Jumat, 25 Mei 2012

Kisah 'Kalajengking' dan 'Ular' dalam BUMI CINTA


Ibnu Qudamah dalam salah satu karyanya berjudul At Tawwabin, menuturkan sebuah kisah menarik tentang kasih sayang dan pertolongan Tuhan. Ibnu Qudamah menyitir kesaksian orang yang mengalami kejadian nyata yang menakjubkan. Orang itu bernama Yusuf Bin husain. Dia menuturkan kisahnya :

“Pernah suatu ketika aku bersama Dzun Nun Al Mishri berada di tepian sebuah anak sungai. Aku melihat seekor kalajengking besar di tempat itu. Tiba-tiba ada seekor katak muncul dipermukaan, dan kalajengking itu kemudian naik di atas punggungnya. Kemudian sang katak itu berenang menyebrangi sungai.

“Dzun Nun Al Mishri berkata, ‘Ada yang aneh dengan kalajengking itu, mari kita ikuti dia!’

“Maka kami lantas menyebrang mengikuti kalajengking yang digendong katak itu. Kami terperanjat ketika menjumpai seseorang tertidur di tepian sungai yang nampaknya habis mabuk. Dan di sampingnya ada seekor ular yang mulai menjalar dari pusar kemudian ke dadanya, kiranya ular tersebut hendak menggigit telinganya.

“Kami lalu menyaksikan kejadian yang luar biasa. Kalajengking itu tiba-tiba melompat secepat kilat ke tubuh ular itu dan menyengat ular itu sejadi-jadinya, hingga sang ular menggeliat-geliat dan terkoyak-koyak tubuhnya.

“Dzun Nun lalu membangunkan anak muda yang habis mabuk itu. Sesaat kemudian anak muda itu terjaga. Dzun Nun berkata, ‘ Hai anak muda, lihatlah betapa besar kasih sayang Allah yang telah menyelamatkanmu. Lihatlah kalajengking yang diutus-NYA untuk membinasakan ular yang hendak membunuhmu!’

“Lalu Dzun Nun melanjutkan nasihatnya, ‘Hai orang yang terlena, padahal Tuhan menjaga dari marabahaya yang merayap di kala gulita. Sungguh aneh, mata manusia mampu terlelap meninggalkan Tuhan Yang Kuasa, yang melimpahinya berbagai nikmat.’

“Setelah itu pemabuk itu berkata, ‘Duhai Tuhanku, betapa agung kasih sayang-Mu sekalipun terhadap diriku yang durhaka kepada-Mu. Jika demikian, bagaimana dengan kasih sayang-Mu kepada orang yang selalu taat kepada-Mu?’

“Pemuda pemabuk itu lallu meniti jalan menuju Allah. Ia sering kali menangis setiap kali teringat masa lalunya yang sia-sia. I a terus meniti jalan Allahyang lurus, jalan untuk orang-orang yang diberi nikmat sejati oleh Allah.”

Penjelasan Muhammad Ayyas (Tokoh Utama Novel BUMI CINTA) :

“Kisah kalajengking yang diutus oleh Allah sesungguhnya bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Termasuk pada diri kita. Mungkin kita tidak menyadari, Allah telah mengutus ‘kalajengking’ untuk menyelamatkan kita dari bahaya ‘ular’ yang hendak membinasakan kita.

“Kalajengking penyelamat itu bisa berbentuk hal yang bermacam-macam, dan ular yang hendak membinasakan kita juga bentuknya bermacam-macam. Bahaya itu bisa jadi misalnya berupa hutang yang menumpuk, yang sangat mengancam, yang siap membinasakan kita. Terkadang orang yang memiliki hutang menumpuk malah terlena dan sama sekali tidak sadar kalau ia sedang dililit oleh ular yang sangat besar. Persis seperti pemuda mabuk tadi. Atau ia sadar dililit ular besar dan pasrah sepenuhnya siap untuk binasa, sebab sudah tidak bisa berbuat apa-apa.

“Dalam kondisi kritis, berulang kali Allah menjaga hamba-Nya. Orang yang hutangnya menumpuk itu diberi jalan keluar oleh Allah. Berbagai macam caranya Allah mengirimkan ‘kalajengking’ penyelamat itu. Bisa jadi ada teman lama yang mendengar beritanya dan berkenan membantu menyelesaikan hutang-hutangnya. Bisa jadi Allah membukakan pintu bisnis yang baru. Yang dengan itu ia bangkit lagi, bisa melunasi hutangnya dan kembali hidup sentosa. Ada bermacam-macam sebab, tetapi pada intinya Allahlah yang mengatur semuanya.

“Cobalah sejenak kita inga-ingat sejarah perjalanan hidup kita. Berapa kali sudah Allah mengirimkan ‘kalajengking’ yang menyelamatkan hidup kita ? Berapa kali sudah Allah menolong kita dalam kesusahan dan kesempitan yang mendera ? kalau kita jujur, pastilah berkali-kali. Bahkan kalau kita jujur, setiap saat Allah melindungi kita dalam perlindungan yang tidak kita sadari.

“Kita tidak sadar bahwa setiap detik Allah membersihkan darah kita dari pelbagai jenis racun yang mematikan. Allahlah yang mengatur pembersihan darah itu dengan membuatkan pabrik yang memproduksi zat kimia alami untuk membersihkan darah. Pabri itu bekerja dua puluh empat jam tanpa henti. Dan kita samasekali tidka menyadarinya, atau kita malah ada yang tidak mengetahuinya. Tapi dunia medis telah menjelaskan semua.

“Di dalam tubuh kita, menurut keterangan ilmu medis, Allah telah membuat satu pabrik ajaib yang namanya hati. Hati bisa disebut organ terbesar dalam tubuh manusia dengan berat sekitar 1,5 kg. Fungsinya sangat banyak, bahkan mencapai lebih dari 500 fungsi yang bertalian erat dengan fungsi organ tubuh lainnya. Dengan fungsi yang begitu banyak dan rumit, hati ibarat pabrik kimia serba guna dan paling canggih yang diciptakan oleh Allah, dengan jumlah 300 miliar sel yang tidak bisa ditiru oleh teknologi manusia secanggih apa pun.

“Salah satu fungsi hati adalah menyaring dan mengolah darah. Dalam keadaan normal organ hati dilintasi sedikitnya 1400 cc darah setiap menitnya, atau hampir seperempat darah yang ada dalam tubuh melintasi hati setiap menit. Ini adalah cara tubuh untuk membersihkan darah. Hati menyaring darah yang melewatinya, lalu membersihkannya dari unsur-unsur yang mengotori darah. Jika hati menyaring 1,4 liter darah setia menitnya, berarti dalam waktu satu tahun hati telah menyaring lebih dari 525.000 liter darah.

“Tanpa hati, manusia tidak akan bisa bertahan hidup, bahkan akan mati terbunuh oleh pelbagai racun yang masuk ke dalam tubuh, termasuk obat-obatan kimia sintesis, seperti antibiotik yang diresepkan oleh dokter di mana-mana.

“Dan Allahlah yang menjaga kehidupan seseorang dengan menciptakan hati dan menjaganya terus bekerja. Allah terus menjaga kita siang malam, hanya saja kita yang sering lalai dan sama sekali tidak menyadarinya.

“Pertolongan dan kasih sayang Allah  di dunia ini tidak hanya untuk orang-orang yang taat saja. Orang yang bermaksiat sekalipun masih mendapat cipratan kasih sayang Allah. Contohnya adalah pemuda mabuk di atas. Dia tetap diselamatkan oleh Allah. Semestinya kasih sayang Allah yang sedemikian agungnya membuat siapapun insaf dan terjaga. Yang taat kepada Allah semakin taat. Karena ketaatan kepada Allah sendiri itu adalah bentuk kasih sayang Allah. Dan yang masih juga belum taat, masih suka bermasiat, sebaiknya segera insaf, bahwa ia masih hidup dan bisa bernafas di dunia ini karena dilindungi oleh Allah.”

“Hai orang-orang yang terlena, padahal Tuhan menjaga dari marabahaya yang merayap di kala gulita. Sungguh aneh, mata manusia mampu terlelap meninggalkan Tuhan Yang Kuasa, yang melimpahinya berbagai nikmat.” (Dzun Nun)

Sumber : Novel BUMI CINTA by. Ust Habiburahman El Shirazy



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah 'Kalajengking' dan 'Ular' dalam BUMI CINTA


Ibnu Qudamah dalam salah satu karyanya berjudul At Tawwabin, menuturkan sebuah kisah menarik tentang kasih sayang dan pertolongan Tuhan. Ibnu Qudamah menyitir kesaksian orang yang mengalami kejadian nyata yang menakjubkan. Orang itu bernama Yusuf Bin husain. Dia menuturkan kisahnya :

“Pernah suatu ketika aku bersama Dzun Nun Al Mishri berada di tepian sebuah anak sungai. Aku melihat seekor kalajengking besar di tempat itu. Tiba-tiba ada seekor katak muncul dipermukaan, dan kalajengking itu kemudian naik di atas punggungnya. Kemudian sang katak itu berenang menyebrangi sungai.

“Dzun Nun Al Mishri berkata, ‘Ada yang aneh dengan kalajengking itu, mari kita ikuti dia!’

“Maka kami lantas menyebrang mengikuti kalajengking yang digendong katak itu. Kami terperanjat ketika menjumpai seseorang tertidur di tepian sungai yang nampaknya habis mabuk. Dan di sampingnya ada seekor ular yang mulai menjalar dari pusar kemudian ke dadanya, kiranya ular tersebut hendak menggigit telinganya.

“Kami lalu menyaksikan kejadian yang luar biasa. Kalajengking itu tiba-tiba melompat secepat kilat ke tubuh ular itu dan menyengat ular itu sejadi-jadinya, hingga sang ular menggeliat-geliat dan terkoyak-koyak tubuhnya.

“Dzun Nun lalu membangunkan anak muda yang habis mabuk itu. Sesaat kemudian anak muda itu terjaga. Dzun Nun berkata, ‘ Hai anak muda, lihatlah betapa besar kasih sayang Allah yang telah menyelamatkanmu. Lihatlah kalajengking yang diutus-NYA untuk membinasakan ular yang hendak membunuhmu!’

“Lalu Dzun Nun melanjutkan nasihatnya, ‘Hai orang yang terlena, padahal Tuhan menjaga dari marabahaya yang merayap di kala gulita. Sungguh aneh, mata manusia mampu terlelap meninggalkan Tuhan Yang Kuasa, yang melimpahinya berbagai nikmat.’

“Setelah itu pemabuk itu berkata, ‘Duhai Tuhanku, betapa agung kasih sayang-Mu sekalipun terhadap diriku yang durhaka kepada-Mu. Jika demikian, bagaimana dengan kasih sayang-Mu kepada orang yang selalu taat kepada-Mu?’

“Pemuda pemabuk itu lallu meniti jalan menuju Allah. Ia sering kali menangis setiap kali teringat masa lalunya yang sia-sia. I a terus meniti jalan Allahyang lurus, jalan untuk orang-orang yang diberi nikmat sejati oleh Allah.”

Penjelasan Muhammad Ayyas (Tokoh Utama Novel BUMI CINTA) :

“Kisah kalajengking yang diutus oleh Allah sesungguhnya bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Termasuk pada diri kita. Mungkin kita tidak menyadari, Allah telah mengutus ‘kalajengking’ untuk menyelamatkan kita dari bahaya ‘ular’ yang hendak membinasakan kita.

“Kalajengking penyelamat itu bisa berbentuk hal yang bermacam-macam, dan ular yang hendak membinasakan kita juga bentuknya bermacam-macam. Bahaya itu bisa jadi misalnya berupa hutang yang menumpuk, yang sangat mengancam, yang siap membinasakan kita. Terkadang orang yang memiliki hutang menumpuk malah terlena dan sama sekali tidak sadar kalau ia sedang dililit oleh ular yang sangat besar. Persis seperti pemuda mabuk tadi. Atau ia sadar dililit ular besar dan pasrah sepenuhnya siap untuk binasa, sebab sudah tidak bisa berbuat apa-apa.

“Dalam kondisi kritis, berulang kali Allah menjaga hamba-Nya. Orang yang hutangnya menumpuk itu diberi jalan keluar oleh Allah. Berbagai macam caranya Allah mengirimkan ‘kalajengking’ penyelamat itu. Bisa jadi ada teman lama yang mendengar beritanya dan berkenan membantu menyelesaikan hutang-hutangnya. Bisa jadi Allah membukakan pintu bisnis yang baru. Yang dengan itu ia bangkit lagi, bisa melunasi hutangnya dan kembali hidup sentosa. Ada bermacam-macam sebab, tetapi pada intinya Allahlah yang mengatur semuanya.

“Cobalah sejenak kita inga-ingat sejarah perjalanan hidup kita. Berapa kali sudah Allah mengirimkan ‘kalajengking’ yang menyelamatkan hidup kita ? Berapa kali sudah Allah menolong kita dalam kesusahan dan kesempitan yang mendera ? kalau kita jujur, pastilah berkali-kali. Bahkan kalau kita jujur, setiap saat Allah melindungi kita dalam perlindungan yang tidak kita sadari.

“Kita tidak sadar bahwa setiap detik Allah membersihkan darah kita dari pelbagai jenis racun yang mematikan. Allahlah yang mengatur pembersihan darah itu dengan membuatkan pabrik yang memproduksi zat kimia alami untuk membersihkan darah. Pabri itu bekerja dua puluh empat jam tanpa henti. Dan kita samasekali tidka menyadarinya, atau kita malah ada yang tidak mengetahuinya. Tapi dunia medis telah menjelaskan semua.

“Di dalam tubuh kita, menurut keterangan ilmu medis, Allah telah membuat satu pabrik ajaib yang namanya hati. Hati bisa disebut organ terbesar dalam tubuh manusia dengan berat sekitar 1,5 kg. Fungsinya sangat banyak, bahkan mencapai lebih dari 500 fungsi yang bertalian erat dengan fungsi organ tubuh lainnya. Dengan fungsi yang begitu banyak dan rumit, hati ibarat pabrik kimia serba guna dan paling canggih yang diciptakan oleh Allah, dengan jumlah 300 miliar sel yang tidak bisa ditiru oleh teknologi manusia secanggih apa pun.

“Salah satu fungsi hati adalah menyaring dan mengolah darah. Dalam keadaan normal organ hati dilintasi sedikitnya 1400 cc darah setiap menitnya, atau hampir seperempat darah yang ada dalam tubuh melintasi hati setiap menit. Ini adalah cara tubuh untuk membersihkan darah. Hati menyaring darah yang melewatinya, lalu membersihkannya dari unsur-unsur yang mengotori darah. Jika hati menyaring 1,4 liter darah setia menitnya, berarti dalam waktu satu tahun hati telah menyaring lebih dari 525.000 liter darah.

“Tanpa hati, manusia tidak akan bisa bertahan hidup, bahkan akan mati terbunuh oleh pelbagai racun yang masuk ke dalam tubuh, termasuk obat-obatan kimia sintesis, seperti antibiotik yang diresepkan oleh dokter di mana-mana.

“Dan Allahlah yang menjaga kehidupan seseorang dengan menciptakan hati dan menjaganya terus bekerja. Allah terus menjaga kita siang malam, hanya saja kita yang sering lalai dan sama sekali tidak menyadarinya.

“Pertolongan dan kasih sayang Allah  di dunia ini tidak hanya untuk orang-orang yang taat saja. Orang yang bermaksiat sekalipun masih mendapat cipratan kasih sayang Allah. Contohnya adalah pemuda mabuk di atas. Dia tetap diselamatkan oleh Allah. Semestinya kasih sayang Allah yang sedemikian agungnya membuat siapapun insaf dan terjaga. Yang taat kepada Allah semakin taat. Karena ketaatan kepada Allah sendiri itu adalah bentuk kasih sayang Allah. Dan yang masih juga belum taat, masih suka bermasiat, sebaiknya segera insaf, bahwa ia masih hidup dan bisa bernafas di dunia ini karena dilindungi oleh Allah.”

“Hai orang-orang yang terlena, padahal Tuhan menjaga dari marabahaya yang merayap di kala gulita. Sungguh aneh, mata manusia mampu terlelap meninggalkan Tuhan Yang Kuasa, yang melimpahinya berbagai nikmat.” (Dzun Nun)

Sumber : Novel BUMI CINTA by. Ust Habiburahman El Shirazy



0 komentar:

Posting Komentar