Mereka yang mekar hari ini, bukan ditanam kemarin sore.

Mereka yang mekar hari ini, bukan ditanam kemarin sore.

Entah dimana saya menemukan kalimat ini, dan saya sukaaa sekali.
Iya, mereka yang mekar hari ini, bukan ditanam kemarin sore.
Ia harus merasakan panasnya matahari, dinginnya hujan bahkan melewati kekeringan sesekali.

Orang-orang yang hari ini kita lihat punya pencapaian, prestasi atau sesederhana bisa keluar rumah dan punya sahabat baik, itu tidak didapatkan begitu saja kemarin sore. Ada banyak hal yang sudah dilaluinya hingga sampai dititiknya sekarang.

Tahukah, dia yang hari ini punya teman di mana-mana, ternyata pernah melewati hari-hari sunyi dan kesepian, hanya ditemani tangis di sholat malamnya.

Tahukah, dia yang selalu hadir dari satu kajian ke kajian lain, adalah seseorang yang sedang berusaha bertahan hidup sehari lagi. Berjuang agar pikiran-pikiran untuk mengakhiri hidup itu tidak datang lagi.

Tahukah, dia yang anaknya terlihat penurut dan manis itu adalah yang pernah melewati hari-hari penuh kelelahan dengan menangis di kamar mandi sambil menyalakan keran agar suara tangisannya tak terdengar anaknya.

Tahukah dia yang anaknya penuh prestasi itu adalah yang paling banyak mengorbankan waktu dan tenaganya untuk memaksimalkan tumbuh kembang anaknya.

Tahukah, dia yang dimasa tuanya terlihat santai dan tenang itu pernah menghadapi gejolak hidup paling badai dimasa mudanya.

Tahukah dia yang terlihat mendapatkan segalanya, pernah berada di titik terendah kehilangan segalanya.

Tahukah ?
Tidak bukan ?

Maka kita tidak akan pernah punya panggung sebagai hakim yang menjudge orang-orang hanya dari tampilan luarnya atau sekedar status medsosnya.

Bunga yang mekar hari ini, tidak ditanam kemarin sore.
Kalau ditanam sore ini dengan bunga yang sedang mekar, percayalah besok akan layu.

Bunga yang mekar hari ini, tidak ditanam kemarin sore.
Kalaupun terlihat ditanam kemarin sore dan masih mekar hari ini, jangan tertipu, bisa jadi itu bunga plastik.

Hai tii, mari bersabar dengan proses dan menghargai proses orang lain.
So we listen and we don't judge. Right?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Canvas Passion to Project Passion

Luka, kala itu..

2. Mentoship : Tujuan & Mengukur Kemampuan | Kupu-kupu