Postingan

Mereka yang mekar hari ini, bukan ditanam kemarin sore.

Gambar
Mereka yang mekar hari ini, bukan ditanam kemarin sore. Entah dimana saya menemukan kalimat ini, dan saya sukaaa sekali. Iya, mereka yang mekar hari ini, bukan ditanam kemarin sore. Ia harus merasakan panasnya matahari, dinginnya hujan bahkan melewati kekeringan sesekali. Orang-orang yang hari ini kita lihat punya pencapaian, prestasi atau sesederhana bisa keluar rumah dan punya sahabat baik, itu tidak didapatkan begitu saja kemarin sore. Ada banyak hal yang sudah dilaluinya hingga sampai dititiknya sekarang. Tahukah, dia yang hari ini punya teman di mana-mana, ternyata pernah melewati hari-hari sunyi dan kesepian, hanya ditemani tangis di sholat malamnya. Tahukah, dia yang selalu hadir dari satu kajian ke kajian lain, adalah seseorang yang sedang berusaha bertahan hidup sehari lagi. Berjuang agar pikiran-pikiran untuk mengakhiri hidup itu tidak datang lagi. Tahukah, dia yang anaknya terlihat penurut dan manis itu adalah yang pernah melewati hari-hari penuh kelelahan dengan menangis di...

Catatan Belajar : Muslimah, Kamu Berharga! Part 2

Gambar
  Berbagai kesulitan yg kita hadapi saat melahirkan, tidak jadi prioritas lagi karena yang utama adalah bagi yang saat itu hadir pertama kali dalam kehidupan kita. Inilah Cinta mengalahkan luka. Kita pernah sangat khawatir bayi kita kaget, sehingga jalan mesti pelan². Kenapa skrg dibentak²? Kita bs kembali ke setelah awal saat lahiran itu jika tau pedomannya. Masalahnya, sekarang kita mengacu pd komentar² org lain. Saat menjadi seorang ibu, apa yang kita pertaruhkan? Semuanya. Fisik kita, perasaaan, dan sebaiknya. Kita itu istimewa, tdk perlu menunggu org mengapresiasi. Teruslah bersyukur sehingga mencapai kondisi puncak. 4 Sisi Kehidupan: 1. Kehidupan natural : 80-100% : menyentuh dedaunan, alam yang terus berdzikir pd Allah. 2. Kehidupan Institusional : hadir sbg anggota masyarakat  3. Kehidupan industri : tuntutan kehidupan sehari-hari, misal tempat pensil yg ada gambar karakter kartunnya. 4. Kehidupan virtual : 20% : HP Kenapa anak kita menjadi keras ? Karena dia berintera...

Apa yang Kau Lakukan saat Sedih?

Saat sedih, saya mengambil jeda dari anak-anak maupun orang lain. Kenapa mengambil jeda? Karena saya ingin fokus untuk memvalidasi perasaanku saat itu. Dan ingin fokus dengan pikiran-pikiranku agar perasaan lebih tenang. - Apa yang kau rasakan tii? - Sedih sekali yaa mendapat perlakuan speerti itu. - Apa yang kau khawatirkan? - Apa yang sebaiknya kau lakukan saat ini? - Apa yang bisa membuatmu lebih tenang? Pertanyaan demi pertanyaan yang saya jawab sendiri dan tentu saja buat sendiri hahaha. Tujuannya adalah, agar saya tidak overthinking dengan perasaan-perasaanku sendiri yang bergelut di dalam pikiran. Jadi saya coba mengurainya sendiri dan mencari ujungnya. Hal ini saya pelajari dari beberapa mendapatkan sesi coaching baik lewat Rumah Quran Cahaya maupun beberapa komunitas. Meski tidak selalu sama apalagi benar, tapi cara memberikan pertanyaan ke diri sendiri seperti ini sangat membantu saya untuk lebih cepat mengontrol perasaanku. Saat mengambil jeda, dan anak-anak datang, saya aka...

Mengenal Diri, jangan lupa membuat batasan..

Gambar
Semakin mengenal diri sendiri, alhamdulillah saya semakin paham kenapa mudah terharu pada suatu hal. Dan sebaliknya, mudah tersakiti pada hal yang lain. Rupanya, ada hubungannya dengan bahasa cintaku. Misalnya, Word of Affirmation, mudah sekali terharu pada apresiasi-apresiasi kecil dan merasa tersakiti jika dilemparkan dengan kata-kata yang sebaliknya. Merupakan suatu ujian yang belum terselesaikan ketika dianugerahkan orang terdekat yang justru memberikan bahasa cinta yang sebaliknya. Kadang ada bertanya-tanya kapan ujian ini selesai, tapi layaknya ujian, tentu saja selesainya ketika sudah berhasil memberikan jawaban yang benar. Kalau jawabannya masih salah? Responnya tidak dewasa dan bijak? Bisa jadi akan terus mengulang ujian itu. Begitu kah? Namun, dibalik ujian-ujian tentu ada banyak hal yang massih bisa disyukuri alhamdulillah. Ada masanya ingin memberontak dan menuntut hak ini itu. Qodarullah, semakin tenggelam dalam muhasabah, justru keinginan itu semakin melemah. Hanya dengan...

Sambutan di Workshop Menulis Anak

Gambar
  Bismillaah.. Alhamdulillah... Alhamdulillahilladzi bini'matihi tatimmush shoolihaat. Segala puji hanya milik Allah yang dengan segala nikmat-Nya kebaikan menjadi sempurna. Sholawat dan salam buat Rosulullah shollallahu 'alaihi wasallam, para sahabat dan keluarganya.. Di kelas anak ini, izinkan saya curhat sebagai seorang ibu. Hehe Ini cerita tentang anak sulungku, yang kuupayakan segala hal yang menurutku terbaik saat itu hingga saat ini. Teman terbaikku, sekaligus cermin yang handal. Dimana beberapa sikapku tercermin pada perilakunya. Baik itu selera makanannya, keputusan-keputusannya, bahkan cara marahnya. Sayangnya, apa yang menurutku terbaik dulu, ternyata tidak begitu adanya saat ini. Setelah belajar lagi dan lagi, Allah bukakan pemahaman bahwa yang terbaik itu, bahkan yang tanpa sadar kulakukan ke sulungku, justru menjadi luka pengasuhan yang membuat anakku berubah sedikit demi sedikit tanpa saya sadari. Sampai kemudian kudapati dia tidak lagi mudah untuk mengungkapkan ...

Obrolan Kecil

Jika mengingat-ingat masa lalu yang pahit, kadang tanpa sadar membandingkan diri dengan kehidupan masa kecil dulu dengan anak-anak ataupun ponakan-ponakan disini. Dimana dulu saya dan kakak-kakakku kesulitan untuk mendapatkan hal-hal yang kami inginkan. Apalagi untuk sekolah, luar biasa sulitnya merantau sejak masa SMP setahun dan lanjut SMA sampai kuliah. Belajar mengelola uang bulanan, harus tinggal dari rumah keluarga satu ke rumah keluarga lainnya dan berbagai kesulitan lainnya. Jadi kadang suka lucu kalau lihat kemudahan-kemudahan yang diberikan ke anak-anak dan ponakan, tapi mereka menerimanya tidak seperti kami dulu. Tinggal akai apa yang ada, bahkan yang sudah dimudahkan lagi masih malas untuk dikerjakan meski itu hanya untuk diri sendiri. Ooohhh, mau suka ngomel tapi kok berat juga yaa. Jalan ninjaku adalah curhat ke suami dan ternyata saya cukup terkejut dan kagum dengan respon beliau saat itu. "Bagi umma, itu kenangan baik atau buruk?", tentu saja bukan kenangan ba...

Berdagang..

Gambar
Yup, saya lebih senang menyebutnya berdagang dan saya sebagai pedagang. Karena kisah Rosulullah Shollallahu Alaihi wa Sallam sebagai pedagang yang saya dengar sejak kecil itu sangat berkesan. Alhamdulillah saya sennag berdagang. Awalnya saya mulai dari menjaga kantin sekolah. Dan dari sini saya mendapat upah sesuai keuntungan dari kantin sekolah yang dititipi berbagai dagangan orang tua murid. SMP, saya lupa ada momen berdagnga apa. Yang jelas saya sering diminta bantu menjaga kios campuran milik Mama yang kemudian beralih ke milik Kakakku. Upah, tentu saja tidak ada hahaha. Alhamdulillah bisa belajar mengatur barang, belanja barang, dll. Tahu tentang modal dan keuntungan juga lebih detail dari sini. Masa SMA, kayaknya saya hanya fokus bertahan hidup saat itu hahaha. Tidak ada berdagang atau jualan apapun, saya lupa sih. Paling berkesan adalah saat kuliah, melihat para kakak senior yang berdagang. Maasya Allah, merasa terpanggil dan ikutan berdagang juga. Sepanjang masa kuliah kayaknya...