengan benar dan menjaga dengan baik apa yang sudah saya miliki.

 

Bukan berarti tak pernah ada catatan kehilangan dalam hidupku, Justru karena itu malah. Saya sudah merasakannya beberapa kali sampai dengan proses menuju kehilangan itu, dan tubuhku tetap tak bergerak untuk mempertahankannya.

Entah apa yang harus saya lakukan.

Kadang sepertinya ingin tertawa terbahak-bahak, menertawakan diri sendiri maksudku. Aneh kan ya ??

 

baiklah, saya rasa cukup..

hampir magrib..

 

bye :)