Yang Spesial di Benih Cahaya

 "Tidak semua perpisahan itu atau ketidakbersamaan itu adalah bagian dari renggangnya hubungan. Tidak semua! Sebagaimana tidak semua kebersamaan fisik dan pertemuan itu menunjukkan rasa cinta. Karena yang menjadi parameter adalah kedekatan hati."


Kalimat dari Ustadz Nuzul Dzikri diatas saya dengarkan saat memilih kajian yang paling atas di beranda YouTube untuk didengarkan selama perjalanan menuju pertemuan Ibu Profesional Sulteng.


Maasya Allah, pas sekali menutup segala kegalauan, pencarian hikmah, pelengkap syukur untuk ujian beberapa hari ini.


Di setelah pertemuan bersama teman-teman di IP, kami lanjut ngobrol lagi sesama member Benih Cahaya. Obrolan seperti biasa yang menuai tangis dan tawa. Mungkin aneh bagi sebagian orang, tapi bagi saya ini adalah salah satu hal yang spesial dari Benih Cahaya. Kami bisa dengan mudah menggali ke dalam diri (biidznillah) dan menangis bersama-sama.


Kalau kata Ibu Yati, menangis itu salah satu cara mencuci hati. Mencuci hati dengan air mata. Dan ini bisa saya temukan lewat obrolan-obrolan bersama sahabat-sahabatku di Benih Cahaya.


"Jika kamu bisa memilih satu aktivitas untuk mengisi waktu luangmu, apa yang akan kamu pilih dan mengapa?"


Ini salah satu pertanyaan dari promt tulisan yang saya share di Benih Cahaya untuk menulis bersama-sama. Dan bagiku, jawabannya adalah ngobrol bersama mereka seperti biasanya. Kami bisa duduk berjam-jam tanpa terasa untuk ngobrol, menangis, makan, ngobrol, tertawa hahaha begitu seterusnya.


Sebenarnya apa sih yang kami ceritakan?

Macam-macam, dan ada-ada saja. Rasanya tidak akan habis.

Intinya kami ingin bertumbuh bersama. Lalu proses bertumbuh inilah yang kami obrolkan, mulai dari tantangannya sampai kemudahannya. Merayakan kegagalan dan belajar darinya. Mengapresiasi hal-hal kecil dan menemukan hikmahnya. Menemukan luka dan saling memberi solusi dan menguatkan.


Maasya Allah tabaarokallahu..


Seperti ujian kami saat ini. Saat raga tidak lagi bisa selalu bersama, semoga hati-hati kami Allah tautkan.

Meskipun ada rasa cemburu, sedih, bersalah dan aneka luapan emosi lainnya, kami sampai pada kesimpulan : Tidak apa-apa, selama kamu bahagia, tidak apa-apa. Tidak apa-apa, yang penting kamu baik-baik saja, sungguh tidak apa-apa.


Semoga ujian kali ini semakin menguatkan ukhuwah kita yaa. Dan mati memaksimalkan rezeki waktu bersama yang Allah berikan untuk kita. Ana uhibbukunna fillaah~~

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Canvas Passion to Project Passion

Luka, kala itu..

2. Mentoship : Tujuan & Mengukur Kemampuan | Kupu-kupu