Rabu, 16 Oktober 2019

Ghaza, Teman Umma!



Sudah seminggu ini ghaza mulai membuka setiap kalimatnya dgn terbata². Entah penyebabnya apa..

Sy dan suami berusaha saling menenangkan dan menarik beberapa dugaan. Apa mungkin krn kosakatanya semakin banyak sehingga dia bingung untuk mengungkapkan semua yg ada di pikiran nya ?

Krn hal serupa pernah dialami sepupunya, dan alhamdulillah sekarang normal² saja.

Sy pun menduga, apa mungkin krn gadget dan TV yg terlalu sulit sy kontrol pasca gempa ?

Tinggal di rumah Mama untuk sementara waktu dengan sepupu-sepupu Ghaza, jauh dari support system (buku, mainan, alat bahan craft) di rumah mertua tempat tinggal sebelumnya. Gadget dari suami dan kelahiran anak kedua yg butuh perhatian ekstra. Akhirnya, jd "alasan" untuk tidak mendisiplinkan Ghaza soal ini T.T
Setelah kembali ke rumah mertua, sy sudah mulai mengontrol ghaza bermain gadget. Bahkan 2 bulan belakangan ini sama sekali tanpa gadget, dengan alasan gadget tertinggal di rumah neneknya. Tapi TV yg ada di kamar menjadi target selanjutnya. Meski dibatasi, tp semenjak Ghaza mulai terbata-bata bicara, sy mulai menyembunyikan remote TV dan tegas terhadap batas waktu menonton Tv bagi Ghaza.

Setelah mencari tau di google, suami juga menduga hal ini disebabkan dr sisi psikologisnya (pergolakan emosional). Sy pun berpikir apa Ghaza cemburu dengan adiknya ? Meski diluar ghaza baik² sj dgn adiknya tetapi di dalam hatinya ada kecemburuan yg besar ?

Ada banyak dugaan dan kekhawatiran sy beberapa minggu ini karena belum tahu pasti penyebabnya.

Hingga hari ini, ghaza menangis..
Sy tertidur saat menyusui adiknya, dan suami pun tdr. Ghaza sedang menonton sesuai batas waktu yg kami sepakati. Tiba² sy terbangun krn ghaza memanggil dgn suara terisak klo dia ingin pipis.

Sy pun menemaninya ke kamar mandi sementara dia sdh tdk lg terisak. Pelan² sy bertanya alasannya menangis. Dengan pelan dia bilang,"tidak ada temannya ghaza." kemudian tangisnya pecah.

Ya Allah anakku 😭

Apa ini penyebabnya ?

Sy akui, adiknya yg sdh lincah merangkak dan mulai belajar berdiri ini benar² menguras energi. Apalg pasca jatuh dr tempat tidur. Perhatian lebih fokus lg ke adiknya.

Di rumah sini mmg berbeda dgn di rumah nenek dimana ghaza selalu punya teman bermain. Di sini hanya kami.. Jd wajar jika ghaza mengeluh tdk punya teman.
Apalg selama ini perhatian sy sepenuhnya buat ghaza. Menemaninya bermain, belajar sampai menonton pun bersama.
Setelah ada adiknya perhatian terbagi.

Ghaza nak..

Maafkan Umma..

Umma hrs bgmn nak 😭




Palu, 13 Oktober 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ghaza, Teman Umma!



Sudah seminggu ini ghaza mulai membuka setiap kalimatnya dgn terbata². Entah penyebabnya apa..

Sy dan suami berusaha saling menenangkan dan menarik beberapa dugaan. Apa mungkin krn kosakatanya semakin banyak sehingga dia bingung untuk mengungkapkan semua yg ada di pikiran nya ?

Krn hal serupa pernah dialami sepupunya, dan alhamdulillah sekarang normal² saja.

Sy pun menduga, apa mungkin krn gadget dan TV yg terlalu sulit sy kontrol pasca gempa ?

Tinggal di rumah Mama untuk sementara waktu dengan sepupu-sepupu Ghaza, jauh dari support system (buku, mainan, alat bahan craft) di rumah mertua tempat tinggal sebelumnya. Gadget dari suami dan kelahiran anak kedua yg butuh perhatian ekstra. Akhirnya, jd "alasan" untuk tidak mendisiplinkan Ghaza soal ini T.T
Setelah kembali ke rumah mertua, sy sudah mulai mengontrol ghaza bermain gadget. Bahkan 2 bulan belakangan ini sama sekali tanpa gadget, dengan alasan gadget tertinggal di rumah neneknya. Tapi TV yg ada di kamar menjadi target selanjutnya. Meski dibatasi, tp semenjak Ghaza mulai terbata-bata bicara, sy mulai menyembunyikan remote TV dan tegas terhadap batas waktu menonton Tv bagi Ghaza.

Setelah mencari tau di google, suami juga menduga hal ini disebabkan dr sisi psikologisnya (pergolakan emosional). Sy pun berpikir apa Ghaza cemburu dengan adiknya ? Meski diluar ghaza baik² sj dgn adiknya tetapi di dalam hatinya ada kecemburuan yg besar ?

Ada banyak dugaan dan kekhawatiran sy beberapa minggu ini karena belum tahu pasti penyebabnya.

Hingga hari ini, ghaza menangis..
Sy tertidur saat menyusui adiknya, dan suami pun tdr. Ghaza sedang menonton sesuai batas waktu yg kami sepakati. Tiba² sy terbangun krn ghaza memanggil dgn suara terisak klo dia ingin pipis.

Sy pun menemaninya ke kamar mandi sementara dia sdh tdk lg terisak. Pelan² sy bertanya alasannya menangis. Dengan pelan dia bilang,"tidak ada temannya ghaza." kemudian tangisnya pecah.

Ya Allah anakku 😭

Apa ini penyebabnya ?

Sy akui, adiknya yg sdh lincah merangkak dan mulai belajar berdiri ini benar² menguras energi. Apalg pasca jatuh dr tempat tidur. Perhatian lebih fokus lg ke adiknya.

Di rumah sini mmg berbeda dgn di rumah nenek dimana ghaza selalu punya teman bermain. Di sini hanya kami.. Jd wajar jika ghaza mengeluh tdk punya teman.
Apalg selama ini perhatian sy sepenuhnya buat ghaza. Menemaninya bermain, belajar sampai menonton pun bersama.
Setelah ada adiknya perhatian terbagi.

Ghaza nak..

Maafkan Umma..

Umma hrs bgmn nak 😭




Palu, 13 Oktober 2019

0 komentar:

Posting Komentar