Rabu, 23 Oktober 2019

Ghaza Membaik

Alhamdulillah..
Sejak kemarin Ghaza sudah mulai bicara dengan normal seperti biasa dengan sedikit terbata diawal kalimat, tetapi hanya sekitar 4-5 kali dalam sehari.
Sungguh Allah memberi kemudahan bersama kesulitan dan banyak hikmah yang sy petik dari ujian kali ini.

Senin kemarin, sy sudah bulat akan membawa Ghaza ke Terapi Wicara. Namun ditenangkan oleh suami dan diminta untuk berusaha lagi sambil melihat perkembangan Ghaza beberapa hari. Bagaimana tidak, malam sebelumnya Ghaza mulai terlihat frustasi dengan cara bicaranya yg terbata-bata itu. Biasanya dia akan menutup mulutnya saat mulai terbata, tapi malam itu dia mulai menarik-narik mulut bahkan sampai menghentak-hentakan kakinya ke lantai. Sy tidak mampu menahan tangis melihatnya saat itu. Segera berlari ke kamar mandi dan menumpahkan semua ketakutan-ketakutan beberapa minggu ini. Paginya keluar bersama suami dan anak-anak dan menunjukkan tempat terapi wicara ke suami. Dalam perjalanan pulang, kami memutuskan untuk tidak singgah mendaftar, suami berhasil menenangkan dan menguatkan saya.

Beberapa hal yang kami lakukan :
1. Tidak memberi Ghaza gadget dan TV. Tapi Ghaza masih menonton TV sesekali di ruang tamu bersama datonya, tidak lama krn Ghaza tdk tahan panas dan lebih nyaman di kamar.
2. Ghaza juga mulai ditenangkan abahnya. Beliau memang paling ahli dibagian ini. Ghaza diminta untuk mengucapkan "Bismillah" ketika lupa atau tdk bisa mengeluarkan apa yg dia pikirkan. Alhamdulillah cara ini berhasil menenangkan Ghaza dan tdk sampai menarik mulut/menghentakkan kakinya lagi.
3. Fokus menemani Ghaza, menjadikannya prioritas utama kami saat ini. Dengan begini, sy pun berhenti melakukan kegiatan-kegiatan sambilan dan meminimalisir penggunaan gadget di siang hari.
4. Banyak bercerita dengan Ghaza, termasuk sounding bahwa Ghaza sudah pintar berbicara sejak kecil jadi Ghaza pasti bisa berbicara seperti dulu lagi.
5. Sering membacakan buku buat Ghaza.
6. Yang paling penting adalah berdoa lalu kembalikan semuanya pada Allah.

Sy jadi ingat salah satu pesan Ibu Septi, bahwa ujian tidak akan jauh dari apa yang kita pelajari. Maka kita yang fokus pada pendidikan anak dan keluarga,biasanya ujiannya seputar anak, pasangan dan keluarga. Tidak ada jalan lain selain menerima ujian ini dan berusaha untuk lulus naik kelas.

Alhamdulillah..
Bagian dari cara Allah menegur kami sbg orang tua.
Sy banyak bermuhasabah tentang pola asuh, cara mendidik, dan menghadapi Ghaza Ghaziyah sekaligus.

Berharap ujian ini segera berakhir dengan nilai yang baik disisi Allah, dan kami dinyatakan lulus untuk kemudian diangkat derajat dgn berlimpah keberkahan yg dipanen di surga-Nya. Aamiin




Palu, 23 Oktober 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ghaza Membaik

Alhamdulillah..
Sejak kemarin Ghaza sudah mulai bicara dengan normal seperti biasa dengan sedikit terbata diawal kalimat, tetapi hanya sekitar 4-5 kali dalam sehari.
Sungguh Allah memberi kemudahan bersama kesulitan dan banyak hikmah yang sy petik dari ujian kali ini.

Senin kemarin, sy sudah bulat akan membawa Ghaza ke Terapi Wicara. Namun ditenangkan oleh suami dan diminta untuk berusaha lagi sambil melihat perkembangan Ghaza beberapa hari. Bagaimana tidak, malam sebelumnya Ghaza mulai terlihat frustasi dengan cara bicaranya yg terbata-bata itu. Biasanya dia akan menutup mulutnya saat mulai terbata, tapi malam itu dia mulai menarik-narik mulut bahkan sampai menghentak-hentakan kakinya ke lantai. Sy tidak mampu menahan tangis melihatnya saat itu. Segera berlari ke kamar mandi dan menumpahkan semua ketakutan-ketakutan beberapa minggu ini. Paginya keluar bersama suami dan anak-anak dan menunjukkan tempat terapi wicara ke suami. Dalam perjalanan pulang, kami memutuskan untuk tidak singgah mendaftar, suami berhasil menenangkan dan menguatkan saya.

Beberapa hal yang kami lakukan :
1. Tidak memberi Ghaza gadget dan TV. Tapi Ghaza masih menonton TV sesekali di ruang tamu bersama datonya, tidak lama krn Ghaza tdk tahan panas dan lebih nyaman di kamar.
2. Ghaza juga mulai ditenangkan abahnya. Beliau memang paling ahli dibagian ini. Ghaza diminta untuk mengucapkan "Bismillah" ketika lupa atau tdk bisa mengeluarkan apa yg dia pikirkan. Alhamdulillah cara ini berhasil menenangkan Ghaza dan tdk sampai menarik mulut/menghentakkan kakinya lagi.
3. Fokus menemani Ghaza, menjadikannya prioritas utama kami saat ini. Dengan begini, sy pun berhenti melakukan kegiatan-kegiatan sambilan dan meminimalisir penggunaan gadget di siang hari.
4. Banyak bercerita dengan Ghaza, termasuk sounding bahwa Ghaza sudah pintar berbicara sejak kecil jadi Ghaza pasti bisa berbicara seperti dulu lagi.
5. Sering membacakan buku buat Ghaza.
6. Yang paling penting adalah berdoa lalu kembalikan semuanya pada Allah.

Sy jadi ingat salah satu pesan Ibu Septi, bahwa ujian tidak akan jauh dari apa yang kita pelajari. Maka kita yang fokus pada pendidikan anak dan keluarga,biasanya ujiannya seputar anak, pasangan dan keluarga. Tidak ada jalan lain selain menerima ujian ini dan berusaha untuk lulus naik kelas.

Alhamdulillah..
Bagian dari cara Allah menegur kami sbg orang tua.
Sy banyak bermuhasabah tentang pola asuh, cara mendidik, dan menghadapi Ghaza Ghaziyah sekaligus.

Berharap ujian ini segera berakhir dengan nilai yang baik disisi Allah, dan kami dinyatakan lulus untuk kemudian diangkat derajat dgn berlimpah keberkahan yg dipanen di surga-Nya. Aamiin




Palu, 23 Oktober 2019

0 komentar:

Posting Komentar