Jumat, 26 Januari 2018

Semua anak adalah bintang | Aliran Rasa

Bismillaah..
Semua anak adalah bintang, dan orang tualah yang berperan membuatnya bersinar, terus bersinar atau bahkan meredup.

Umma belajar untuk lebih peka lagi dan berusaha untuk mengenali Ghaza apa adanya dirinya, sesuai fitrahnya. Umma terus meyakinkan diri dan mengingat bahwa setiap anak adalah unik dan limited edition, dengan begitu Umma bisa kuat menghadapi segala hal yang Umma temukan dari Ghaza yang berbeda dari anak lainnya. Alhamdulillah 'ala kulli haal...

Ilmu benar-benar membuka pikiran Umma terutama dalam mendidik Ghaza. Terima kasih Institut  Ibu Profesional.. Semoga menjadi amal jariyah ๐Ÿ’™๐Ÿ’š๐Ÿ’›๐Ÿ’œ

Senin, 22 Januari 2018

Parenting Class Perdana IP SULTENG

Alhamdulillah setelah mendapat ijin untuk membentuk komunitas Ibu Profesional Sulawesi Tengah (IP SULTENG) bulan desember tahun kemarin, hari ini adalah kegiatan perdana kami yaitu Parenting Class dengan tema "Inspirasi Parenting dari Al-Qur'an" yang di isi oleh Bunda Mayyadah seorang penulis dan praktisi homeschooling yang masih sangat muda dan ramah, Maasya Allah..

Layaknya hidup, tidak ada kegiatan yang tidak mendapat ujian haha. Satu persatu ujian datang, tetapi kami sudah sangat siap dengan segala ikhtiar kami sebagai panitia dan tinggal bertawakkal kepada Allah untuk kegiatan kami. Alhamdulillah, segalanya terbayar dengan melihat antusias peserta yang sampai hari H ada yang meminta untuk dibolehkan ikut sayangnya kuota kami sudah penuh. Juga wajah sumringan para peserta setelah kegiatan berlangsung dan mewanti-wanti kami untuk  menghubungi mereka lagi di kegiatan IP SULTENG selanjutnya. Maasya Allah.. Saya sangat bahagia melihat respon peserta dan optimis IP SULTENG bisa diterima dengan baik oleh para ibu dan calon ibu di kota Palu dan sekitarnya. Pesertanya beragam, mulai dari yang paling dekat yang rumahnya di belakang tempat kegiatan dan paling jauh harus menempuh sekitar kurang lebih 28 KM. Mulai dari Ibu Rumah Tangga sampai Kepala Sekolah bahkan dokter. Maasya Allah, tabarakallah..

Salah satu hal yang saya senangi dalam kegiatan tadi adalah para Ayah yang sibuk menemani anak-anak di luar dengan berbagai permainan dan buku-buku yang sudah tersedia di PAUD An-Nahl yang sekaligus rumah Bunda Fitri sebagai tempat kegiatan hari ini.

Sebagai panitia saya mendapat amanah yang membuat saya tidak bisa full menikmati suguhan materi dari Bunda Mayyadah, namun saya sempat mencatat beberapa poin yang sangat membekas bagi saya. Berikut saya bagi poin-poinnya yaa..

๐Ÿ’— Dalam menjalankan peran sebagai seorang istri dan ibu, penting untuk menjaga kualitas ruhiyah kita. Dengan mengerjakan sholat dan mengaji juga amalan-amalan wajib serta sunnah lainnya akan membantu kita untuk menjaga ketenangan jiwa dan pikiran bahkan sebagai amunisi jika sedang lelah-lelahnya. Seperti dalam QS Ali Imran : 160 berikut ini :

ุฅِู†ْ ูŠَู†ْุตُุฑْูƒُู…ُ ุงู„ู„َّู‡ُ ูَู„َุง ุบَุงู„ِุจَ ู„َูƒُู…ْ ูˆَุฅِู†ْ ูŠَุฎْุฐُู„ْูƒُู…ْ ูَู…َู†ْ ุฐَุง ุงู„َّุฐِูŠ ูŠَู†ْุตُุฑُูƒُู…ْ ู…ِู†ْ ุจَุนْุฏِู‡ِ ูˆَุนَู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ูَู„ْูŠَุชَูˆَูƒَّู„ِ ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ُูˆู†َ

Jika Allรขh menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allรขh membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allรขh sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allรขh saja orang-orang mu’min bertawakkal. Qs.3:160

Kita harus melibatkan Allah dalam segala hal, tentu saja termasuk dalam dunia parenting kita. Agar kita tidak tersesat karena selalu punya Allah sebagai penolong. Lelah akan berkurang dengan lillaah!!!

๐Ÿ’— Penting untuk mendidik anak sesuai dengan Al-qur'an dan sunnah agar anak kita bisa bersinergi untuk berjuang mengggapai surga Allah. Saat ada rasa jenuh dan malas, bunda Mayyadah mengingatkan untuk selalu mengingat perkataan Allah dalam QS Hud : 45-46 yang artinya :

Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya”. ● Allah berfirman: “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan”. (Q.S. Hud [11]: 45-46)

Kita harus senantiasa berikhtiar untuk mendidik anak-anak agar termasuk golongan orang-orang yang akan diselamatkan Allah. Jangan sampai kita tidak menjadi bersatu sebagai keluarga di akhirat kelak, na'udzubillahimindzalik..  Terus berjuang dan jangan berputus assa dari rahmat Allah.

๐Ÿ’— Selalu doakan anak-anak kita, seperti Nabi Ibrahim yang berdoa untuk anak dan keturunannya dalam QS Ibrahim : 40

ุฑَุจِّ ุงุฌْุนَู„ْู†ِูŠ ู…ُู‚ِูŠู…َ ุงู„ุตَّู„ุงุฉِ ูˆَู…ِู†ْ ุฐُุฑِّูŠَّุชِูŠ ุฑَุจَّู†َุง ูˆَุชَู‚َุจَّู„ْ ุฏُุนَุงุกِ

Ya Tuhanku, Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku. (QS Ibrahim : 40)

Dirikanlah sholat, bukan laksanakan. Karena sholat yang kita dirikan akan ada efeknya bagi kita seperti tidak berbuat keji, dll. Namun jika sekedar melaksanakan saja, tidak akan berefek bagi kita. Persiapkan ruhiyah kita!!! Dan jadikan doa sebagai kekuatan untuk menghadapi segala ujian dalam bentuk nimat ataupun cobaan dari Allah. Misalnya ketika suami bekerja di luar rumah, jangan hanya sibuk khawatir tetapi sibuklah berdoa.

๐Ÿ’— Cara mengontrol diri menghadi ujian rumah tangga :
1. Bangun komunikasi yang baik dengan suami. Siapkan waktu sebelum tidur bicara dari hati ke hati dengan suami, atau waktu-waktu tertentu yang pas yang tentu saja kita sebagai istri yang lebih tahu. Komunikasi dengan suami ini penting karena kalau sering diabaikan suami, anak bisa saja menjadi tempat pelampiasan kekesalan kita. Na'udzubillahimindzalik..
2. ‎Bangun kebiasaan baik dengan azzam yang kuat. Buat programnya dan lakukan rutin selama 30 hari. Jika gagal di hari ke 20, maka harus diulang lagi dari awal sampai lulus 30 hari. Misalnya program 30 hari tidak berteriak ke anak. Tipsnya yang pertama adalah jangan lupa bernapas ๐Ÿ˜„ Sebelum berencana teriak/melotot, ambil jeda untuk bernapas dulu. Dicontohkan bunda Mayyadah seperti kebiasaan beliau setelah ambil napas, masuk kamar, tutup pintu lalu menenangkan diri. Atau bisa dimulai dengan wudhu dulu. Setelah tenang, keluar dan jelaskan ke anak bahwa tadi bunda marah dan alasannya.
3. Harus punya Me Time, waktu untuk sendiri. Bekerja sama dgn suami.. Dalam seminggu minimal butuh 2 jam tanpa anak. Kita perlu mencharge diri jg buat segala aktivitas kita biar tdk Heng.

๐Ÿ’— Saat anak belajar, jangan buru-buru ditegur salahnya dulu. Nnt dia bingung duluan karena terlalu banyak kata jangan dari ibunya. Biarkan dia berekspresi dan berkreasi, akan ada saatnya kita beri penjelasan dan memperbaiki kesalahannya.

๐Ÿ’— Siapkan anak untuk.mandiri sejak dini dan beri dia ruang untuk areanya sendiri. Bunda Mayyadah memisahkan tempat tidurnya dengan anak-anak sejak mereka berusia 4 tahun.

๐Ÿ’— Gadget punya org tua. Bkn punya anak. Jd org tua berhak meminta ketika anak MEMINJAM. Tentu saja setelah lebih dulu menyepakati tentang batasan waktu penggunaan gadget dengan anak.

๐Ÿ’— "Biarkan anak membaur jgn melebur." (Anis Matta)
 Bekali anak sejak awal dan dampingi sampai akhir.

Alhamdulillah, itulah beberapa catatan kecil saya di parenting class hari ini. Maasya Allah, semoga sy dan bunda-bunda yg hadir tadi bisa mengamalkan setiap ilmu yang kami dapatkan hari ini. Aamiin..




Minggu, 21 Januari 2018

Semua anak adalah bintang | DAY 10

Bismillaah..
Hari ini adalah hari yang sangat menyenangkan, alhamdulillah. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama akhirnya Umma terlibat menjadi panitia kegiatan dan bersibuk-sibuk ria seharian. Yup, pagi tadi adalah kegiatan perdana Parenting Class Ibu Profesional Sulteng. Jauh-jauh hari Umma sudah berdiskusi dengan Abah untuk menolong menjaga Ghaza, teknisnya dan sounding ke Ghaza. Alhamdulillah Ghaza dan Abah bisa bekerjasama dengan baik.


Kami sengaja ke rumah mba di sekunder dulu karena dekat dari tempat kegiatan. Jadi Abah menjaga Ghaza di sana dan bisa dengan mudah ke tempat kegiatan jika Ghaza rewel. Umma sempat khawati saat Abah menelpon Ghaza mencari Umma padahal pembukaan belum dimulai, sementara Umma mendapat amanah membuka dan menyampaikan sedikit perkenalan tentang IIP. Abah pun datang bersama Ghaza, Ghaza nenen sebentar lalu bermain dengan Abah. Alhamdulillah karena tempat kegiatannya di PAUD, jadi banyak mainan dan buku. Ghaza juga sudah familiar dengan tematnya karena ini kali ke tiga Ghaza berkunjung ke PAUD ini, rumah Bunda Fitri. Setelah pembukaan selesai, ternyata Abah dan Ghaza sudah pulang kembali ke rumah mba di sekunder. Lalu ketika acara hampir selesai, Abah menelpon lagi dan mengatakan Ghaza sudah sangat mengantuk. Umma pun meminta ijin untuk bisa tetap di tempat kegiatan sampai sebagian peserta sudah pulang. Dan Abah mengijinkan dan membawa Ghaza kembali ke PAUD. Ghaza pun masuk bersama Umma di tempat materi berlangsung, Umma menyampaikan agar tenang dan tidak ribut. Ghaza anteng sambil makan kue buatan Bunda Anda, Ghaza sukaaa ๐Ÿ˜


Kegiatan pun selesai. Satu per satu Umma menyalami peserta yang hendak pulang ke rumah smabil menggendong Ghaza. Alhamdulillah Ghaza bisa diajak kerjasama meskipun sesekali protes sampai Umma susui dan Ghaza tidur dipelukan Umma. Aaaah anak Umma sayang.. Terima kasih bersedia menanti dan menemani Umma di kegiatan hari ini dengan tenang nak ๐Ÿ˜˜

Kami dijemput Abah ba'da dzuhur dan Ghaza sudah bangun sambil bermain dengan kakak Ifa dan Kakak Niza, juga beberapa kakak yang lagi menunggu jemputan Ayahnya. Kami ke sekunder, dan disana Ghaza main selayaknya di rumah. Main sendiri ataupun main dengan mas-masnya tanpa rewel. Umma bisa tenang sambil bantu-bantu untuk acara seserahan Mba Ima.

Alhamdulillah 'ala kulli haal. Sepertinya Umma tidak perlu khwatir lagi dalam hubungan Ghaza dengan teman sebaya ataupun diatasnya. Yang perlu Umma perhatika adalah menjaga Ghaza tetap nyaman dan mencegah hal-hal yang tidak dia sukai. Karena beberapa hari ini Umma lihat Ghaza bija berinteraksi dengan baik, mau berbagi jika diminta baik, mau bermain jika didekati perlahan-lahan. Umma hanya harus belajar lebih lagi tentang Ghaza, berusaha untuk tidak melukai hatinya dan membuatnya terus bersinar terang.

Semua anak adalah bintang | DAY 9

Bismillaah..
Qodarullah agenda kemarin padat sekali sampai Umma tidak bisa setor tugas di hari yang sama. Kemarin sejak pagi sampai siang kami di rumah dengan agenda seperti biasanya. Saat Umma sibuk di dapur, Ghaza bermain ditemani Dato Ayah (kakek) dan Abahnya. Akhirnya cangkang-cangkang telur yang Umma kumpulkan sebulan kemarin bisa Ghaza pakai bermain. Ghaza menggunakan palu dari kayu untuk memecahkan cangkang-cangkang telur tersebut untuk melatih koordinasi mata dan tangannya. Ghaza sempat gemes beberapa kali mengangkat palu tinggi-tinggi tapi meleset, tidak mengenai cangkang telur. Akhirnya Ghaza menekan-nekan cangkang telurnya menggunakan palu hahaha Jika Umma dapati seperti itu, Umma ingatkan Ghaza dan mengajarinya cara memukul cangkang telur dengan tepat.


Sorenya Umma dan Ghaza diantar Abah ke rumah Bunda Fitri untuk rapat final cek sekalian melakukan persiapan untuk kegiatan perdana Ibu Profesional Sulteng besok paginya. Alhamdulillah Ghaza cukup anteng bermain dengan kakak Ifa dan kakak Niza. Mau berbagi mainan kereta apinya ketika kakak Ifa meminjamnya. Tapi selang beberapa lama, Ghaza memintanya kembali dengan berkata,"tata, tain pliis (kaka, train please)". Maasya Allah.. Umma senang sekali kalau Ghaza bisa berinteraksi baik dan sopan dengan teman-temannya. Karena Umma selalu khwatir jika Ghaza keluar rumah seperti ini. Umma khwatir Ghaza yang lebih sering di rumah tidak mau bergaul dengan baik, atau meneriaki teman-temannya dengan ucapan "Nda mau" seperti biasanya klo lagi marah di rumah, atau memukul dan sikap tidak sopan lainnya. Maka Umma bersyukur sekali jika keluar seperti ini Ghaza bisa bergaul dengan baik dan sopan.

Suasana di rumah Bunda Fitri yang juga sebagai PAUD itu memang menyenangkan bagi Umma dan Ghaza. Ada banyak poster sayur dan buah, hewan, kendaraan, dan lain-lain. Belum lagi buku-buku dan berbagai mainan lainnya. Umma dan Ghaza pun betah berlama-lama. Saat Umma sholat magrib, Ghaza bersedia duduk tenang bersama kakak-kakaknya sambil dibacakan buku oleh Bunda Fitri. Biasanya jika keluar rumah seperti itu, Ghaza sama sekali tidak mau ditinggal Umma sebentar pun meski sekedar untuk sholat. Maasya Allah.. Itu juga tidak lepas dari kepiawaian Bunda Fitri yang mendekati Ghaza dengan lemah lembut, dan kakak-kakak yang selalu mengalah dengan Ghaza. Jazakunnallah khoir Bunda Fitri dan anak-anak ๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜

Dari rumah bunda fitri, kami ke Banua Qur'an untuk belajar tahsin sesuai jadwal seperti biasa. Disana, anak-anak santri biasanya langsung datang mengerumuni Ghaza dan melontarkan berbagai pertanyaan, ciuman, pelukan, dan lain-lain. Maklum, Ghaza satu-satunya laki-laki jika kami ke Banua Qur'an hehe. Sayangnya Ghaza tipe anak yang tidak suka dengan tindakan-tindakan agresif seperti itu, jadi dia akan langsung berteriak tidak mau, memukul dan melakukan berbagai penolakan lainnya. Ghazapun berteriak tidak mau danmendorong beberapa anak santri, maka Umma meminta maaf kepada mereka dan menjelaskan situasi Ghaza. Ini yang selalu Umma khawatirkan jika Ghaza bergaul dengan teman sebayanya. Kalau anak-anak santri, Insya Allah mereka mengerti. Alhamdulillah, saat ke tempat mengaji di lantai atas, ada seorang anak perempuan yang mendekati Ghaza yang sedang bermain kereta apinya. Pendekatan anak ini baik dan tidak agresif, Ghazapun bersedia meminjamkan mainannya dan mereka bermain bersama. Alhamdulillah, Umma bisa fokus belajar tahsin dengan tenang.

Ghaza, bintang kecil di keluarga kami yang cahayanya selalu menerangi hati kami. Penghibur di kala lelah. Pelipur lara di kala sedih. Pengingat betapa sayangnya Allah kepada kami. Maka Umma pun berusaha untuk menjaga Ghaza agar tetap percaya diri dan menjauhkannya dari segala hal yang tidak disukainya. Begitu pun dengan Abah yang selama ini Umma tahu selalu mengutamakan kenyamanan Ghaza jika hendak keluar rumah, memastikan tempatnya baik dan lain-lain. Semoga kami bisa terus belajar untuk menjaga bintang kecil kami agar terus bersinar terang sesuai fitrahnya. aamiin

Jumat, 19 Januari 2018

Semua anak adalah bintang | DAY 8

Bismillaah..

Kegiatan apa yang dilakukan bintang kecil di keluarga kami hari ini ?
Cahaya seperti apa yang ditunjukkannya hari ini ?
Dan apa yang dilakukan Umma dan Abah untuk membuatnya bersinar semakin terang ?
 
Masih suka mengawali cerita hari ini lewat tiga pertanyaan di atas, boleh kan yaa hehe

Hari ini Ghaza menemani Umma dan Abah keliling-keliling mempersiapkan rencana membuka usaha kecil-kecilan yang diniatkan menjadi besar, aamiin. Selain itu tadi juga sempat singgah gunting rambut Ghaza dan Abah mumpung jumat. Ghaza alhamdulillah seharian anteng di luar, tidak rewel dan banyak protes. Apalagi saat gunting rambut haha Padahal awalnya Umma sempat khawatir, tetapi berhasil diatasi karena gunting rambutnya sambil menonton eskavator di youtube. Meskipun beberapa kali menoleh karena penasaran dengan mesin cukurnya, alhamdulillah bisa selesai dengan dahi berkerut tanpa protes haha.

Malamnya Ghaza membuka buku Phoenix Based On Al-Qur'an yang baru sampai sore tadi. Ghaza senang sekali dapat buku baru ๐Ÿ˜ Langsung meminta Umma membacakannya berulang kali. Setelah itu sibuk bolak-balik tiap halaman bukunya dan memanggil Abah untuk membacakannya lagi.
 
 Cahaya Ghaza yang Umma ingin ceritakan hari ini adalah tentang ngeles-ngelesnya yang lucu dan bikin meleleh. Beberapa hari ini Ghaza suka memasukkan tangannya ke mulut, mungkin karena gusinya gatal kali yaa. Dan setiap Umma lihat, akan Umma tegur. Seperti tadi pagi saat memandikan Ghaza, Ghaza malah asik memasukkan tangannya ke mulut. Umma pun menegurnya dan Ghaza langsung ngeles dengan berkata, "Bass i tiitt (Brush a teeth)" sambil buru-buru menggosok jari telunjuknya ke gigi seri yang baru berjumlah 6 ๐Ÿ˜€ Umma pun menjelaskan bahwa untuk menyikat gigi itu pakai sikat gigi, bukan pakai jari telunjuk. Heran yah, anak usia setahun stengah sudah bisa ngeles hahaha Itu jawaban yang selalu Ghaza keluarkan jika di tegur saat memasukkan tangan ke mulutnya beberapa hari ini.

Selain itu, kalau lagi main sama Umma, kadang Ghaza tanpa sengaja refleks memukul atau mencubit Umma. Umma yang merasa sakit langsung menunjukkan ekspresi yang berbeda dari sebelumnya. Kalau sudah seperti itu, Ghaza akan langsung memanggil Umma dengan nada yang ramah, sambil senyum manis ๐Ÿ˜Š Umma pun luluuuuh.. Selesai! ๐Ÿ˜‚

Umma dan Abah berusaha melibatkan Ghaza dalam kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukannya. Menemaninya bermain dan membacakan buku untuknya. Satu ujian yang akhir-akhir ini Umma pikirkan. Kadang Umma dan Abah belum bisa langsung memenuhi panggilan Ghaza dalam sekali panggil. Umma sadar salah ๐Ÿ˜” Kadang Umma dan Abah lagi sibuk kerja atau melakukan sesuatu saat Ghaza memanggil, jadi tidak bisa langsung menjawabnya dengan senyman, tetapi malah menunda untuk menyelesaikan pekerjaan kemudian bergegas ke Ghaza. Dan Ghaza akan terus memanggil dengan nada yang semakin tinggi dan semakin tinggi. Maafkan Umma Ghaza nak, Umma belajar lagi yaa. Insya Allah hal ini akan jadi PR Umma seminggu ini!!!

Semua anak adalah bintang | DAY 7

Bismillaah...
Kegiatan apa yang dilakukan bintang kecil di keluarga kami hari ini ?
Cahaya seperti apa yang ditunjukkannya hari ini ?
Dan apa yang dilakukan Umma dan Abah untuk membuatnya bersinar semakin terang ?

Sepertinya tiga pertanyaan diatas tepat untuk membantu Umma melaksanakan tantangan di game level 7 kali ini. Maafkan Umma yang loadingnya agak lambat nak, harus membaca materi berulang-ulang kali biar paham hehe

๐Ÿ€ Ada banyak kegiatan yang Ghaza lakukan setiap harinya mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, dan tentu saja hanya kegiatan-kegiatan bermain besar yang Umma laporkan dalam tugas. Terutama kegiatan yang berhasil terekam kamera, takut kena kalimat "No pics, HOAX" nih hahaha (Mungkin ini salah satu penyebab banyaknya foto palsu/editan ๐Ÿ˜œ)
Padahal tidak seperti itu yaa, seorang Ibu tentu harus belajar dari mana saja dan kapan saja. Tidak harus menunggu permainan besar untuk melihat cahya terang si bintang keluarga. Lewat caranya mengambil hati Ummanya, lewat permintaannya untuk menyikat gigi setiap hari, lewat ngeles-ngelesnya yang sellau bikin Umma luluh, bisa kan ya. Aah, tantangan di kelas Bunda Sayang ini semakin lama sepertinya semakin melebar yaa. Memaksa Umma menemukan cahaya pada hal-hal kecil.

Kegiatan Ghaza hari ini diluar aktivitas rutinnya adalah berkenalan dengan mainan baru hadiah dari Iminya. Mainan ini Umma yang pilihkan, Umma yg order dengan uang dari Imi ๐Ÿ˜ Umma memilihkan mainan kereta dari kayu dengan macam-macam bentuk warna-warni diatasnya. Alhamdulillah paketnya tiba di rumah saat Imi berkunjung ke rumah hari ini. Ghaza senang, tentu saja. Akhir-akhir ini Ghaza memang lagi belajar tentang jenis-jenis kendaraan dan masih ditahap belajar menyebutkan jenisnya setelah lebih dulu mengetahui bunyinya. Wuuushh wawat untuk pesawat, tuuut tuuut train untuk kereta api, wiu wiu untuk ambulans, mobil polisi dan pemadam kebaran hahaha

Ghaza sangat senang bermain dengan kereta apinya, dia mulai sibuk main sendiri menjalankan keretanya naik turun tempat tidur, ke dinding, ke dapur, ruang tamu sampai balik lagi ke kamar. Ghaza juga suka menyibukkan diri menyusun kembali bentuk-bentuk lingkaran, segi panjang, segi tiga dan persegi yang ada di atas keretanya. Umma jadi punya banyak waktu untuk membuat stok cemilan dari Ubi. Sesekali Umma mendekatinya dan mengajarkan cara menyusun bentuk-bentuk pada Ghaza.

๐Ÿ€ Hal yang Umma anggap sebagai cahaya hari ini adalah Ghaza bisa asik main sendiri dengan mainannya. Mungkin bagi sebagian ibu itu adalah hal biasa, tapi tidak bagi ibu baru seperti saya. Bersama Ghaza 1x24 jam sejak dia bayi membuat Ghaza tidak bisa lepas dari Umma. Bahkan saat memasak di dapur pun, Ghaza akan memanggil-manggil Umma agar menemaninya di kamar. Bukan karena takut, tapi karena seringnya Ghaza bermain memang Umma temani, Ghaza menonton Umma temani, dan sebagian besar aktivitas Ghaza lainnya bersama Umma. Namun adakalanya suatu waktu Ghaza sibuk bermain sendiri dan tidak mau diganggu atau ditemani sekalipun. Umma bisa meluruskan badan atau buru-buru menyelesaikan PR. Bagi Umma, itu adalah salah satu cahayanya..

Selain itu cahaya hari ini adalah Ghaza mulai pelan-pelan mengerti makna terima kasih. Yaaah meskipun masih tetap harus diminta terlebih dahulu untuk mengucapkan terima kasih kepada Imi yang memberikan mainan, hehe Saat memandikan Ghaza, Umma memulai obrolan dengan menanyakan di mana kereta apinya, berwarna apa, siapa yang belikan, dan setelah itu Umma menjelaskan harus mengucapkan terima kasih kepada Imi. Kemudian saat mengganti bajunya, ada Abah yang sedang melihat IG Umma dan mendapati foto Ghaza naik becak, Ghaza yang meliatnya langsung berkata,"Caaak, mas, maaciih." Oooh, rupanya dia ingat setelah naik becak, Umma memintanya mengucapkan terima kasih pada mas becak. Hebat nak ๐Ÿ˜˜

๐Ÿ€ Yang Umma lakukan hari ini sama seperti hari-hari kemarin, "ADA" untuk Ghaza. Menemaninya dan membuatkan permainan buat Ghaza. Hari ini Umma sudah menyetor hasil tantangan dari rumbel crafting dan lagi-lagi Umma memilih membuatkan Ghaza mainan.

Hari ini Abah luar biasa perannya membersamai Ghaza. Umma senang melihat Ghaza tertawa lepas saat bermain dengan Abahnya. Apakah itu yang disebut berbinar ?
Kalau Umma perhatikan Ghaza memang lebih cepat akrab dengan laki-laki dibanding perempuan. Mungkin karena fitrahnya sebagai laki-laki yaa. Hari ini sepulang kantor Abah menemani Ghaza bermain bola kemudia bermain sembunyi-sembunyi dan bermain kereta api. Umma senang mendengar gelak tawa Ghaza dan tingkah Abah yang seringkali melucu saat menemani Ghaza bermain.

Alhamdulillah 'ala kulli haal..
Ada begitu banyak hal yang harus terus disyukuri bahkan ketika keadaan sempit sekalipun. Ada tawa renyah anak dan pelukan suami yang terus membersamai dalam melewati ujian-ujian hidup.













"Allah, meski masih banyak kata "mungkin" dalam kalimat-kalimatku, ijinkan hamba terus belajar dari amanah yang Kau berikan. Dan jadikanlah bintang di keluarga kami memiliki cahaya yang  bermanfaat bagi banyak orang dan dapat menerangi jalan kami menuju Surga-Mu." aamiin

Rabu, 17 Januari 2018

Semua anak adalah bintang | DAY 6

Bismillaah..
Mencari bintang yang berbinar di mata Ghaza ternyata tidak mudah ya. Meskipun di beberapa kegiatan Ghaza tampak senang, namun Umma belum menemukan mata yang benar-benar berbinar. Mungkin karena usia Ghaza yang masih sangat kecil yaa, dan Umma masih harus menstimulasi setiap perkembangannya terutama memberikan berbagai kegiatan yang lebih variatif lagi. Baiklah, Semangat Semangat!!!

Semalam Ghaza tidur lebih awal dan bangun subuh hari ini. Umma mengajak Ghaza jalan-jalan keliling kompleks rumah dan Ghaza meminta agar eskavatornya dibawa. Jadilah kami berjalan-jalan sambil Umma mengawasi Ghaza yang mendorong eskavator. Di tengah perjalan kami, ada beberapa binatang yang kami lewati seperti burung, ayam dan kucing. Jalan pagi memang sellau menyenangkan bagi kami, tapi sayang jarang didapat karena kerempongan pagi atau karena Ghaza yang begadang dimalam sebelumnya.




Siangnya Ghaza kelamaan tidur, dan Umma mengambil kesempatan untuk menyelesaikan tantangan membuat bunga dari rumbel crafting. Sorenya Umma, Ghaza dan Abah berbelanja ke pasar. Sebelum pulang, Ghaza berkata ke Umma,"Umma, nayik caakk", haha Ghaza ingin naik becak rupanya. Umma pun meminta Ghaza bertanya ke Abah, dan Abah mengiyakan. Maka naik becaklah Umma dan Ghaza sampai di ujung jalan pasar. Meski tidak begitu jauh, tapi alhamdulillah kami bisa memenuhi permintaan Ghaza untuk mencoba hal baru. Becak yang selama ini cuma Ghaza lihat lewat buku, alhamdulillah bisa dilihat langsung dan naik becak yeaaay. Alhamdulillaah 'ala kulli haal..

Selasa, 16 Januari 2018

Semua anak adalah bintang | DAY 5

Bismillaah..
Waaah, tantangannya baru di setor untuk hari ke 5 ๐Ÿ˜ฑ Umma benar-benar sibuk mengejar tugas susulan di dua kelas Tamyiz sekaligus. Maafkan Ghaza nak, kita harus rapel haha

Kegiatan kami kemarin tidak begitu banyak, seperti biasa kami bermain bersama dan belajar bersama. Tidak ada kegiatan besar di luar, tetapi kami sempat jalan-jalan sore naik motor bersama Abah. Membeli makanan di beberapa tempat, lalu pulang dan beristirahat di rumah.

Sebelum itu, Ghaza membongkar beberapa mainan di tempat mainannya dan menemukan kotak kardus pita yang Umma buatkan dulu. Ghaza pun mengambilnya dan Umma bantu memegangkan kotaknya lalu Ghaza sibuk menarik-narik pita sambil belajar konsep panjang dan pendek. Setelah itu, Ghaza juga menemukan boardbook mininya, lalu Umma menanyakan benda-benda dan hewan di buku sambil belajar kembali mengenal nama benda dan hewan. Sayangnya Ghaza belum benar-benar move on dari suara hewannya hehe Ada beberapa hewan yang sudah bisa Ghaza sebutkan namanya tanpa menirukan suaranya, namun ada juga yang belum. Ini videonya yaa..




Semua anak adalah bintang | DAY 4

Bismillaah..
Hari ke empat di tantangan kali ini, seperti biasa Umma hanya menyediakan waktu untuk bermain bersama Ghaza sambil melihat perkembangannya dan terutama memperhatikan jika matanya berbinar-binar. Ini kegiatan kami beberapa hari lalu pada tanggal 14 januari, Umma dan Ghaza bermain dengan cat air. Sebenarnya Umma ingin membuatkan cat dari bahan-bahan di dapur, sayangnya setelah kertas selesai Umma tempel di dinding, Umma baru menengok ke dapur dan ternyata bahan utamanya tidak ada. Jadi Umma menggunakan cat air yang sebelumnya pernah dipakai Ghaza.


Mewarnai kali ini kurang menyenangkan bagi Ghaza, Ghaza seperti kurang tertarik. Mungkin karena kuasnya tidak ada, tertinggal di rumah Imi, jadi Umma menggantinya dengan spons. Bukannya baik, justru spons malah menyerap cat lebih cepat dan catnya menjadi cepat kering. Alhasil, Ghaza tidak begitu tertarik. Umma tidak kehabisan akal, hehe. Umma mengambil mobil-mobilan Ghaza dan meminta Ghaza untuk mewarnainya menggunakan cotton bud. Ghaza mewarnai mobil-mobilannya, mulai dari ban sampai badan mobil semua diwarnai. Setelahnya, Umma menemani Ghaza bermain mobil-mobilan di kompleks depan rumah bersama beberapa anak tetangga yang beberapa tahun lebih tua dibanding Ghaza. Saat salah seorang tertarik dan mengambil mobil-mobilannya, Umma sempat terkejut dengan perkataan Ghaza,"kaka, no no. please.." sambil mengarhkan tangannya meminta kembali mainannya. Aaah, anak Umma sayang ๐Ÿ˜ Entahlah bagi orang lain, tetapi bagi saya, kalimat dan sikap Ghaza saat meminta kembali mainannya sangat menyentuh. Saya paham bahwa ini adalah masa egosentris Ghaza dan dia berhak untuk segala hal yang dimilikinya. Saya bangga saat Ghaza bisa meminta dengan baik mainannya tanpa menggunakan kekerasan atau perilaku tidak sopan lainnya. Alhamdulillah..

Malamnya, Umma sibuk mengerjakan tugas Tamyiz yang tertinggal selama menjaga nenek. Dan Ghaza sibuk bermain sendiri sambil sesekali Umma perhatikan dan mengambil gambarnya. Ghaza sibuk dengan mainan Memory Games yg Umma buatkan dan eskavator yang nenek belikan. Sambil bermain, Ghaza berceloteh dengan beberapa kosakata yang Umma tidak pahami haha. Iya, saat ini kosakata Ghaza bertambah dengan beberapa kata yang bunyinya sama. Umma harus bersama Ghaza 1x24 jam untuk memahami maksud dari kata-katanya yang belum jelas itu haha

Semangat Umma ๐Ÿ’ช๐Ÿ’ช๐Ÿ’ช๐Ÿ’“

Sabtu, 13 Januari 2018

Semua anak adalah bintang | DAY 3

Bismillaah..
Lanjut setoran tugas untuk kegiatan kami kemarin di hari jumat tanggal 12 januari yaa. Ada beberapa mainan yang kami mainkan bersama Ghaza, dan yang paling seru adalah bermain bola bersama kakak-kakak di lapangan ๐Ÿ˜ Awalnya Ghaza dan Umma jalan-jalan sore sampai ke lapangan dan melihat ada kakak-kakak yang sedang main bola. Ghaza senang melihatnya dan beberapa kali berteriak "goool" meski bola belum masuk ke gawang haha. Umma pun mengajak Ghaza untuk pulang mengambil bola di rumah dan balik lagi bermain di lapangan.

Alhamdulillah beberapa orang kakak di lapangan bersedia menemani Ghaza bermain meskipun sesekali harus pergi mengejar bola lain. Ghaza belajar menendang bola, melempar bola dan berinteraksi dengan kakak-kakak. Beberapa kali Ghaza jatuh saat berusaha menendang bola, tetapi Ghaza tidak menangis dan selalu berkata "tidak apa-apa" setiap kali jatuh. "Tidak apa-apa" ini memang selalu menjadi kata yang ampuh bagi Ghaza yang selalu digunakan di situasi tidak mengenakkan seperti itu. Saat di shampo misalnya, Ghaza tidak suka diguyur air karena matanya akan terasa pedih dan susah bernapas, tetapi setiap habis diguyur, ghaza akan berkata "tidak apa-apa" dan mengijinkan Umma mengguyur air lagi dari kepalanya haha Ghaza ๐Ÿ˜˜

Saat berisitirahat setelah bermain bola, Umma mengajak Ghaza melihat rumput putri malu yang ada disekitar lapangan. Ghaza senang dan tampak takjub melihat rumput yang segera menutup daunnya ketika disentuh. Setelah berhasil menyentuh semua rumput putri malu, kami pun pulang ke rumah.


Semua anak adalah bintang | DAY 2

Bismillah..
Ini kegiatan kami di hari Kamis, 11 Januari kemarin yang baru bisa Umma laporkan hari ini untuk tantangan di game level 7 kali ini. Umma memperbaiki papan flanel yang beberapa kali lepas karena lemnya yang sepertinya tidak cocok untuk flanel dan hanya cocok untuk dinding. Alhamdulillah setelah Umma lapisi lagi dengan lem tembak, papan flanel melekat dengan baik tanpa jatuh lagi.

Umma mengajak Ghaza untuk bermain menempelkan beberapa bentuk ke papan flanelnya. Ada bentuk segitiga, segiempat dan lingkaran yang berwarna biru, merah dan kuning. Untuk ketiga warnanya alhamdulillah Ghaza sudah bisa membedakannya dan masih menjadi PR Umma untuk mengenalkan bentuknya pada Ghaza. Selain belajar bentuk, kami juga belajar membedakan besar dan kecil. Nah ini Ghaza ketika mengurutkan bentuk dari yang besar ke yang kecil.

Ghaza suka bagian menempelkan flanelnya, Ghaza akan berkata "pas" saat berhasil menempelkannya. Sayangnya tidak bisa lama karena Ghaza bosan setelah beberapa kali berhasil menempelkan bentuk dan mengurutkannya berdasarkan ukuran. Nanti kita coba mainan lainnya yaa Ghaza nak ๐Ÿ˜๐Ÿ˜˜

Semua anak adalah bintang | DAY 1

Bismillaah..
Tantangan pertama untuk bulan ini sudah dimulai sejak 5 januari lalu, sayangnya Ghaza dan Umma tidak bisa mengikutinya dari awal. Ghaza dan Umma harus menjaga dan merawat nenek setelah nenek operasi mata, dan selama beberapa minggu menginap di rumah nenek dengan keterbatasan peralatan Umma untuk menyetor tugas. Tetapi Ghaza tetap berkegiatan dan bermain bersama Umma sebisa mungkin.

Alhamdulillah Ghaza sudah di rumah lagi dan bisa melakukan aktivitas seperti biasanya. Ini kegiatan Ghaza di hari Rabu, 10 januari kemarin. Umma masih sibuk berbenah dan mengerjakan beberapa tugas yang tertunda, jadi baru bisa melaporkannya di hari ini.






Itu Eskavator hadiah dari nenek buat Ghaza. Ghaza sangat senang dan selalu bermain bersama eskavatornya. Awal-awal bahkan makan, tidur, harus bersama eskavatornya haha. Tidak seperti anak lainnya, Ghaza lebih senang memainkan eskavator tanpa menaikinya. Ada-ada saja yang dilakukannya, di dorong, di putar-putar, dan seperti gambar diatas, Ghaza mengambil lem tempak Umma lalu mempatkannya sebagai dongkrak agar Ghaza bisa leluasa memutar-mutar ban eskavatornya hahaha

Untuk permainan yang lainpun Ghaza juga seperti itu, ini malamnya kami mengajak Ghaza bermain di mall dan Ghaza hanya sibuk mendorong mobil di seluncurannya, menempatkannya kembali di seluncuran, mendorong, dan begitu seterusnya. Umma tawarkan untuk naik, Ghaza menolak. Begitu juga dengan mobil-mobilan, Ghaza tetap menolak naik, dia lebih senang mengisi mobil dengan beberapa balok dan kubus sampai penuh lalu mendorongnya ke sana kemari. Umma juga ingin Ghaza seperti anak-anak lainnya yang akan sibuk mencoba semua mainan yang ada, setelah satu akan menggantinya dengan permainan lainnya, begitu seterusnya hingga semua mainan dicoba. Tetapi Umma ingat "Meninggikan gunung, buka meratakan lembah", maka Umma pun bersabar dengan tidak meminta Ghaza harus seperti anak-anak lainnya. Meskipun begitu sesekali Umma mencoba menawarkan permainan lain, mengetes apa Ghaza mau, ternyata Ghaza tetap menolak. berjam-jam di arena bermain, Ghaza hanya sibuk dengan 2 mainan, dengan tetap mendorong-dorong mobil hehe.

Saat ini mungkin Umma belum tahu akan ke arah mana hobby Ghaza yang satu ini. Tetapi Umma akan berusaha untuk tidak memaksa Ghaza melakukan sesuatu yang Ghaza tidak senangi, sambil terus bereksplorasi dengan berbagai kegiatan lainnya.

Semua anak adalah bintang | Aliran Rasa

Bismillaah..
Semua anak adalah bintang, dan orang tualah yang berperan membuatnya bersinar, terus bersinar atau bahkan meredup.

Umma belajar untuk lebih peka lagi dan berusaha untuk mengenali Ghaza apa adanya dirinya, sesuai fitrahnya. Umma terus meyakinkan diri dan mengingat bahwa setiap anak adalah unik dan limited edition, dengan begitu Umma bisa kuat menghadapi segala hal yang Umma temukan dari Ghaza yang berbeda dari anak lainnya. Alhamdulillah 'ala kulli haal...

Ilmu benar-benar membuka pikiran Umma terutama dalam mendidik Ghaza. Terima kasih Institut  Ibu Profesional.. Semoga menjadi amal jariyah ๐Ÿ’™๐Ÿ’š๐Ÿ’›๐Ÿ’œ

Parenting Class Perdana IP SULTENG

Alhamdulillah setelah mendapat ijin untuk membentuk komunitas Ibu Profesional Sulawesi Tengah (IP SULTENG) bulan desember tahun kemarin, hari ini adalah kegiatan perdana kami yaitu Parenting Class dengan tema "Inspirasi Parenting dari Al-Qur'an" yang di isi oleh Bunda Mayyadah seorang penulis dan praktisi homeschooling yang masih sangat muda dan ramah, Maasya Allah..

Layaknya hidup, tidak ada kegiatan yang tidak mendapat ujian haha. Satu persatu ujian datang, tetapi kami sudah sangat siap dengan segala ikhtiar kami sebagai panitia dan tinggal bertawakkal kepada Allah untuk kegiatan kami. Alhamdulillah, segalanya terbayar dengan melihat antusias peserta yang sampai hari H ada yang meminta untuk dibolehkan ikut sayangnya kuota kami sudah penuh. Juga wajah sumringan para peserta setelah kegiatan berlangsung dan mewanti-wanti kami untuk  menghubungi mereka lagi di kegiatan IP SULTENG selanjutnya. Maasya Allah.. Saya sangat bahagia melihat respon peserta dan optimis IP SULTENG bisa diterima dengan baik oleh para ibu dan calon ibu di kota Palu dan sekitarnya. Pesertanya beragam, mulai dari yang paling dekat yang rumahnya di belakang tempat kegiatan dan paling jauh harus menempuh sekitar kurang lebih 28 KM. Mulai dari Ibu Rumah Tangga sampai Kepala Sekolah bahkan dokter. Maasya Allah, tabarakallah..

Salah satu hal yang saya senangi dalam kegiatan tadi adalah para Ayah yang sibuk menemani anak-anak di luar dengan berbagai permainan dan buku-buku yang sudah tersedia di PAUD An-Nahl yang sekaligus rumah Bunda Fitri sebagai tempat kegiatan hari ini.

Sebagai panitia saya mendapat amanah yang membuat saya tidak bisa full menikmati suguhan materi dari Bunda Mayyadah, namun saya sempat mencatat beberapa poin yang sangat membekas bagi saya. Berikut saya bagi poin-poinnya yaa..

๐Ÿ’— Dalam menjalankan peran sebagai seorang istri dan ibu, penting untuk menjaga kualitas ruhiyah kita. Dengan mengerjakan sholat dan mengaji juga amalan-amalan wajib serta sunnah lainnya akan membantu kita untuk menjaga ketenangan jiwa dan pikiran bahkan sebagai amunisi jika sedang lelah-lelahnya. Seperti dalam QS Ali Imran : 160 berikut ini :

ุฅِู†ْ ูŠَู†ْุตُุฑْูƒُู…ُ ุงู„ู„َّู‡ُ ูَู„َุง ุบَุงู„ِุจَ ู„َูƒُู…ْ ูˆَุฅِู†ْ ูŠَุฎْุฐُู„ْูƒُู…ْ ูَู…َู†ْ ุฐَุง ุงู„َّุฐِูŠ ูŠَู†ْุตُุฑُูƒُู…ْ ู…ِู†ْ ุจَุนْุฏِู‡ِ ูˆَุนَู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ูَู„ْูŠَุชَูˆَูƒَّู„ِ ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ُูˆู†َ

Jika Allรขh menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allรขh membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allรขh sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allรขh saja orang-orang mu’min bertawakkal. Qs.3:160

Kita harus melibatkan Allah dalam segala hal, tentu saja termasuk dalam dunia parenting kita. Agar kita tidak tersesat karena selalu punya Allah sebagai penolong. Lelah akan berkurang dengan lillaah!!!

๐Ÿ’— Penting untuk mendidik anak sesuai dengan Al-qur'an dan sunnah agar anak kita bisa bersinergi untuk berjuang mengggapai surga Allah. Saat ada rasa jenuh dan malas, bunda Mayyadah mengingatkan untuk selalu mengingat perkataan Allah dalam QS Hud : 45-46 yang artinya :

Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: “Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya”. ● Allah berfirman: “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat)nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan”. (Q.S. Hud [11]: 45-46)

Kita harus senantiasa berikhtiar untuk mendidik anak-anak agar termasuk golongan orang-orang yang akan diselamatkan Allah. Jangan sampai kita tidak menjadi bersatu sebagai keluarga di akhirat kelak, na'udzubillahimindzalik..  Terus berjuang dan jangan berputus assa dari rahmat Allah.

๐Ÿ’— Selalu doakan anak-anak kita, seperti Nabi Ibrahim yang berdoa untuk anak dan keturunannya dalam QS Ibrahim : 40

ุฑَุจِّ ุงุฌْุนَู„ْู†ِูŠ ู…ُู‚ِูŠู…َ ุงู„ุตَّู„ุงุฉِ ูˆَู…ِู†ْ ุฐُุฑِّูŠَّุชِูŠ ุฑَุจَّู†َุง ูˆَุชَู‚َุจَّู„ْ ุฏُุนَุงุกِ

Ya Tuhanku, Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku. (QS Ibrahim : 40)

Dirikanlah sholat, bukan laksanakan. Karena sholat yang kita dirikan akan ada efeknya bagi kita seperti tidak berbuat keji, dll. Namun jika sekedar melaksanakan saja, tidak akan berefek bagi kita. Persiapkan ruhiyah kita!!! Dan jadikan doa sebagai kekuatan untuk menghadapi segala ujian dalam bentuk nimat ataupun cobaan dari Allah. Misalnya ketika suami bekerja di luar rumah, jangan hanya sibuk khawatir tetapi sibuklah berdoa.

๐Ÿ’— Cara mengontrol diri menghadi ujian rumah tangga :
1. Bangun komunikasi yang baik dengan suami. Siapkan waktu sebelum tidur bicara dari hati ke hati dengan suami, atau waktu-waktu tertentu yang pas yang tentu saja kita sebagai istri yang lebih tahu. Komunikasi dengan suami ini penting karena kalau sering diabaikan suami, anak bisa saja menjadi tempat pelampiasan kekesalan kita. Na'udzubillahimindzalik..
2. ‎Bangun kebiasaan baik dengan azzam yang kuat. Buat programnya dan lakukan rutin selama 30 hari. Jika gagal di hari ke 20, maka harus diulang lagi dari awal sampai lulus 30 hari. Misalnya program 30 hari tidak berteriak ke anak. Tipsnya yang pertama adalah jangan lupa bernapas ๐Ÿ˜„ Sebelum berencana teriak/melotot, ambil jeda untuk bernapas dulu. Dicontohkan bunda Mayyadah seperti kebiasaan beliau setelah ambil napas, masuk kamar, tutup pintu lalu menenangkan diri. Atau bisa dimulai dengan wudhu dulu. Setelah tenang, keluar dan jelaskan ke anak bahwa tadi bunda marah dan alasannya.
3. Harus punya Me Time, waktu untuk sendiri. Bekerja sama dgn suami.. Dalam seminggu minimal butuh 2 jam tanpa anak. Kita perlu mencharge diri jg buat segala aktivitas kita biar tdk Heng.

๐Ÿ’— Saat anak belajar, jangan buru-buru ditegur salahnya dulu. Nnt dia bingung duluan karena terlalu banyak kata jangan dari ibunya. Biarkan dia berekspresi dan berkreasi, akan ada saatnya kita beri penjelasan dan memperbaiki kesalahannya.

๐Ÿ’— Siapkan anak untuk.mandiri sejak dini dan beri dia ruang untuk areanya sendiri. Bunda Mayyadah memisahkan tempat tidurnya dengan anak-anak sejak mereka berusia 4 tahun.

๐Ÿ’— Gadget punya org tua. Bkn punya anak. Jd org tua berhak meminta ketika anak MEMINJAM. Tentu saja setelah lebih dulu menyepakati tentang batasan waktu penggunaan gadget dengan anak.

๐Ÿ’— "Biarkan anak membaur jgn melebur." (Anis Matta)
 Bekali anak sejak awal dan dampingi sampai akhir.

Alhamdulillah, itulah beberapa catatan kecil saya di parenting class hari ini. Maasya Allah, semoga sy dan bunda-bunda yg hadir tadi bisa mengamalkan setiap ilmu yang kami dapatkan hari ini. Aamiin..




Semua anak adalah bintang | DAY 10

Bismillaah..
Hari ini adalah hari yang sangat menyenangkan, alhamdulillah. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama akhirnya Umma terlibat menjadi panitia kegiatan dan bersibuk-sibuk ria seharian. Yup, pagi tadi adalah kegiatan perdana Parenting Class Ibu Profesional Sulteng. Jauh-jauh hari Umma sudah berdiskusi dengan Abah untuk menolong menjaga Ghaza, teknisnya dan sounding ke Ghaza. Alhamdulillah Ghaza dan Abah bisa bekerjasama dengan baik.


Kami sengaja ke rumah mba di sekunder dulu karena dekat dari tempat kegiatan. Jadi Abah menjaga Ghaza di sana dan bisa dengan mudah ke tempat kegiatan jika Ghaza rewel. Umma sempat khawati saat Abah menelpon Ghaza mencari Umma padahal pembukaan belum dimulai, sementara Umma mendapat amanah membuka dan menyampaikan sedikit perkenalan tentang IIP. Abah pun datang bersama Ghaza, Ghaza nenen sebentar lalu bermain dengan Abah. Alhamdulillah karena tempat kegiatannya di PAUD, jadi banyak mainan dan buku. Ghaza juga sudah familiar dengan tematnya karena ini kali ke tiga Ghaza berkunjung ke PAUD ini, rumah Bunda Fitri. Setelah pembukaan selesai, ternyata Abah dan Ghaza sudah pulang kembali ke rumah mba di sekunder. Lalu ketika acara hampir selesai, Abah menelpon lagi dan mengatakan Ghaza sudah sangat mengantuk. Umma pun meminta ijin untuk bisa tetap di tempat kegiatan sampai sebagian peserta sudah pulang. Dan Abah mengijinkan dan membawa Ghaza kembali ke PAUD. Ghaza pun masuk bersama Umma di tempat materi berlangsung, Umma menyampaikan agar tenang dan tidak ribut. Ghaza anteng sambil makan kue buatan Bunda Anda, Ghaza sukaaa ๐Ÿ˜


Kegiatan pun selesai. Satu per satu Umma menyalami peserta yang hendak pulang ke rumah smabil menggendong Ghaza. Alhamdulillah Ghaza bisa diajak kerjasama meskipun sesekali protes sampai Umma susui dan Ghaza tidur dipelukan Umma. Aaaah anak Umma sayang.. Terima kasih bersedia menanti dan menemani Umma di kegiatan hari ini dengan tenang nak ๐Ÿ˜˜

Kami dijemput Abah ba'da dzuhur dan Ghaza sudah bangun sambil bermain dengan kakak Ifa dan Kakak Niza, juga beberapa kakak yang lagi menunggu jemputan Ayahnya. Kami ke sekunder, dan disana Ghaza main selayaknya di rumah. Main sendiri ataupun main dengan mas-masnya tanpa rewel. Umma bisa tenang sambil bantu-bantu untuk acara seserahan Mba Ima.

Alhamdulillah 'ala kulli haal. Sepertinya Umma tidak perlu khwatir lagi dalam hubungan Ghaza dengan teman sebaya ataupun diatasnya. Yang perlu Umma perhatika adalah menjaga Ghaza tetap nyaman dan mencegah hal-hal yang tidak dia sukai. Karena beberapa hari ini Umma lihat Ghaza bija berinteraksi dengan baik, mau berbagi jika diminta baik, mau bermain jika didekati perlahan-lahan. Umma hanya harus belajar lebih lagi tentang Ghaza, berusaha untuk tidak melukai hatinya dan membuatnya terus bersinar terang.

Semua anak adalah bintang | DAY 9

Bismillaah..
Qodarullah agenda kemarin padat sekali sampai Umma tidak bisa setor tugas di hari yang sama. Kemarin sejak pagi sampai siang kami di rumah dengan agenda seperti biasanya. Saat Umma sibuk di dapur, Ghaza bermain ditemani Dato Ayah (kakek) dan Abahnya. Akhirnya cangkang-cangkang telur yang Umma kumpulkan sebulan kemarin bisa Ghaza pakai bermain. Ghaza menggunakan palu dari kayu untuk memecahkan cangkang-cangkang telur tersebut untuk melatih koordinasi mata dan tangannya. Ghaza sempat gemes beberapa kali mengangkat palu tinggi-tinggi tapi meleset, tidak mengenai cangkang telur. Akhirnya Ghaza menekan-nekan cangkang telurnya menggunakan palu hahaha Jika Umma dapati seperti itu, Umma ingatkan Ghaza dan mengajarinya cara memukul cangkang telur dengan tepat.


Sorenya Umma dan Ghaza diantar Abah ke rumah Bunda Fitri untuk rapat final cek sekalian melakukan persiapan untuk kegiatan perdana Ibu Profesional Sulteng besok paginya. Alhamdulillah Ghaza cukup anteng bermain dengan kakak Ifa dan kakak Niza. Mau berbagi mainan kereta apinya ketika kakak Ifa meminjamnya. Tapi selang beberapa lama, Ghaza memintanya kembali dengan berkata,"tata, tain pliis (kaka, train please)". Maasya Allah.. Umma senang sekali kalau Ghaza bisa berinteraksi baik dan sopan dengan teman-temannya. Karena Umma selalu khwatir jika Ghaza keluar rumah seperti ini. Umma khwatir Ghaza yang lebih sering di rumah tidak mau bergaul dengan baik, atau meneriaki teman-temannya dengan ucapan "Nda mau" seperti biasanya klo lagi marah di rumah, atau memukul dan sikap tidak sopan lainnya. Maka Umma bersyukur sekali jika keluar seperti ini Ghaza bisa bergaul dengan baik dan sopan.

Suasana di rumah Bunda Fitri yang juga sebagai PAUD itu memang menyenangkan bagi Umma dan Ghaza. Ada banyak poster sayur dan buah, hewan, kendaraan, dan lain-lain. Belum lagi buku-buku dan berbagai mainan lainnya. Umma dan Ghaza pun betah berlama-lama. Saat Umma sholat magrib, Ghaza bersedia duduk tenang bersama kakak-kakaknya sambil dibacakan buku oleh Bunda Fitri. Biasanya jika keluar rumah seperti itu, Ghaza sama sekali tidak mau ditinggal Umma sebentar pun meski sekedar untuk sholat. Maasya Allah.. Itu juga tidak lepas dari kepiawaian Bunda Fitri yang mendekati Ghaza dengan lemah lembut, dan kakak-kakak yang selalu mengalah dengan Ghaza. Jazakunnallah khoir Bunda Fitri dan anak-anak ๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜

Dari rumah bunda fitri, kami ke Banua Qur'an untuk belajar tahsin sesuai jadwal seperti biasa. Disana, anak-anak santri biasanya langsung datang mengerumuni Ghaza dan melontarkan berbagai pertanyaan, ciuman, pelukan, dan lain-lain. Maklum, Ghaza satu-satunya laki-laki jika kami ke Banua Qur'an hehe. Sayangnya Ghaza tipe anak yang tidak suka dengan tindakan-tindakan agresif seperti itu, jadi dia akan langsung berteriak tidak mau, memukul dan melakukan berbagai penolakan lainnya. Ghazapun berteriak tidak mau danmendorong beberapa anak santri, maka Umma meminta maaf kepada mereka dan menjelaskan situasi Ghaza. Ini yang selalu Umma khawatirkan jika Ghaza bergaul dengan teman sebayanya. Kalau anak-anak santri, Insya Allah mereka mengerti. Alhamdulillah, saat ke tempat mengaji di lantai atas, ada seorang anak perempuan yang mendekati Ghaza yang sedang bermain kereta apinya. Pendekatan anak ini baik dan tidak agresif, Ghazapun bersedia meminjamkan mainannya dan mereka bermain bersama. Alhamdulillah, Umma bisa fokus belajar tahsin dengan tenang.

Ghaza, bintang kecil di keluarga kami yang cahayanya selalu menerangi hati kami. Penghibur di kala lelah. Pelipur lara di kala sedih. Pengingat betapa sayangnya Allah kepada kami. Maka Umma pun berusaha untuk menjaga Ghaza agar tetap percaya diri dan menjauhkannya dari segala hal yang tidak disukainya. Begitu pun dengan Abah yang selama ini Umma tahu selalu mengutamakan kenyamanan Ghaza jika hendak keluar rumah, memastikan tempatnya baik dan lain-lain. Semoga kami bisa terus belajar untuk menjaga bintang kecil kami agar terus bersinar terang sesuai fitrahnya. aamiin

Semua anak adalah bintang | DAY 8

Bismillaah..

Kegiatan apa yang dilakukan bintang kecil di keluarga kami hari ini ?
Cahaya seperti apa yang ditunjukkannya hari ini ?
Dan apa yang dilakukan Umma dan Abah untuk membuatnya bersinar semakin terang ?
 
Masih suka mengawali cerita hari ini lewat tiga pertanyaan di atas, boleh kan yaa hehe

Hari ini Ghaza menemani Umma dan Abah keliling-keliling mempersiapkan rencana membuka usaha kecil-kecilan yang diniatkan menjadi besar, aamiin. Selain itu tadi juga sempat singgah gunting rambut Ghaza dan Abah mumpung jumat. Ghaza alhamdulillah seharian anteng di luar, tidak rewel dan banyak protes. Apalagi saat gunting rambut haha Padahal awalnya Umma sempat khawatir, tetapi berhasil diatasi karena gunting rambutnya sambil menonton eskavator di youtube. Meskipun beberapa kali menoleh karena penasaran dengan mesin cukurnya, alhamdulillah bisa selesai dengan dahi berkerut tanpa protes haha.

Malamnya Ghaza membuka buku Phoenix Based On Al-Qur'an yang baru sampai sore tadi. Ghaza senang sekali dapat buku baru ๐Ÿ˜ Langsung meminta Umma membacakannya berulang kali. Setelah itu sibuk bolak-balik tiap halaman bukunya dan memanggil Abah untuk membacakannya lagi.
 
 Cahaya Ghaza yang Umma ingin ceritakan hari ini adalah tentang ngeles-ngelesnya yang lucu dan bikin meleleh. Beberapa hari ini Ghaza suka memasukkan tangannya ke mulut, mungkin karena gusinya gatal kali yaa. Dan setiap Umma lihat, akan Umma tegur. Seperti tadi pagi saat memandikan Ghaza, Ghaza malah asik memasukkan tangannya ke mulut. Umma pun menegurnya dan Ghaza langsung ngeles dengan berkata, "Bass i tiitt (Brush a teeth)" sambil buru-buru menggosok jari telunjuknya ke gigi seri yang baru berjumlah 6 ๐Ÿ˜€ Umma pun menjelaskan bahwa untuk menyikat gigi itu pakai sikat gigi, bukan pakai jari telunjuk. Heran yah, anak usia setahun stengah sudah bisa ngeles hahaha Itu jawaban yang selalu Ghaza keluarkan jika di tegur saat memasukkan tangan ke mulutnya beberapa hari ini.

Selain itu, kalau lagi main sama Umma, kadang Ghaza tanpa sengaja refleks memukul atau mencubit Umma. Umma yang merasa sakit langsung menunjukkan ekspresi yang berbeda dari sebelumnya. Kalau sudah seperti itu, Ghaza akan langsung memanggil Umma dengan nada yang ramah, sambil senyum manis ๐Ÿ˜Š Umma pun luluuuuh.. Selesai! ๐Ÿ˜‚

Umma dan Abah berusaha melibatkan Ghaza dalam kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukannya. Menemaninya bermain dan membacakan buku untuknya. Satu ujian yang akhir-akhir ini Umma pikirkan. Kadang Umma dan Abah belum bisa langsung memenuhi panggilan Ghaza dalam sekali panggil. Umma sadar salah ๐Ÿ˜” Kadang Umma dan Abah lagi sibuk kerja atau melakukan sesuatu saat Ghaza memanggil, jadi tidak bisa langsung menjawabnya dengan senyman, tetapi malah menunda untuk menyelesaikan pekerjaan kemudian bergegas ke Ghaza. Dan Ghaza akan terus memanggil dengan nada yang semakin tinggi dan semakin tinggi. Maafkan Umma Ghaza nak, Umma belajar lagi yaa. Insya Allah hal ini akan jadi PR Umma seminggu ini!!!

Semua anak adalah bintang | DAY 7

Bismillaah...
Kegiatan apa yang dilakukan bintang kecil di keluarga kami hari ini ?
Cahaya seperti apa yang ditunjukkannya hari ini ?
Dan apa yang dilakukan Umma dan Abah untuk membuatnya bersinar semakin terang ?

Sepertinya tiga pertanyaan diatas tepat untuk membantu Umma melaksanakan tantangan di game level 7 kali ini. Maafkan Umma yang loadingnya agak lambat nak, harus membaca materi berulang-ulang kali biar paham hehe

๐Ÿ€ Ada banyak kegiatan yang Ghaza lakukan setiap harinya mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, dan tentu saja hanya kegiatan-kegiatan bermain besar yang Umma laporkan dalam tugas. Terutama kegiatan yang berhasil terekam kamera, takut kena kalimat "No pics, HOAX" nih hahaha (Mungkin ini salah satu penyebab banyaknya foto palsu/editan ๐Ÿ˜œ)
Padahal tidak seperti itu yaa, seorang Ibu tentu harus belajar dari mana saja dan kapan saja. Tidak harus menunggu permainan besar untuk melihat cahya terang si bintang keluarga. Lewat caranya mengambil hati Ummanya, lewat permintaannya untuk menyikat gigi setiap hari, lewat ngeles-ngelesnya yang sellau bikin Umma luluh, bisa kan ya. Aah, tantangan di kelas Bunda Sayang ini semakin lama sepertinya semakin melebar yaa. Memaksa Umma menemukan cahaya pada hal-hal kecil.

Kegiatan Ghaza hari ini diluar aktivitas rutinnya adalah berkenalan dengan mainan baru hadiah dari Iminya. Mainan ini Umma yang pilihkan, Umma yg order dengan uang dari Imi ๐Ÿ˜ Umma memilihkan mainan kereta dari kayu dengan macam-macam bentuk warna-warni diatasnya. Alhamdulillah paketnya tiba di rumah saat Imi berkunjung ke rumah hari ini. Ghaza senang, tentu saja. Akhir-akhir ini Ghaza memang lagi belajar tentang jenis-jenis kendaraan dan masih ditahap belajar menyebutkan jenisnya setelah lebih dulu mengetahui bunyinya. Wuuushh wawat untuk pesawat, tuuut tuuut train untuk kereta api, wiu wiu untuk ambulans, mobil polisi dan pemadam kebaran hahaha

Ghaza sangat senang bermain dengan kereta apinya, dia mulai sibuk main sendiri menjalankan keretanya naik turun tempat tidur, ke dinding, ke dapur, ruang tamu sampai balik lagi ke kamar. Ghaza juga suka menyibukkan diri menyusun kembali bentuk-bentuk lingkaran, segi panjang, segi tiga dan persegi yang ada di atas keretanya. Umma jadi punya banyak waktu untuk membuat stok cemilan dari Ubi. Sesekali Umma mendekatinya dan mengajarkan cara menyusun bentuk-bentuk pada Ghaza.

๐Ÿ€ Hal yang Umma anggap sebagai cahaya hari ini adalah Ghaza bisa asik main sendiri dengan mainannya. Mungkin bagi sebagian ibu itu adalah hal biasa, tapi tidak bagi ibu baru seperti saya. Bersama Ghaza 1x24 jam sejak dia bayi membuat Ghaza tidak bisa lepas dari Umma. Bahkan saat memasak di dapur pun, Ghaza akan memanggil-manggil Umma agar menemaninya di kamar. Bukan karena takut, tapi karena seringnya Ghaza bermain memang Umma temani, Ghaza menonton Umma temani, dan sebagian besar aktivitas Ghaza lainnya bersama Umma. Namun adakalanya suatu waktu Ghaza sibuk bermain sendiri dan tidak mau diganggu atau ditemani sekalipun. Umma bisa meluruskan badan atau buru-buru menyelesaikan PR. Bagi Umma, itu adalah salah satu cahayanya..

Selain itu cahaya hari ini adalah Ghaza mulai pelan-pelan mengerti makna terima kasih. Yaaah meskipun masih tetap harus diminta terlebih dahulu untuk mengucapkan terima kasih kepada Imi yang memberikan mainan, hehe Saat memandikan Ghaza, Umma memulai obrolan dengan menanyakan di mana kereta apinya, berwarna apa, siapa yang belikan, dan setelah itu Umma menjelaskan harus mengucapkan terima kasih kepada Imi. Kemudian saat mengganti bajunya, ada Abah yang sedang melihat IG Umma dan mendapati foto Ghaza naik becak, Ghaza yang meliatnya langsung berkata,"Caaak, mas, maaciih." Oooh, rupanya dia ingat setelah naik becak, Umma memintanya mengucapkan terima kasih pada mas becak. Hebat nak ๐Ÿ˜˜

๐Ÿ€ Yang Umma lakukan hari ini sama seperti hari-hari kemarin, "ADA" untuk Ghaza. Menemaninya dan membuatkan permainan buat Ghaza. Hari ini Umma sudah menyetor hasil tantangan dari rumbel crafting dan lagi-lagi Umma memilih membuatkan Ghaza mainan.

Hari ini Abah luar biasa perannya membersamai Ghaza. Umma senang melihat Ghaza tertawa lepas saat bermain dengan Abahnya. Apakah itu yang disebut berbinar ?
Kalau Umma perhatikan Ghaza memang lebih cepat akrab dengan laki-laki dibanding perempuan. Mungkin karena fitrahnya sebagai laki-laki yaa. Hari ini sepulang kantor Abah menemani Ghaza bermain bola kemudia bermain sembunyi-sembunyi dan bermain kereta api. Umma senang mendengar gelak tawa Ghaza dan tingkah Abah yang seringkali melucu saat menemani Ghaza bermain.

Alhamdulillah 'ala kulli haal..
Ada begitu banyak hal yang harus terus disyukuri bahkan ketika keadaan sempit sekalipun. Ada tawa renyah anak dan pelukan suami yang terus membersamai dalam melewati ujian-ujian hidup.













"Allah, meski masih banyak kata "mungkin" dalam kalimat-kalimatku, ijinkan hamba terus belajar dari amanah yang Kau berikan. Dan jadikanlah bintang di keluarga kami memiliki cahaya yang  bermanfaat bagi banyak orang dan dapat menerangi jalan kami menuju Surga-Mu." aamiin

Semua anak adalah bintang | DAY 6

Bismillaah..
Mencari bintang yang berbinar di mata Ghaza ternyata tidak mudah ya. Meskipun di beberapa kegiatan Ghaza tampak senang, namun Umma belum menemukan mata yang benar-benar berbinar. Mungkin karena usia Ghaza yang masih sangat kecil yaa, dan Umma masih harus menstimulasi setiap perkembangannya terutama memberikan berbagai kegiatan yang lebih variatif lagi. Baiklah, Semangat Semangat!!!

Semalam Ghaza tidur lebih awal dan bangun subuh hari ini. Umma mengajak Ghaza jalan-jalan keliling kompleks rumah dan Ghaza meminta agar eskavatornya dibawa. Jadilah kami berjalan-jalan sambil Umma mengawasi Ghaza yang mendorong eskavator. Di tengah perjalan kami, ada beberapa binatang yang kami lewati seperti burung, ayam dan kucing. Jalan pagi memang sellau menyenangkan bagi kami, tapi sayang jarang didapat karena kerempongan pagi atau karena Ghaza yang begadang dimalam sebelumnya.




Siangnya Ghaza kelamaan tidur, dan Umma mengambil kesempatan untuk menyelesaikan tantangan membuat bunga dari rumbel crafting. Sorenya Umma, Ghaza dan Abah berbelanja ke pasar. Sebelum pulang, Ghaza berkata ke Umma,"Umma, nayik caakk", haha Ghaza ingin naik becak rupanya. Umma pun meminta Ghaza bertanya ke Abah, dan Abah mengiyakan. Maka naik becaklah Umma dan Ghaza sampai di ujung jalan pasar. Meski tidak begitu jauh, tapi alhamdulillah kami bisa memenuhi permintaan Ghaza untuk mencoba hal baru. Becak yang selama ini cuma Ghaza lihat lewat buku, alhamdulillah bisa dilihat langsung dan naik becak yeaaay. Alhamdulillaah 'ala kulli haal..

Semua anak adalah bintang | DAY 5

Bismillaah..
Waaah, tantangannya baru di setor untuk hari ke 5 ๐Ÿ˜ฑ Umma benar-benar sibuk mengejar tugas susulan di dua kelas Tamyiz sekaligus. Maafkan Ghaza nak, kita harus rapel haha

Kegiatan kami kemarin tidak begitu banyak, seperti biasa kami bermain bersama dan belajar bersama. Tidak ada kegiatan besar di luar, tetapi kami sempat jalan-jalan sore naik motor bersama Abah. Membeli makanan di beberapa tempat, lalu pulang dan beristirahat di rumah.

Sebelum itu, Ghaza membongkar beberapa mainan di tempat mainannya dan menemukan kotak kardus pita yang Umma buatkan dulu. Ghaza pun mengambilnya dan Umma bantu memegangkan kotaknya lalu Ghaza sibuk menarik-narik pita sambil belajar konsep panjang dan pendek. Setelah itu, Ghaza juga menemukan boardbook mininya, lalu Umma menanyakan benda-benda dan hewan di buku sambil belajar kembali mengenal nama benda dan hewan. Sayangnya Ghaza belum benar-benar move on dari suara hewannya hehe Ada beberapa hewan yang sudah bisa Ghaza sebutkan namanya tanpa menirukan suaranya, namun ada juga yang belum. Ini videonya yaa..




Semua anak adalah bintang | DAY 4

Bismillaah..
Hari ke empat di tantangan kali ini, seperti biasa Umma hanya menyediakan waktu untuk bermain bersama Ghaza sambil melihat perkembangannya dan terutama memperhatikan jika matanya berbinar-binar. Ini kegiatan kami beberapa hari lalu pada tanggal 14 januari, Umma dan Ghaza bermain dengan cat air. Sebenarnya Umma ingin membuatkan cat dari bahan-bahan di dapur, sayangnya setelah kertas selesai Umma tempel di dinding, Umma baru menengok ke dapur dan ternyata bahan utamanya tidak ada. Jadi Umma menggunakan cat air yang sebelumnya pernah dipakai Ghaza.


Mewarnai kali ini kurang menyenangkan bagi Ghaza, Ghaza seperti kurang tertarik. Mungkin karena kuasnya tidak ada, tertinggal di rumah Imi, jadi Umma menggantinya dengan spons. Bukannya baik, justru spons malah menyerap cat lebih cepat dan catnya menjadi cepat kering. Alhasil, Ghaza tidak begitu tertarik. Umma tidak kehabisan akal, hehe. Umma mengambil mobil-mobilan Ghaza dan meminta Ghaza untuk mewarnainya menggunakan cotton bud. Ghaza mewarnai mobil-mobilannya, mulai dari ban sampai badan mobil semua diwarnai. Setelahnya, Umma menemani Ghaza bermain mobil-mobilan di kompleks depan rumah bersama beberapa anak tetangga yang beberapa tahun lebih tua dibanding Ghaza. Saat salah seorang tertarik dan mengambil mobil-mobilannya, Umma sempat terkejut dengan perkataan Ghaza,"kaka, no no. please.." sambil mengarhkan tangannya meminta kembali mainannya. Aaah, anak Umma sayang ๐Ÿ˜ Entahlah bagi orang lain, tetapi bagi saya, kalimat dan sikap Ghaza saat meminta kembali mainannya sangat menyentuh. Saya paham bahwa ini adalah masa egosentris Ghaza dan dia berhak untuk segala hal yang dimilikinya. Saya bangga saat Ghaza bisa meminta dengan baik mainannya tanpa menggunakan kekerasan atau perilaku tidak sopan lainnya. Alhamdulillah..

Malamnya, Umma sibuk mengerjakan tugas Tamyiz yang tertinggal selama menjaga nenek. Dan Ghaza sibuk bermain sendiri sambil sesekali Umma perhatikan dan mengambil gambarnya. Ghaza sibuk dengan mainan Memory Games yg Umma buatkan dan eskavator yang nenek belikan. Sambil bermain, Ghaza berceloteh dengan beberapa kosakata yang Umma tidak pahami haha. Iya, saat ini kosakata Ghaza bertambah dengan beberapa kata yang bunyinya sama. Umma harus bersama Ghaza 1x24 jam untuk memahami maksud dari kata-katanya yang belum jelas itu haha

Semangat Umma ๐Ÿ’ช๐Ÿ’ช๐Ÿ’ช๐Ÿ’“

Semua anak adalah bintang | DAY 3

Bismillaah..
Lanjut setoran tugas untuk kegiatan kami kemarin di hari jumat tanggal 12 januari yaa. Ada beberapa mainan yang kami mainkan bersama Ghaza, dan yang paling seru adalah bermain bola bersama kakak-kakak di lapangan ๐Ÿ˜ Awalnya Ghaza dan Umma jalan-jalan sore sampai ke lapangan dan melihat ada kakak-kakak yang sedang main bola. Ghaza senang melihatnya dan beberapa kali berteriak "goool" meski bola belum masuk ke gawang haha. Umma pun mengajak Ghaza untuk pulang mengambil bola di rumah dan balik lagi bermain di lapangan.

Alhamdulillah beberapa orang kakak di lapangan bersedia menemani Ghaza bermain meskipun sesekali harus pergi mengejar bola lain. Ghaza belajar menendang bola, melempar bola dan berinteraksi dengan kakak-kakak. Beberapa kali Ghaza jatuh saat berusaha menendang bola, tetapi Ghaza tidak menangis dan selalu berkata "tidak apa-apa" setiap kali jatuh. "Tidak apa-apa" ini memang selalu menjadi kata yang ampuh bagi Ghaza yang selalu digunakan di situasi tidak mengenakkan seperti itu. Saat di shampo misalnya, Ghaza tidak suka diguyur air karena matanya akan terasa pedih dan susah bernapas, tetapi setiap habis diguyur, ghaza akan berkata "tidak apa-apa" dan mengijinkan Umma mengguyur air lagi dari kepalanya haha Ghaza ๐Ÿ˜˜

Saat berisitirahat setelah bermain bola, Umma mengajak Ghaza melihat rumput putri malu yang ada disekitar lapangan. Ghaza senang dan tampak takjub melihat rumput yang segera menutup daunnya ketika disentuh. Setelah berhasil menyentuh semua rumput putri malu, kami pun pulang ke rumah.


Semua anak adalah bintang | DAY 2

Bismillah..
Ini kegiatan kami di hari Kamis, 11 Januari kemarin yang baru bisa Umma laporkan hari ini untuk tantangan di game level 7 kali ini. Umma memperbaiki papan flanel yang beberapa kali lepas karena lemnya yang sepertinya tidak cocok untuk flanel dan hanya cocok untuk dinding. Alhamdulillah setelah Umma lapisi lagi dengan lem tembak, papan flanel melekat dengan baik tanpa jatuh lagi.

Umma mengajak Ghaza untuk bermain menempelkan beberapa bentuk ke papan flanelnya. Ada bentuk segitiga, segiempat dan lingkaran yang berwarna biru, merah dan kuning. Untuk ketiga warnanya alhamdulillah Ghaza sudah bisa membedakannya dan masih menjadi PR Umma untuk mengenalkan bentuknya pada Ghaza. Selain belajar bentuk, kami juga belajar membedakan besar dan kecil. Nah ini Ghaza ketika mengurutkan bentuk dari yang besar ke yang kecil.

Ghaza suka bagian menempelkan flanelnya, Ghaza akan berkata "pas" saat berhasil menempelkannya. Sayangnya tidak bisa lama karena Ghaza bosan setelah beberapa kali berhasil menempelkan bentuk dan mengurutkannya berdasarkan ukuran. Nanti kita coba mainan lainnya yaa Ghaza nak ๐Ÿ˜๐Ÿ˜˜

Semua anak adalah bintang | DAY 1

Bismillaah..
Tantangan pertama untuk bulan ini sudah dimulai sejak 5 januari lalu, sayangnya Ghaza dan Umma tidak bisa mengikutinya dari awal. Ghaza dan Umma harus menjaga dan merawat nenek setelah nenek operasi mata, dan selama beberapa minggu menginap di rumah nenek dengan keterbatasan peralatan Umma untuk menyetor tugas. Tetapi Ghaza tetap berkegiatan dan bermain bersama Umma sebisa mungkin.

Alhamdulillah Ghaza sudah di rumah lagi dan bisa melakukan aktivitas seperti biasanya. Ini kegiatan Ghaza di hari Rabu, 10 januari kemarin. Umma masih sibuk berbenah dan mengerjakan beberapa tugas yang tertunda, jadi baru bisa melaporkannya di hari ini.






Itu Eskavator hadiah dari nenek buat Ghaza. Ghaza sangat senang dan selalu bermain bersama eskavatornya. Awal-awal bahkan makan, tidur, harus bersama eskavatornya haha. Tidak seperti anak lainnya, Ghaza lebih senang memainkan eskavator tanpa menaikinya. Ada-ada saja yang dilakukannya, di dorong, di putar-putar, dan seperti gambar diatas, Ghaza mengambil lem tempak Umma lalu mempatkannya sebagai dongkrak agar Ghaza bisa leluasa memutar-mutar ban eskavatornya hahaha

Untuk permainan yang lainpun Ghaza juga seperti itu, ini malamnya kami mengajak Ghaza bermain di mall dan Ghaza hanya sibuk mendorong mobil di seluncurannya, menempatkannya kembali di seluncuran, mendorong, dan begitu seterusnya. Umma tawarkan untuk naik, Ghaza menolak. Begitu juga dengan mobil-mobilan, Ghaza tetap menolak naik, dia lebih senang mengisi mobil dengan beberapa balok dan kubus sampai penuh lalu mendorongnya ke sana kemari. Umma juga ingin Ghaza seperti anak-anak lainnya yang akan sibuk mencoba semua mainan yang ada, setelah satu akan menggantinya dengan permainan lainnya, begitu seterusnya hingga semua mainan dicoba. Tetapi Umma ingat "Meninggikan gunung, buka meratakan lembah", maka Umma pun bersabar dengan tidak meminta Ghaza harus seperti anak-anak lainnya. Meskipun begitu sesekali Umma mencoba menawarkan permainan lain, mengetes apa Ghaza mau, ternyata Ghaza tetap menolak. berjam-jam di arena bermain, Ghaza hanya sibuk dengan 2 mainan, dengan tetap mendorong-dorong mobil hehe.

Saat ini mungkin Umma belum tahu akan ke arah mana hobby Ghaza yang satu ini. Tetapi Umma akan berusaha untuk tidak memaksa Ghaza melakukan sesuatu yang Ghaza tidak senangi, sambil terus bereksplorasi dengan berbagai kegiatan lainnya.