Rabu, 15 November 2017

Berprasangka baik kepada anak

Sebagai orang tua baru saya harus banyak-banyak belajar dan terus berlomba dengan tumbuh kembang anak yang pesat. Satu hal yang saya pelajari adalah belajar untuk terus berprasangka baik kepada anak. Saya pernah sangat menyesali perlakuan saya ke Ghaza yang saya anggap lepas kontrol. Waktu itu Ghaza rewel dan tidak mau tidur bahkan saat jam menunjukkan sepertiga malam. Saya yang lelah dengan rutinitas harian ditambah mengantuk berat pun mulai tidak bisa menjaga "kewarasan" sampai akhirnya saya pun marah ke Ghaza. Meskipun tidak dengan teriakan, tapi ekspresi saya jelas ditangkap oleh Ghaza yang akhirnya menangis. Saya membujuknya dengan menawarkan memijatnya dengan minyak gosok. Beberapa lama setelah dipijat, Ghaza pun BAB. Ternyata dia tidak mau tidur karena sakit perut dan susah BAB. Saya sangat merasa bersalah dan sejak itu setiap saya merasakan sakit perut saya memikirkan mungkin seperti itulah yang Ghaza rasakan.

Beberapa hari ini Ghaza malas makan sampai kemarin sama sekali tidak mau makan dan tidur tidak nyenyak kemungkinan karena sakit perut masuk angin disebabkan tidak makan tsb. Saya berusaha untuk berpikir positif dan mencari penyebabnya. Apapun yang Ghaza rasakan, dialah yg paling menderita, bukan saya atau pun suami. Ghaza yang harus menahan lapar, Ghaza yang kesakitan, Ghaza yang tidak nyenyak tidur, Ghaza yang merasakan semuanya dengan tubuh kecilnya yang tidak bisa menjelaskan dimana sakitnya, seperti apa kesusahannya. Ghaza nak T.T

Awalnya saya berpikir mungkin karena giginya mau tumbuh karena memang beberapa hari ini air liur Ghaza selalu keluar. Tetapi saya periksa berulang kali, tidak juga. Sampai kemarin saat Ghaza tertawa saya sempat melihat ternyata ada sariawan di bagian bawah ujung lidahnya. Pantas Ghaza menolak makan T.T Alhamdulillah Ghaza bisa makan lahap hari ini setelah saya buatkan bubur dan lauk yang lembek. Alhamdulillaah..

Semoga saya bisa terus belajar dari pengalaman dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Ghaza nak, maafkan Umma yang masih banyak kurangnya. Terima kasih Ghaza mau bersabar dan menjadi sahabat terbaik Umma. Umma sayang Ghaza karena Allah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berprasangka baik kepada anak

Sebagai orang tua baru saya harus banyak-banyak belajar dan terus berlomba dengan tumbuh kembang anak yang pesat. Satu hal yang saya pelajari adalah belajar untuk terus berprasangka baik kepada anak. Saya pernah sangat menyesali perlakuan saya ke Ghaza yang saya anggap lepas kontrol. Waktu itu Ghaza rewel dan tidak mau tidur bahkan saat jam menunjukkan sepertiga malam. Saya yang lelah dengan rutinitas harian ditambah mengantuk berat pun mulai tidak bisa menjaga "kewarasan" sampai akhirnya saya pun marah ke Ghaza. Meskipun tidak dengan teriakan, tapi ekspresi saya jelas ditangkap oleh Ghaza yang akhirnya menangis. Saya membujuknya dengan menawarkan memijatnya dengan minyak gosok. Beberapa lama setelah dipijat, Ghaza pun BAB. Ternyata dia tidak mau tidur karena sakit perut dan susah BAB. Saya sangat merasa bersalah dan sejak itu setiap saya merasakan sakit perut saya memikirkan mungkin seperti itulah yang Ghaza rasakan.

Beberapa hari ini Ghaza malas makan sampai kemarin sama sekali tidak mau makan dan tidur tidak nyenyak kemungkinan karena sakit perut masuk angin disebabkan tidak makan tsb. Saya berusaha untuk berpikir positif dan mencari penyebabnya. Apapun yang Ghaza rasakan, dialah yg paling menderita, bukan saya atau pun suami. Ghaza yang harus menahan lapar, Ghaza yang kesakitan, Ghaza yang tidak nyenyak tidur, Ghaza yang merasakan semuanya dengan tubuh kecilnya yang tidak bisa menjelaskan dimana sakitnya, seperti apa kesusahannya. Ghaza nak T.T

Awalnya saya berpikir mungkin karena giginya mau tumbuh karena memang beberapa hari ini air liur Ghaza selalu keluar. Tetapi saya periksa berulang kali, tidak juga. Sampai kemarin saat Ghaza tertawa saya sempat melihat ternyata ada sariawan di bagian bawah ujung lidahnya. Pantas Ghaza menolak makan T.T Alhamdulillah Ghaza bisa makan lahap hari ini setelah saya buatkan bubur dan lauk yang lembek. Alhamdulillaah..

Semoga saya bisa terus belajar dari pengalaman dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Ghaza nak, maafkan Umma yang masih banyak kurangnya. Terima kasih Ghaza mau bersabar dan menjadi sahabat terbaik Umma. Umma sayang Ghaza karena Allah..

0 komentar:

Posting Komentar