Jumat, 02 Juni 2017

Komunikasi Produktif | Day 2


MENUNJUKKAN EMPATI



Alhamdulillah hari ini masuk ke hari ke 2 dalam #Tantangan10Hari di Game pertama kelas Bunda Sayang. Kali ini saya akan menggunakan poin selanjutnya untuk komunikasi produktif pada anak, tentu saja sambil terus melatih poin kemarin yang belum sepenuhnya berhasil.

Poin yang saya pilih hari ini adalah “Menunjukkan Empati” pada anak. Sedikit ulasan di materi tambahan yang diberikan Bunda Fasil, bahwa kunci dalam komunikasi ialah perasaan. Maka cobalah untuk mendengar perasaannya dengan menebak apa yang sedang ia rasakan dari bahasa tubuhnya. Setelah itu, tunjukkan empati kita kepada anak sebagai bentuk komunikasi produktif agar kebutuhan dasar (Didengar, Dikenali, Diterima, Dimengerti, Dihargai) dalam komunikasi terpenuhi.

Pagi ini, setelah Abah berangkat kerja, Ghaza masih asik bermain di tempat tidur. Tiba-tiba sy kaget krn mendengar suara “hoek hoek” dan melihat Ghaza seperti mau muntah. Sy berusaha mencari penyebabnya sambil menenangkan Ghaza. Dan saya tidak menemukan apapun yang bisa membuat Ghaza muntah.

Aaah, Ghaza memang suka seperti itu. Meniru orang batuk dan muntah bahkan kadang sampai memasukkan tangan ke mulut dan “hoek hoeek” lagi ^^
Kenapa sy berpikir bahwa dia meniru ? krn batuk atau muntahnya kelihatan seperti dia paksakan dan jarang sekali sampai muntah. Namun untuk bisa menerapkan poin “Menunjukkan Empati” hari ini, saya harus terus berprasangka baik dan berikir positif pada Ghaza, berusaha untuk menebak apa yang Ghaza rasakan dari bahasa tubuhnya. Maka saat Ghaza mengulang kembali ekspresi muntahnya, saya menepuk belakangnya perlahan dan berkata,”Ghaza kenapa nak? Mual ya ? tenggorokannya tidak enak ? atau perutnya sakit ? oo sayang anak Umma.. Umma peluk-peluk yaa..” Setelah itu, adegan muntah berakhir..

Ghaza termasuk anak yang susah makan, apalagi saat sudah pintar untuk menolak sesuatu dengan menggeleng, otomatis Gerakan Tutup Mulut (GTM)nya akan selalu diiringi gelengan kepalanya. Saat menyuapi Ghaza, saya berusaha untuk menerapkan poin “Mengendalikan intonasi dan menggunakan suara yang ramah” dan sekaligus poin “Menunjukkan Empati”. Saat Ghaza mulai aksi GTMnya, saya mulai bercerita tentang lauk yang dimakannya, Imi (Tante) dan Aunty yang memasaknya sampai Umma dan Abahnya yang juga makan lauk yang sama, lalu “hap” satu suapan masuk lagi ke mulutnya.. Ahh ternyata poin kemarin masih ampuh buat Ghaza hehe

Tapi sayang, setelah itu GTMnya dimulai lagi. Hal ini yang kadang membuat saya “rada malas” menyuapi Ghaza. Semangat menyiapkan MPASI homemade buat Ghaza lenyap begitu saja saat Ghaza GTM atau menyembur-nyemburkan makanannya. Alhamdulillah materi Komunikasi Produktif memberi ide bagi saya “merayu” Ghaza untuk menghabiskan makanannya. Maka sy coba bercerita lg, kali ini dengan menunjukkan empati,”Ghaza kok geleng-geleng nak ? Ghaza masih kenyang abis nenen ya ? Atau lauknya kurang enak buat Ghaza ? Besok Umma buatkan lauk lain yang lebih enak yah. Tapi yang ini dihabiskan dulu boleh ya nak.”

Dan GAGAL..
GTMnya masih berlangsung dan Ghaza tidak mau makan lagi..

Alhamdulillah ‘ala kulli haal..
Sepertinya untuk urusan makan buat Ghaza harus mencoba trik-trik yang lain, dan Insya Allah saya akan berusaha untuk tetap menggunakan poin kemarin dan hari ini dalam menghadapi GTM Ghaza. Oh iya, dalam kondisi sehari-hari juga yaa.. Ini yang masih kadang lupa hehe

Seperti hidup yang kadang bermasa, maka Umma menanti masa dimana Ghaza makan dengan lahap nak. Teruslah membersamai perbaikan-perbaikan kecil Umma yaa nak. Umma belajar dan selalu belajar untuk jadi Madrasah Utama bagi Ghaza, tempat ternyaman bagi Ghaza dan kebanggaan keluarga..
aamiin



Palu, 2 Juni 2017
Rati Rahmawati | Ummu Ghaza
Kelas Bunda Sayang 2 Sulawesi



#level1
#day2
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
#MenunjukkanEmpati

#UmmaPembelajar
#MerinduSurga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komunikasi Produktif | Day 2


MENUNJUKKAN EMPATI



Alhamdulillah hari ini masuk ke hari ke 2 dalam #Tantangan10Hari di Game pertama kelas Bunda Sayang. Kali ini saya akan menggunakan poin selanjutnya untuk komunikasi produktif pada anak, tentu saja sambil terus melatih poin kemarin yang belum sepenuhnya berhasil.

Poin yang saya pilih hari ini adalah “Menunjukkan Empati” pada anak. Sedikit ulasan di materi tambahan yang diberikan Bunda Fasil, bahwa kunci dalam komunikasi ialah perasaan. Maka cobalah untuk mendengar perasaannya dengan menebak apa yang sedang ia rasakan dari bahasa tubuhnya. Setelah itu, tunjukkan empati kita kepada anak sebagai bentuk komunikasi produktif agar kebutuhan dasar (Didengar, Dikenali, Diterima, Dimengerti, Dihargai) dalam komunikasi terpenuhi.

Pagi ini, setelah Abah berangkat kerja, Ghaza masih asik bermain di tempat tidur. Tiba-tiba sy kaget krn mendengar suara “hoek hoek” dan melihat Ghaza seperti mau muntah. Sy berusaha mencari penyebabnya sambil menenangkan Ghaza. Dan saya tidak menemukan apapun yang bisa membuat Ghaza muntah.

Aaah, Ghaza memang suka seperti itu. Meniru orang batuk dan muntah bahkan kadang sampai memasukkan tangan ke mulut dan “hoek hoeek” lagi ^^
Kenapa sy berpikir bahwa dia meniru ? krn batuk atau muntahnya kelihatan seperti dia paksakan dan jarang sekali sampai muntah. Namun untuk bisa menerapkan poin “Menunjukkan Empati” hari ini, saya harus terus berprasangka baik dan berikir positif pada Ghaza, berusaha untuk menebak apa yang Ghaza rasakan dari bahasa tubuhnya. Maka saat Ghaza mengulang kembali ekspresi muntahnya, saya menepuk belakangnya perlahan dan berkata,”Ghaza kenapa nak? Mual ya ? tenggorokannya tidak enak ? atau perutnya sakit ? oo sayang anak Umma.. Umma peluk-peluk yaa..” Setelah itu, adegan muntah berakhir..

Ghaza termasuk anak yang susah makan, apalagi saat sudah pintar untuk menolak sesuatu dengan menggeleng, otomatis Gerakan Tutup Mulut (GTM)nya akan selalu diiringi gelengan kepalanya. Saat menyuapi Ghaza, saya berusaha untuk menerapkan poin “Mengendalikan intonasi dan menggunakan suara yang ramah” dan sekaligus poin “Menunjukkan Empati”. Saat Ghaza mulai aksi GTMnya, saya mulai bercerita tentang lauk yang dimakannya, Imi (Tante) dan Aunty yang memasaknya sampai Umma dan Abahnya yang juga makan lauk yang sama, lalu “hap” satu suapan masuk lagi ke mulutnya.. Ahh ternyata poin kemarin masih ampuh buat Ghaza hehe

Tapi sayang, setelah itu GTMnya dimulai lagi. Hal ini yang kadang membuat saya “rada malas” menyuapi Ghaza. Semangat menyiapkan MPASI homemade buat Ghaza lenyap begitu saja saat Ghaza GTM atau menyembur-nyemburkan makanannya. Alhamdulillah materi Komunikasi Produktif memberi ide bagi saya “merayu” Ghaza untuk menghabiskan makanannya. Maka sy coba bercerita lg, kali ini dengan menunjukkan empati,”Ghaza kok geleng-geleng nak ? Ghaza masih kenyang abis nenen ya ? Atau lauknya kurang enak buat Ghaza ? Besok Umma buatkan lauk lain yang lebih enak yah. Tapi yang ini dihabiskan dulu boleh ya nak.”

Dan GAGAL..
GTMnya masih berlangsung dan Ghaza tidak mau makan lagi..

Alhamdulillah ‘ala kulli haal..
Sepertinya untuk urusan makan buat Ghaza harus mencoba trik-trik yang lain, dan Insya Allah saya akan berusaha untuk tetap menggunakan poin kemarin dan hari ini dalam menghadapi GTM Ghaza. Oh iya, dalam kondisi sehari-hari juga yaa.. Ini yang masih kadang lupa hehe

Seperti hidup yang kadang bermasa, maka Umma menanti masa dimana Ghaza makan dengan lahap nak. Teruslah membersamai perbaikan-perbaikan kecil Umma yaa nak. Umma belajar dan selalu belajar untuk jadi Madrasah Utama bagi Ghaza, tempat ternyaman bagi Ghaza dan kebanggaan keluarga..
aamiin



Palu, 2 Juni 2017
Rati Rahmawati | Ummu Ghaza
Kelas Bunda Sayang 2 Sulawesi



#level1
#day2
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
#MenunjukkanEmpati

#UmmaPembelajar
#MerinduSurga

0 komentar:

Posting Komentar