Minggu, 21 Januari 2018

Semua anak adalah bintang | DAY 9

Bismillaah..
Qodarullah agenda kemarin padat sekali sampai Umma tidak bisa setor tugas di hari yang sama. Kemarin sejak pagi sampai siang kami di rumah dengan agenda seperti biasanya. Saat Umma sibuk di dapur, Ghaza bermain ditemani Dato Ayah (kakek) dan Abahnya. Akhirnya cangkang-cangkang telur yang Umma kumpulkan sebulan kemarin bisa Ghaza pakai bermain. Ghaza menggunakan palu dari kayu untuk memecahkan cangkang-cangkang telur tersebut untuk melatih koordinasi mata dan tangannya. Ghaza sempat gemes beberapa kali mengangkat palu tinggi-tinggi tapi meleset, tidak mengenai cangkang telur. Akhirnya Ghaza menekan-nekan cangkang telurnya menggunakan palu hahaha Jika Umma dapati seperti itu, Umma ingatkan Ghaza dan mengajarinya cara memukul cangkang telur dengan tepat.


Sorenya Umma dan Ghaza diantar Abah ke rumah Bunda Fitri untuk rapat final cek sekalian melakukan persiapan untuk kegiatan perdana Ibu Profesional Sulteng besok paginya. Alhamdulillah Ghaza cukup anteng bermain dengan kakak Ifa dan kakak Niza. Mau berbagi mainan kereta apinya ketika kakak Ifa meminjamnya. Tapi selang beberapa lama, Ghaza memintanya kembali dengan berkata,"tata, tain pliis (kaka, train please)". Maasya Allah.. Umma senang sekali kalau Ghaza bisa berinteraksi baik dan sopan dengan teman-temannya. Karena Umma selalu khwatir jika Ghaza keluar rumah seperti ini. Umma khwatir Ghaza yang lebih sering di rumah tidak mau bergaul dengan baik, atau meneriaki teman-temannya dengan ucapan "Nda mau" seperti biasanya klo lagi marah di rumah, atau memukul dan sikap tidak sopan lainnya. Maka Umma bersyukur sekali jika keluar seperti ini Ghaza bisa bergaul dengan baik dan sopan.

Suasana di rumah Bunda Fitri yang juga sebagai PAUD itu memang menyenangkan bagi Umma dan Ghaza. Ada banyak poster sayur dan buah, hewan, kendaraan, dan lain-lain. Belum lagi buku-buku dan berbagai mainan lainnya. Umma dan Ghaza pun betah berlama-lama. Saat Umma sholat magrib, Ghaza bersedia duduk tenang bersama kakak-kakaknya sambil dibacakan buku oleh Bunda Fitri. Biasanya jika keluar rumah seperti itu, Ghaza sama sekali tidak mau ditinggal Umma sebentar pun meski sekedar untuk sholat. Maasya Allah.. Itu juga tidak lepas dari kepiawaian Bunda Fitri yang mendekati Ghaza dengan lemah lembut, dan kakak-kakak yang selalu mengalah dengan Ghaza. Jazakunnallah khoir Bunda Fitri dan anak-anak 😘😘😘

Dari rumah bunda fitri, kami ke Banua Qur'an untuk belajar tahsin sesuai jadwal seperti biasa. Disana, anak-anak santri biasanya langsung datang mengerumuni Ghaza dan melontarkan berbagai pertanyaan, ciuman, pelukan, dan lain-lain. Maklum, Ghaza satu-satunya laki-laki jika kami ke Banua Qur'an hehe. Sayangnya Ghaza tipe anak yang tidak suka dengan tindakan-tindakan agresif seperti itu, jadi dia akan langsung berteriak tidak mau, memukul dan melakukan berbagai penolakan lainnya. Ghazapun berteriak tidak mau danmendorong beberapa anak santri, maka Umma meminta maaf kepada mereka dan menjelaskan situasi Ghaza. Ini yang selalu Umma khawatirkan jika Ghaza bergaul dengan teman sebayanya. Kalau anak-anak santri, Insya Allah mereka mengerti. Alhamdulillah, saat ke tempat mengaji di lantai atas, ada seorang anak perempuan yang mendekati Ghaza yang sedang bermain kereta apinya. Pendekatan anak ini baik dan tidak agresif, Ghazapun bersedia meminjamkan mainannya dan mereka bermain bersama. Alhamdulillah, Umma bisa fokus belajar tahsin dengan tenang.

Ghaza, bintang kecil di keluarga kami yang cahayanya selalu menerangi hati kami. Penghibur di kala lelah. Pelipur lara di kala sedih. Pengingat betapa sayangnya Allah kepada kami. Maka Umma pun berusaha untuk menjaga Ghaza agar tetap percaya diri dan menjauhkannya dari segala hal yang tidak disukainya. Begitu pun dengan Abah yang selama ini Umma tahu selalu mengutamakan kenyamanan Ghaza jika hendak keluar rumah, memastikan tempatnya baik dan lain-lain. Semoga kami bisa terus belajar untuk menjaga bintang kecil kami agar terus bersinar terang sesuai fitrahnya. aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Semua anak adalah bintang | DAY 9

Bismillaah..
Qodarullah agenda kemarin padat sekali sampai Umma tidak bisa setor tugas di hari yang sama. Kemarin sejak pagi sampai siang kami di rumah dengan agenda seperti biasanya. Saat Umma sibuk di dapur, Ghaza bermain ditemani Dato Ayah (kakek) dan Abahnya. Akhirnya cangkang-cangkang telur yang Umma kumpulkan sebulan kemarin bisa Ghaza pakai bermain. Ghaza menggunakan palu dari kayu untuk memecahkan cangkang-cangkang telur tersebut untuk melatih koordinasi mata dan tangannya. Ghaza sempat gemes beberapa kali mengangkat palu tinggi-tinggi tapi meleset, tidak mengenai cangkang telur. Akhirnya Ghaza menekan-nekan cangkang telurnya menggunakan palu hahaha Jika Umma dapati seperti itu, Umma ingatkan Ghaza dan mengajarinya cara memukul cangkang telur dengan tepat.


Sorenya Umma dan Ghaza diantar Abah ke rumah Bunda Fitri untuk rapat final cek sekalian melakukan persiapan untuk kegiatan perdana Ibu Profesional Sulteng besok paginya. Alhamdulillah Ghaza cukup anteng bermain dengan kakak Ifa dan kakak Niza. Mau berbagi mainan kereta apinya ketika kakak Ifa meminjamnya. Tapi selang beberapa lama, Ghaza memintanya kembali dengan berkata,"tata, tain pliis (kaka, train please)". Maasya Allah.. Umma senang sekali kalau Ghaza bisa berinteraksi baik dan sopan dengan teman-temannya. Karena Umma selalu khwatir jika Ghaza keluar rumah seperti ini. Umma khwatir Ghaza yang lebih sering di rumah tidak mau bergaul dengan baik, atau meneriaki teman-temannya dengan ucapan "Nda mau" seperti biasanya klo lagi marah di rumah, atau memukul dan sikap tidak sopan lainnya. Maka Umma bersyukur sekali jika keluar seperti ini Ghaza bisa bergaul dengan baik dan sopan.

Suasana di rumah Bunda Fitri yang juga sebagai PAUD itu memang menyenangkan bagi Umma dan Ghaza. Ada banyak poster sayur dan buah, hewan, kendaraan, dan lain-lain. Belum lagi buku-buku dan berbagai mainan lainnya. Umma dan Ghaza pun betah berlama-lama. Saat Umma sholat magrib, Ghaza bersedia duduk tenang bersama kakak-kakaknya sambil dibacakan buku oleh Bunda Fitri. Biasanya jika keluar rumah seperti itu, Ghaza sama sekali tidak mau ditinggal Umma sebentar pun meski sekedar untuk sholat. Maasya Allah.. Itu juga tidak lepas dari kepiawaian Bunda Fitri yang mendekati Ghaza dengan lemah lembut, dan kakak-kakak yang selalu mengalah dengan Ghaza. Jazakunnallah khoir Bunda Fitri dan anak-anak 😘😘😘

Dari rumah bunda fitri, kami ke Banua Qur'an untuk belajar tahsin sesuai jadwal seperti biasa. Disana, anak-anak santri biasanya langsung datang mengerumuni Ghaza dan melontarkan berbagai pertanyaan, ciuman, pelukan, dan lain-lain. Maklum, Ghaza satu-satunya laki-laki jika kami ke Banua Qur'an hehe. Sayangnya Ghaza tipe anak yang tidak suka dengan tindakan-tindakan agresif seperti itu, jadi dia akan langsung berteriak tidak mau, memukul dan melakukan berbagai penolakan lainnya. Ghazapun berteriak tidak mau danmendorong beberapa anak santri, maka Umma meminta maaf kepada mereka dan menjelaskan situasi Ghaza. Ini yang selalu Umma khawatirkan jika Ghaza bergaul dengan teman sebayanya. Kalau anak-anak santri, Insya Allah mereka mengerti. Alhamdulillah, saat ke tempat mengaji di lantai atas, ada seorang anak perempuan yang mendekati Ghaza yang sedang bermain kereta apinya. Pendekatan anak ini baik dan tidak agresif, Ghazapun bersedia meminjamkan mainannya dan mereka bermain bersama. Alhamdulillah, Umma bisa fokus belajar tahsin dengan tenang.

Ghaza, bintang kecil di keluarga kami yang cahayanya selalu menerangi hati kami. Penghibur di kala lelah. Pelipur lara di kala sedih. Pengingat betapa sayangnya Allah kepada kami. Maka Umma pun berusaha untuk menjaga Ghaza agar tetap percaya diri dan menjauhkannya dari segala hal yang tidak disukainya. Begitu pun dengan Abah yang selama ini Umma tahu selalu mengutamakan kenyamanan Ghaza jika hendak keluar rumah, memastikan tempatnya baik dan lain-lain. Semoga kami bisa terus belajar untuk menjaga bintang kecil kami agar terus bersinar terang sesuai fitrahnya. aamiin

0 komentar:

Posting Komentar