Selasa, 14 November 2017

Rumput tetangga selalu lebih hijau..



Rumput tetangga selalu lebih hijau..

Pernah mendengar kalimat itu ? Perasaan di mana melihat apa yang dimiliki orang lain lebih baik baik daripada punya sendiri. Saya sekilas merasakannya malam ini. Saat mencoba membuka salah satu media sosial yang jarang dibuka dan menemukan postingan teman-teman lama. Aaaa, rindunya..

Saya merindukan orang-orangnya, terlebih kegiatan-kegiatannya. Saya memang lagi berusaha Move On, Move On dari seorang wanita yang punya segudang aktivitas di luar rumah ke seorang ibu dan istri yang profesional sebagai ibu rumah tangga.

Saya masih ingin disibukkan dengan kegiatan-kegiatan bermanfaat, dengan segala aktivitas dakwah yang menguras keringat dan air mata, bertemu dengan orang-orang baru yang melembutkan hati, bersama dengan teman-teman perjuangan yang menguatkan, mengasah kemampuan, menantang diri sendiri, sedikit melawan arus, dan menikmati setiap sepi.

Meskipun ingin, saya sadar bahwa bukan saatnya saya menikmati hal-hal seperti itu lagi. Tapi saya bisa mengubah apa yang ada saat ini untuk menuju ke arah yang sama. Meskipun berbeda jalan, bukankah masih satu tujuan ?
Saya masih bisa melakukan kegiatan-kegiatan bermanfaat bersama suami dan anak. Meskipun saat ini masih dalam tahap belajar tapi saya bisa berbagi lewat Institut Ibu Profesional (IIP), Tamyiz dan HebAT. Sungguh ada banyak orang-orang baru sekaligus guru yang saya temukan di situ. Saya pun masih dalam tahap berjuang bersama mereka dan saling menguatkan. Banyak hal baru dan menjadi peluang bagi saya untuk terus mengasah kemampuan. Karenanya kadang tanpa berpikir panjang saya mengangkat tangan mengambil kesempatan yang diberikan untuk menantang diri sendiri. Dan semua itu saya dapatkan hanya dengan tetap di rumah, sebagai istri sekaligu ibu yang tidak pernah sempat merasa sepi.

Alhamdulillah ála kulli haal.. Wajar bila saya masih sedikit memendam rindu karena bertahun-tahun menjalani hari-hari itu. Saya masih beradaptasi dan terus berproses menjadi Profesional untuk amanah saat ini.

Bersyukur dipertemukan dengan ketiga komunitas tersebut yang membuka peluang belajar lewat online. Sehingga ibu-ibu yang lagi belajar move on seperti saya bisa betah di rumah. Rumput tetangga memang selalu lebih hijau, hanya saja kita kadang tidak sadar bahwa itu rumput plastik, rumput segar di pekarangan sendiri jauh lebih menyenangkan, kurang lebih begitu kata Ustad Salim hehe

Ini pilihanku, ini jalanku. Saya menghargai diriku yang sedang berproses berusaha menjadi baik setiap harinya. Jalan kita boleh berbeda, tapi tetap kebaikan akhirat tujuan kita. Semangat berjuang di ranah masing-masing Sahabat!



Palu, 13 November 2017
01:17am

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rumput tetangga selalu lebih hijau..



Rumput tetangga selalu lebih hijau..

Pernah mendengar kalimat itu ? Perasaan di mana melihat apa yang dimiliki orang lain lebih baik baik daripada punya sendiri. Saya sekilas merasakannya malam ini. Saat mencoba membuka salah satu media sosial yang jarang dibuka dan menemukan postingan teman-teman lama. Aaaa, rindunya..

Saya merindukan orang-orangnya, terlebih kegiatan-kegiatannya. Saya memang lagi berusaha Move On, Move On dari seorang wanita yang punya segudang aktivitas di luar rumah ke seorang ibu dan istri yang profesional sebagai ibu rumah tangga.

Saya masih ingin disibukkan dengan kegiatan-kegiatan bermanfaat, dengan segala aktivitas dakwah yang menguras keringat dan air mata, bertemu dengan orang-orang baru yang melembutkan hati, bersama dengan teman-teman perjuangan yang menguatkan, mengasah kemampuan, menantang diri sendiri, sedikit melawan arus, dan menikmati setiap sepi.

Meskipun ingin, saya sadar bahwa bukan saatnya saya menikmati hal-hal seperti itu lagi. Tapi saya bisa mengubah apa yang ada saat ini untuk menuju ke arah yang sama. Meskipun berbeda jalan, bukankah masih satu tujuan ?
Saya masih bisa melakukan kegiatan-kegiatan bermanfaat bersama suami dan anak. Meskipun saat ini masih dalam tahap belajar tapi saya bisa berbagi lewat Institut Ibu Profesional (IIP), Tamyiz dan HebAT. Sungguh ada banyak orang-orang baru sekaligus guru yang saya temukan di situ. Saya pun masih dalam tahap berjuang bersama mereka dan saling menguatkan. Banyak hal baru dan menjadi peluang bagi saya untuk terus mengasah kemampuan. Karenanya kadang tanpa berpikir panjang saya mengangkat tangan mengambil kesempatan yang diberikan untuk menantang diri sendiri. Dan semua itu saya dapatkan hanya dengan tetap di rumah, sebagai istri sekaligu ibu yang tidak pernah sempat merasa sepi.

Alhamdulillah ála kulli haal.. Wajar bila saya masih sedikit memendam rindu karena bertahun-tahun menjalani hari-hari itu. Saya masih beradaptasi dan terus berproses menjadi Profesional untuk amanah saat ini.

Bersyukur dipertemukan dengan ketiga komunitas tersebut yang membuka peluang belajar lewat online. Sehingga ibu-ibu yang lagi belajar move on seperti saya bisa betah di rumah. Rumput tetangga memang selalu lebih hijau, hanya saja kita kadang tidak sadar bahwa itu rumput plastik, rumput segar di pekarangan sendiri jauh lebih menyenangkan, kurang lebih begitu kata Ustad Salim hehe

Ini pilihanku, ini jalanku. Saya menghargai diriku yang sedang berproses berusaha menjadi baik setiap harinya. Jalan kita boleh berbeda, tapi tetap kebaikan akhirat tujuan kita. Semangat berjuang di ranah masing-masing Sahabat!



Palu, 13 November 2017
01:17am

0 komentar:

Posting Komentar