Catatan Belajar : Muslimah, Kamu Berharga! Part 2
Berbagai kesulitan yg kita hadapi saat melahirkan, tidak jadi prioritas lagi karena yang utama adalah bagi yang saat itu hadir pertama kali dalam kehidupan kita.
Inilah Cinta mengalahkan luka.
Kita pernah sangat khawatir bayi kita kaget, sehingga jalan mesti pelan². Kenapa skrg dibentak²?
Kita bs kembali ke setelah awal saat lahiran itu jika tau pedomannya.
Masalahnya, sekarang kita mengacu pd komentar² org lain.
Saat menjadi seorang ibu, apa yang kita pertaruhkan? Semuanya. Fisik kita, perasaaan, dan sebaiknya.
Kita itu istimewa, tdk perlu menunggu org mengapresiasi. Teruslah bersyukur sehingga mencapai kondisi puncak.
4 Sisi Kehidupan:
1. Kehidupan natural : 80-100% : menyentuh dedaunan, alam yang terus berdzikir pd Allah.
2. Kehidupan Institusional : hadir sbg anggota masyarakat
3. Kehidupan industri : tuntutan kehidupan sehari-hari, misal tempat pensil yg ada gambar karakter kartunnya.
4. Kehidupan virtual : 20% : HP
Kenapa anak kita menjadi keras ? Karena dia berinteraksi dengan sesuatu yang tdk berdzikir (natural).
Ketika seorang ibu sudah melihat negatif konsep dirinya, anaknya terancam.
Anak susah bangun subuh?
Sabar.. ada kisah yg ikhtiar bangunkan anaknya selama 3 bulan. Lama ? Sabar, karena ada banyak proses yang terlewat. Tidak perlu marah² sampai koprol wkwkkw
Perbaiki sholat subuh diri lebih dulu.
Sumber Self Worth kita adalah pengakuan dr Allah dan semua makhluknya. Contohnya adalah Palestina. Dicintai oleh Allah dan semua makhluknya.
Kualitas rahmat yg Allah berikan sebesar kualitas ibadah kita.
Rahmat yg Allah berikan itu banyak, cari sumber²nya. Rahmat terbesar adalah Al-Qur'an.
Kita akan melewati 12 alam untuk pulang kampung (surga), br 3 saat ini.
Bagi seorang muslim, semua perilaku dilakukan untuk akhirat. Bukan untuk gengsi.
Standar kehidupan kita adalah untuk Allah.
Setelan awal kita adalah kelembutan buibuk.
Ikuti misi hidup suami kita, dampingi dengan taat. Kalaupun IPterpisah jarak, tetap dampingi secara makna.
Belajaaar, agar nalar kita bisa menyeimbangkan rasa. Sebaliknya dgn suami, makhluk nalar, harus diseimbangkan dgn rasa dr kita.
Ibu adalah sang penumbuh dzikir. Biasakan sentuh anak² kita dengan dzikir. Menyusui, dzikir. Dll..
Banyak masalah di dunia ini yang hanya bisa diselesaikan dengan kebeningan nurani.
Si perawat ego. Saya tidak ingin auratku terlihat. Saya tidak bisa mempercayai semua orang 100%. Ego, bisa. Boleeeeh..
Krn klo semua org dimasukkan 100% d dlm hati kita, kita akan mudah kecewa. Kita punya hak untuk mrawat ego kita dan ego anak² kita.
Klo capek, mau nangis ? Nangis saja.. nangis bs mewakili banyaknya kata yang sulit kita ungkapkan.
Ibu lembut, ayah tega. Sesekali tertukar, tdk apa². Jangan keterusan. Jangan sampai setelah anak² baligh, dia tdk butuh kita.
Ayah akalnya anak. Ibu jantungnya anak.. jangan kebalik.
Klo ambil setelan marah, maka setiap marah, energi tertarik. Sementara kita butuh deposit lebih besar dibanding penarikannya.
Caranya :
1. Bertaubatlah
2. Minta maaf ke suami dengan detail, ttg kita yg mengambil peran beliau.
3. Komunikasikan ke suami ttg anak, minta suami yg menjadi si raja tega.
4. Setelah suami bertindak, kita bs kembali ke peran ibu yg lembut.
Boleh, klo batasannya tauhid. Tp klo tdk masuk dlm perintah Allah, tidak diksi izin.
(NB : Catatan mentah yang belum dirapikan)
Kenapa anak² merasa negatif akan dirinya? Karena itu iklan yg sering lewat.
Adik merasa minder, krn iklan ttg kakaknya yg selalu juara yg sering muncul d keluarga.
Bangun kepercayaan diri anak dengan melihat sisi positifnya yg kakaknya tdk punya.
Komentar
Posting Komentar