Sabtu, 17 Juni 2017

Komunikasi Produktif | DAY 10

Bismillaah..
Akhirnya sampai pada hari terakhir #Tantangan10Hari komunikasi produktif (komprod) ke anak, alhamdulillaah..
Meskipun tidak bisa menerapkan semua poin komprod yang ada, tapi saya cukup puas dengan beberapa poin komprod yang saya pelajari dan berusaha untuk terapkan ke Ghaza. Saya bersyukur bisa belajar, dan memetik hikmah dari hasil pelajaran tersebut. Jika tanpa tantangan seperti ini, mungkin pelajaran hanya akan sekedar jadi pelajaran tanpa ada hikmah dalam tiap kesempatan dan hari-hari yang dilalui bersama Ghaza.

Alhamdulillah hari ini berlalu dengan emosi yang aman terkendali, hehe Karena sy tau bahwa sy tidak bisa berada dibawah tekanan, maka dengan mempraktekkan tips dan trik kemarin sy bisa lebih santai menanggapi segala keriuhan Ghaza tanpa harus kejar-kejaran dengan pekerjaan rumah. Alhamdulillah suami mengerti dan sepakat untuk menjadikan anak prioritas utama dan pertama. Ditambah semalam saya sempat mendengar video Bu Septi yang berkata bahwa untuk menjaga kewarasan sebagai seorang ibu, janganlah menjadi seperti orang dewasa di hadapan anak-anak, jadilah seperti mereka dan masuk ke dunia mereka. Karena itu saya berusaha untuk masuk bermain dalam keriuhan Ghaza. Lalu melibatkan Ghaza dalam pekerjaan kecil seperti merapikan kamar dan tempat tidur.

Anak usia setahun ini sudah pintar menanggapi perintah untuk mengambil benda-benda kecil disekitarnya, tentu saja dengan poin KISS dan suara yang ramah. Hal ini saya manfaatkan agar Ghaza bisa membantu saya merapikan mainannya yg berserakan di tempat tidur atau kamar. Pujian, pelukan dan ciuman akan dia dapatkan setelah itu, dan bahagia yang saya rasakan juga terlihat dalam senyum/ketawa Ghaza. Alhamdulillaah :*

Sore ini saya dan Ghaza ikut acara bukber bersama keluarga. Saya sempat khawatir mengingat rewelnya Ghaza di rumah seperti apa. Tapi Alhamdulillah, Ghaza bisa beradaptasi dengan baik meskipun awalnya sempat tidak mau ditinggal. Ghaza ceria, suka salim oma-oma dan opa-opanya, main bareng aunty, imi dan ammahnya, lahap makannya, dan tentu saja AKTIF ^^

Saking asiknya main dan berkegiatan bersama Ghaza hari ini, saya sampai lupa foto atau merekamnya. Tapi tak apa, karena saya benar-benar bahagia untuk hari ini. Saya tau bahwa bahagia hari ini tidak akan menjamin tak ada keluhan atau kesedihan di hari esok, dapat mengendalikan emosi hari ini pun tidak menjamin besok atau lusa akan tetap seperti ini. Maka tak ada alasan untuk berleha-leha, karena masih banyak hal yang harus dilatih agar menjadi kebiasaan baik, masih banyak hal yang harus dipelajari sebagai madrasah utama bagi anak-anakku.

Semoga kita bisa istiqomah untuk terus belajar dan memperbaiki diri dalam sabar dan syukur yaa bunda-bunda sholihah.. Beruntung dipertemukan Allah dengan Keluarga Besar Institut Ibu Profesional, menimba ilmu bersama ibu-ibu pembelajar, berharap menjadi amal jariyah atas ilmu dan segala keteladanan yang kami amalkan.. aamiin



Palu, 17 Juni 2017
Rati Rahmawati | Ummu Ghaza
Kelas Bunda Sayang 2 Sulawesi


#Level1
#Day10
#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#MengendalikanEmosi
#UmmaPembelajar
#MerinduSurga

Jumat, 16 Juni 2017

Komunikasi Produktif | DAY 9



Bismillaah..
Tidak terasa #Tantangan10Hari ini akan berakhir besok.. Bisa masuk sampai ke hari 9 adalah sesuatu yang luar biasa bagi saya. Karena sy termasuk orang yang susah untuk bisa melakukan sesuatu rutin sesuai jadwal, sy lupa istilahnya apa hehe

Mengingat pepatah lama, “Ala bisa karena biasa”, segala sesuatu yang terus dilatih untuk menjadi kebiasaan, lama kelamaan akan mahir. Mungkin kita sering mendengar seseorang yang menolak untuk berubah dengan alasan karena sudah menjadi kebiasaan. Tapi bukankah kebiasaan bisa dirubah dengan kebiasaan pula ? Susah memang, iya susah jika cuma dibiasakan sehari dua hari atau seminggu dua minggu. Aaah, “akan selalu ada jalan bagi hati yang berkemauan”..

Hampir seminggu lebih saya belajar bersabar dan melatih mengendalikan emosi pada anak saya, Ghaza (1y24d). Ternyata salah satu penyebab emosi tidak stabil seminggu ini adalah PMS hihi dan ketahuan setelah haidnya datang. Tapi tentu saja itu tidak harus dijadikan alasan buat berleha-leha tanpa belajar. Salah satu hal di kelas Matrikulasi yang selalu saya ingat dan praktekkan di masa belajar seperti ini adalah kalimat “Pelajari Polanya”. Hal ini sangat ampuh terutama untuk sesuatu yang berulang-ulang seperti aktivitas harian bersama Ghaza.

Saya berusaha memperhatikan apa penyebab Ghaza rewel jika hanya bersama saya di rumah. Hal ini sangat mengganggu krn tidak ada satupun Pekerjaan Rumah (PR) yang beres kalau Ghaza lg ON. Bahkan sekedar berdiri untuk sholat pun, Ghaza akan menangis kencang. Selain itu sy juga memikirkan bagaimana cara agar sy bisa santai menanggapi keaktifan Ghaza dan mengendalikan segala emosi negatif.

Dan setelah praktek hari ini, saya bisa mengendalikan emosi dengan baik jika menekankan pada diri sendiri bahwa :

  • Tidak masalah jika kamar dan rumah berantakan, fokus ke Ghaza
  • Tidak menggunakan target waktu untuk pekerjaan-pekerjaan rumah
  • Minta pengertiaan suami jika pulang kantor kondisi istri dan rumah sama sekali tak berubah :D
  • Masak setelah suami pulang kantor, Ghaza aman bersama abah
  • #AYKTM (Apapun Yang terjadi Kami Tetap Mengaji), tenangkan diri dengan Al-Qur’an

Jika berpikir sebaliknya ? Maka sy harus siap-siap kesal kejar-kejaran waktu antara PR dan Ghaza yang butuh perhatian.

ALhamdulillaah ‘ala kulli haal..
Setiap hari, setiap momen menjadi begitu berarti dengan belajar. Sebenarnya hal diatas mungkin sedikit menyimpang krn walau bagaimanapun seorang Istri harus cerdas membagi waktu agar amanah di rumah dapat selesai. Nah, membagi waktunya itu yang masih tahap belajar. Untuk sekarang sy berusaha untuk menjaga “kewarasan” dan bisa lolos dalam poin “mengendalikan emosi” kali ini. Insya Allah akan terus belajar hingga amanah dan menjadi Ibu dan Istri kebanggaan keluarga. Aamiin

Palu, 16 Juni 2017
Rati Rahmawati | Ummu Ghaza
Kelas Bunda Sayang 2 Sulawesi




#Level1
#Day9
#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#MengendalikanEmosi
#UmmaPembelajar
#MerinduSurga

Komunikasi Produktif | DAY 8




Bismillaah..
Di hari ke 8 #Tantangan10Hari komprod ke anak hari ini sy masih berusaha untuk mengendalikan emosi. Ternyata susah yaa bund..

Beberapa hari ini entah kenapa Ghaza lg rewel²nya. Kalau Abahnya ke kantor dan tinggal Ghaza dan Umma di rumah, mulailah Ghaza rewel tidak mau ditinggal meski sebentar. Bahkan td, untuk berdiri sholat pun Ghaza menangis sambil teriak². Ya Allah.. Benar² ujian.. Akhir² ini mmg suasananya tepat sekali untuk belajar bersabar dan mengendalikan emosi..

Kalau sy disamping Ghaza, dgn bebasnya Ghaza akan bermain spt biasa. Mulai mondar mandir naik turun kasur, berusaha memanjat meja TV, lempar segala barang, menarik² kabel di meja laptop, dll, dll. Wuuaaaah.. Di hari² biasa sy akan menanggapi aktifnya Ghaza dgn biasa. Tp di saat piring kotor menumpuk, cucian blm dijemur, lantai minta di sapu, dan setumpuk pekerjaan IRT yg tertunda, disitu sy mulai harap² cemas dan risih dgn kondisi tdk berbuat apa² ditengah ke'aktif'an Ghaza..

Meskipun tdk ada teriakkan bernada tinggi, pukulan, dll hari ini, tp sy merasa masih blm bs mengendalikan emosi dgn baik untuk bbrapa adegan pemicu emosi yg dilakukan Ghaza hr ini. Sempat bbrapa kali sy hendak marah ke Ghaza, tp Ghaza yg diberi tahu hanya balik tertawa dgn jari telunjuk diayun ke depan dan belakang meniru sy yg memperingatinya dgn KISS,"Awas.. Awaas". Bukannya marah, sy hanya ikut tertawa bersama Ghaza..

Sepertinya kelemahan sy di bagian itu yaa.. Sy hrs berlatih untuk konsisten pd hal yg baik dan tdk baik untuk Ghaza. Misalnya ketika sy melarangnya untuk memanjat dan mengeluarkan KISS dgn intonasi tegas, maka ekspresi sy pun harus mendukung dan yg paling penting tdk tergoda dengan senyum dan tingkah polos Ghaza..
Maasya Allah, menulis memang sesuatu yg luar biasa. Sy menemukan ide ini sambil menulis tugas tantangan ini. Seharian td tdk terpikirkan loh bund. Alhamdulillah muhasabah malam ini lwt tulisan memberi ide yg hrs dipraktekkan besok! Smg bsk bisa mengendalikan emosi dgn lebih baik dan menemukan lebih banyak tips dan trik untuk memenangkan Ghaza.. Aamiin





Palu, 15 Juni 2017
Rati Rahmawati | Ummu Ghaza
Kelas Bunda Sayang 2 Sulawesi



#Level1
#Day8
#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#MengendalikanEmosi
#UmmaPembelajar
#MerinduSurga




Rabu, 14 Juni 2017

KOmunikasi Produktif | DAY 7




Bismillaah..

Ini setoran hari ke tujuh untuk #Tantangan10Hari Komunikasi produktif. Seminggu kemarin ikut kegiatan Romadhon, jd tidak sempat untuk menulis tantangannya tapi insya Allah komprod ke anak masih terus dipraktekkan. Awalnya setelah menerapkan pujian ke anak, sy ingin mempraktekkan bagaimana memberikan kritikan ke Ghaza. Namun seminggu kemarin saya benar-benar diuji untuk mengendalikan emosi. Fyuuhh..

Awalnya mengendalikan emosi adalah poin terakhir yang ingin saya terapkan ke Ghaza, mengingat selama ini sy dan Ghaza aman-aman saja bahkan tidak pernah marah. Mungkin krn usia Ghaza yg masih di bawah satu tahun sehingga tidak ada tindakan atau apapun dari Ghaza yang bisa memancing emosi. Tapi sekaraaang, saat Ghaza sudah bisa merangkak ke sana kemari, naik turun tempat tidur sesuka hati, berdiri dan berjalan berpegangan, lempar barang-barang, dan yg paling utama sekarang Ghaza sudah bisa protes untuk sesuatu yg tidak disukainya.

Seminggu kemarin adalah masa-masa sy melatih mengendalikan emosi ke Ghaza krn jadwal ibu rumah tangga bertambah dengan kegiatan diluar, maka tindakan Ghaza yg rewel, protes dan tdk tepat waktu membuat sy menjadi emosi.  Emosi sy berupa keluhan ke Ghaza, atau marah dengan suara ditekan. Alhamdulillah dr beberapa buku parenting yg sy baca, sy tahu dampak buruk teriak-teriak ke anak dan sy sangat berusaha untuk menghindarinya.

Niat untuk memperbanyak ibadah di bulan Romadhon juga menjadi terhambat krn ini Ramadhon pertama sy berpuasa bersama Ghaza, jd sy br merasakan nikmatnya tarawih di rumah diselingi tangisan Ghaza yg bangun sehingga tarawih bisa sampai sejam br selesai, belum lg Qur’an yg dirobek Ghaza saat tadarus, sholat yang harus diulang krn khawatir saat Ghaza merangkak sendiri keluar kamar, dll. Hahaha seperti ini yaa suka duka seorang Ibu saat Romadhon. Meskipun agak sedih krn ibadah tidak maksimal, tp suami selalu mengingatkan bahwa mengurus dan merawat Ghaza pun bagian dr ibadah. Alhamdulillaah ‘ala kulli haal..

Alhamdulillah latihan mengendalikan emosi seminggu kemarin perlahan-lahan mulai berhasil. Sy mulai terbiasa dengan Ghaza yg super aktif saat ini. Saat Ghaza melakukan sesuatu yg dapat memancing emosi, sy menarik napas sebentar lalu menghukumnya dengan ciuman tanpa henti. Misalnya saat tiba-tiba remote TV yg dilempar Ghaza mendarat di mata atau kepala sy, setelah menahan sakit dengan diam sebentar sy katakan,”Ghaza, Umma sakit kena remotenya nak. Jangan main lempar-lempar remote TV yah, berbahaya.”. Sy berusaha menekankan pada diri sendiri bahwa Ghaza belum tahu dan mengerti apa yang dia lakukan. Saat ini Ghaza sangat bergantung pada orang tuanya, terutama sy sebagai Ibunya. Ternyata sy masih harus banyak berlatih bersabar dan mengendalikan emosi. Semakin bertambah usia anak kita, kita pun semakin naik level dengan ujian yg jg semakin naik tentu saja. Smg kita bisa menjadi Ibu yg dapat mengontrol emosi pada anak yaa bunda pembelajar.. aamiin


Palu, 13 Juni 2017
Rati Rahmawati | Ummu Ghaza
Kelas Bunda Sayang 2 Sulawesi



#Level1
#Day7
#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#MengendalikanEmosi
#UmmaPembelajar
#MerinduSurga






Selasa, 06 Juni 2017

Komunikasi Produktif | DAY 6

JELAS DALAM MEMBERIKAN PUJIAN DAN KRITIKAN




Bismillaah..
Di hari ke 6 #Tantangan10Hari ini, sy melewatinya dengan banyak rasa. Mulai dari khawatir sampai bahagia..

Hari ini Abah Ghaza tidak ke kantor krn harus berangkat perjalanan dinas ba'da dzuhur, jd sy meminta abah untuk menjaga Ghaza selama beberapa jam krn sy ada kegiatan pagi di Mesjid Al-Firdaus dan pulang sblm dzuhur.

Di tempat kegiatan sy sempat khawatir bagaimana Ghaza yg sy tinggal bersama abahnya. Krn selama ini Ghaza yg masih ASI, tdk pernah lepas dr sy. Tp kemudian sy dikirimi foto Ghaza bersama abahnya yg lg ketawa². Maasya Allah.. Hanya melihat foto itu sdh membuat sy senyum² sendiri di tempat kegiatan.. Bahagianya..

Sampai di rumah, sy peluk dan cium Ghaza lalu menerapkan poin komprod kali ini yaitu "Jelas dalam memberikan pujian dan kritikan" dengan memberikannya pujian,"Anak sholih Umma, Ghaza pintar yaa ditinggal Umma di rumah. Anak hebat."

Pujian lainnya hari ini sy berikan saat Ghaza berhasil mengikuti arahan sy untuk mengambil sesuatu. Misalnya di suruh mengambil remot AC di ujung tempat tidur, cukup pakai poin KISS dan bahasa tubuh, maka Ghaza akan dgn tepat mengambil benda yg diminta. Setelah itu, sy akan memujinya dan memeluk atau menciumnya..

Alhamdulillah..
Anak sholih Umma, anak pintar dan mandiri.. Berharap Ghaza menjadi muslih nak, anak sholih lagi mensholihkan.. Aamiin..

Palu, 6 Juni 2017
Rati Rahmawati | Ummu Ghaza
Kelas Bunda Sayang 2 Sulawesi




#Level1
#Day6
#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#JelasPujian/Kritikan
#UmmaPembelajar
#MerinduSurga

Senin, 05 Juni 2017

Komunikasi Produktif | DAY 5

Menampilkan Day 5 - Bismillaah..
H...

Bismillaah..
Hari ke 5 #Tantangan10Hari Game Level 1 di Kelas Bunda sayang kali ini saya masih menggunakan metode Keep Information Short and Simple (KISS). Meskipun sudah sering sy gunakan dalam komunikasi sehari² pada Ghaza, namun masih ada beberapa tanda larangan yang kadang tidak dituruti Ghaza. Maka sy berniat untuk memahamkan Ghaza bahwa kata "NO" berarti memang tidak boleh dilakukan. Untuk beberapa hal Ghaza akan menurutinya, beda lg jika untuk hal lain yg disenanginya, kata "No" hanya akan bermakna "pause" bagi Ghaza haha

Hari ini saya berfokus pada salah satu hal yang disukai Ghaza dimana kalimat “NO” paling sering dilanggar. Yaitu melarang Ghaza berdiri di salah satu tempat favoritnya, meja TV. Meja TV menjadi salah satu tempat favorit Ghaa berdiri sendiri karena mejanya bersebelahan dengan tempat tidur, paling mudah digapai Ghaza, paling membantu Ghaza untuk berdiri sendiri. Awalnya sih tidak masalah kalau Ghaza mau bermain sambil berdiri di situ, tapi belakangan ini Ghaza mulai suka menarik-narik kabel dari bawah TV, mendorong-dorong TV sampai bergoyang-goyang, menarik kaki TV. Dan larangan paling utama yaitu tidak boleh berdiri jika TV sedang menyala. Namun justru hal itu yang paling disukai Ghaza. Saya berpaling sebentar Ghaza sudah berdiri depan TV sambil menunjuk-nunjuk ke layar TV. Waaaah, berbahaya kan ?

Hari ini, seperti biasa Ghaza hanya akan menengok sebentar lalu lanjut lagi ke arah TV meski kata "No No No" sudah saya sampaikan. Sampai ke tempat TV, saya menggendong Ghaza kembali ke tempatnya semula. Begitu selanjutnya berulang kali, hingga saya berpikir harus melakukan sesuatu untuk memberi pehaman ke Ghaza. Akhirnya saya memilih untuk menyalakan TV, dan tentu saja Ghaza langsung menuju TV. Saya katakan,"No No No", Ghaza berbalik sebentar dan lanjut ke arah TV, lalu saya mematikan TV, Ghaza berbalik ke arah saya dan saya tegaskan lagi,"NO No NO". Lalu saya menggendong Ghaza dan mendudukkannya disebelah saya. Kemudian TV sy nyalakan lg, Ghaza bergegas lg ke arah TV dan saya lakukan hal yang sama seperti sebelumnya, yaitu mematikan TV jika Ghaza tidak mematuhi kata "No" dari saya. Hal itupun terjadi berulang kali siang tadi.

Malam ini, saat Ghaza bersama Abahnya dan sy di dapur, sy mendengar Ghaza sedang menonton kartun Huruf Hijaiya bersama Abahnya. Lalu saat saya masuk kamar dan melihat Ghaza mau menuju ke arah TV, segera saya katakan "No No No" lalu Ghaza berhenti dan bersuara protes antara menggerutu dan hendak menangis, kemudian dengan tenang kembali ke tempat duduknya semula. Saya dan abahnya hanya tertawa melihat Ghaza protes.

Alhamdulillah..
Meskipun saya tidak menyangka bisa berhasil dalam sehari, namun poin KISS pada salah satu aktivitas favorit sekaligus berbahaya bagi Ghaza kali ini berhasil. Tapi masih akan terus sy observasi dan latih lagi agar tidak hanya berhasil malam ini saja ^^
Seperti kata pepatah,"ala bisa karena biasa". Maka Insya Allah yang awalnya tidak bisa akan menjadi bisa jika terus dilatih dan dibiasakan. Bukankah kebaikan kecil yang terus menerus kita lakukan lebih Allah cintai ? Semoga kita bisa terus membiasakan hal-hal baik yaa bunda-bunda sholihah..


Palu, 5 Juni 2017
Rati Rahmawati | Ummu Ghaza
Kelas Bunda Sayang 2 Sulawesi



#Level #Day5 #Tantangan10Hari #KomunikasiProduktif #KuliahBunSayIIP #KISS #UmmaPembelajar #MerinduSurga


Minggu, 04 Juni 2017

Komunikasi Produktif | DAY 4

Keep Information Short and Simple (KISS)



Bismillaah..
Memasuki hari ke 4 #Tantangan10Hari dengan tema Komunikasi Produktif (Komprod), rasanya setiap hari berlalu begitu lambat karena berusaha mencari kesempatan untuk menerapkan poin-poin komprod dalam aktivitas bersama Ghaza.

Hari ini saya akan menerapkan poin selanjutnya dalam komprod yaitu Keep Information Short and Simple (KISS). Untuk poin ini, sebelum menerima materinya alhamdulillaah saya sudah menggunakannya dalam bahasa sehari-hari bersama Ghaza. Karena sy pikir, Ghaza mungkin tidak akan mengerti jika saya menggunakan kalimat yang panjang kepadanya.

Beberapa bentuk KISS yang saya gunakan biasanya yaitu :
“No No No” dengan menggerakan telunjuk ke kiri dan kanan. Kata ini sy gunakan untuk melarang Ghaza melakukan sesuatu yang tidak baik/berbahaya. Misalnya Ghaza suka berdiri di depan Print untuk bermain dengan penutup print. Saat Umma bilang,”No No No” Ghaza akan berhenti dan menutup kembali penutupnya. Hal ini kadang berhasil, dan kadang pula hanya berlaku sementara bagi Ghaza.
 “Sayaang.. Sayaang”, Kata ini saya gunakan saat ghaza memukul pipinya, sy melarang dengan kata “No” lalu menirukan hal sebaliknya yaitu mengelus pipinya sambil berkata,”sayaang..sayaang.” Dan Alhamdulillaah berhasil..
"Lap tangan" sambil menepuk perlahan kedua tangannya. Dua kata ini sy gunakan ketika tangan Ghaza kotor, lalu Ghaza akan menepuk² kedua tangannya.

Ada beberapa kata² yg sering sy gunakan dalam bentuk kata yang pendek dan sederhana, dan hal ini memang berhasil dalam bahasa sehari-hari bersama Ghaza. Dan 3 hal di atas yang paling sering sy gunakan hari ini. Insya Allah sy berusaha untuk istiqomah menerapkan poin KISS ini pada Ghaza, dan meminimalisir tenaga ekstra dengan cuap-cuap panjang yang sia-sia hehe

Alhamdulillah 'ala kulli haal..
Terus belajar bersama yaa Ghaza nak.. umma belajar buat Ghaza, dan Ghaza pun belajar buat jd anak sholih bagi Umma dan Abati.. Aamiin

Palu, 4 Juni 2017
Rati Rahmawati | Ummu Ghaza
Kelas Bunda Sayang 2 Sulawesi



#Level1
#Day4
#Tantagan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#UmmaPembelajar
#MerinduSurga

Sabtu, 03 Juni 2017

Komunikasi Produktif | DAY 3

Bismillaah..
Hari ke 3 #Tantangan10hari Komunikasi Produktif (Komprod). Krn merasa belum berhasil melaksanakan salah satu poin komprod kemarin, maka hari ini saya masih berusaha menerapkan dua poin tersebut pada Ghaza (1y).

Hari ini tidak banyak aktivitas di rumah yang kami lakukan bersama karena sy meminta untuk ikut bersama suami yang punya beberapa urusan di luar rumah. Ghaza ? ikut tentu saja.

Mengantri di tempat pertama (Kantor Pos), Ghaza masih senang bermain dengan kursi antrian yang bentuknya baru bagi Ghaza. Mengantri di tempat ke dua (Bank), Ghaza juga masih santai mungkin krn ruang tunggu yang nyaman dan posisi kursi yang rendah membantu Ghaza untuk berdiri berpegangan. Saat Abah ke ATM, Umma dan Ghaza menunggu di luar sambil latihan jalan dan naik turun tangga. Ghaza yang jalan sambil dipegangi, berjalan menuju pintu masuk. Rupanya Ghaza ingin masuk lagi ke dalam ruang tunggu. Sy menolak, dan Ghaza protes sambil nangis. Lalu sy menggendong Ghaza, mendudukkannya dikursi luar, menatap matanya dan bilang,”Ghaza ingin masuk ke dalam lagi ya? Di dalam enak ya nak ? Tapi kita harus menunggu abah di sini. Sebentar lagi abah selesai, Ghaza yang sabar yaa.”
Berhasil! Ghaza tenang dan kembali bermain..

Selama 3 hari berusaha menerapkan komunikasi produktif ke anak, saya belajar bahwa paling tidak saya harus mempelajari semua materi dan poin-poin komprod yang diberikan Bunda Fasil. Karena untuk melaksanakan satu poin, kadang saya membutuhkan poin lainnya untuk membuat poin tersebut berhasil. Nah pengalaman hari ini, selain menunjukkan empati saya juga berusaha untuk mengatur intonasi dan suara seramah mungkin untuk membuat Ghaza tenang. Tentu saja sebagai Ibu yang ingin menangkan, sy harus tenang terlebih dahulu. Selain itu, intensity of eye contact juga berpengaruh di sini dan bahasa tubuh yang lainnya seperti menepuk pelan pundaknya, mengelus dadanya, mengusap kepalanya, insya Allah bisa menjadi factor pendukung komunikasi produktif.

Wah, sy mungkin akan melewati hari begitu saja tanpa memetik pelajaran dari aktivitas bersama Ghaza jika tidak mendapat tantangan untuk menuliskannya seperti ini. Dan bersyukur niat untuk mengaktifkan kembali blog sejak awal kelas matrik bisa terlaksana diawal tugas pertama kelas Bunda Sayang.

Alhamdulillah ‘ala kulli haal..
Ada begitu banyak hikmah meski dalam aktivitas rutin dan amat sangat biasa bagi seorang ibu. Dan menemukannya, membuat yakin betapa Allah Maha baik dalam kondisi apapun kita. Seperti kata Rosulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam, ”Hikmah itu adalah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di mana saja ia menemukannya, maka ambillah.” (HR Tirmidzi)

Maasya Allah.. Semoga kita bisa selalu menemukan hikmah setiap harinya, menuliskannya, dan membagikannya, berharap dapat bermanfaat bagi para ibu lainnya dan menjadi amal jariyah.. aamiin



Palu, 3 Juni 2017
Rati Rahmawati | Ummu Ghaza
Kelas Bunda Sayang 2 Sulawesi


#Level1
#Day3
#Tantagan10Hari
#Komunikasi Produktif
#KuliahBunSayIIP

#UmmaPembelajar
#MerinduSurga

Jumat, 02 Juni 2017

Komunikasi Produktif | Day 2


MENUNJUKKAN EMPATI



Alhamdulillah hari ini masuk ke hari ke 2 dalam #Tantangan10Hari di Game pertama kelas Bunda Sayang. Kali ini saya akan menggunakan poin selanjutnya untuk komunikasi produktif pada anak, tentu saja sambil terus melatih poin kemarin yang belum sepenuhnya berhasil.

Poin yang saya pilih hari ini adalah “Menunjukkan Empati” pada anak. Sedikit ulasan di materi tambahan yang diberikan Bunda Fasil, bahwa kunci dalam komunikasi ialah perasaan. Maka cobalah untuk mendengar perasaannya dengan menebak apa yang sedang ia rasakan dari bahasa tubuhnya. Setelah itu, tunjukkan empati kita kepada anak sebagai bentuk komunikasi produktif agar kebutuhan dasar (Didengar, Dikenali, Diterima, Dimengerti, Dihargai) dalam komunikasi terpenuhi.

Pagi ini, setelah Abah berangkat kerja, Ghaza masih asik bermain di tempat tidur. Tiba-tiba sy kaget krn mendengar suara “hoek hoek” dan melihat Ghaza seperti mau muntah. Sy berusaha mencari penyebabnya sambil menenangkan Ghaza. Dan saya tidak menemukan apapun yang bisa membuat Ghaza muntah.

Aaah, Ghaza memang suka seperti itu. Meniru orang batuk dan muntah bahkan kadang sampai memasukkan tangan ke mulut dan “hoek hoeek” lagi ^^
Kenapa sy berpikir bahwa dia meniru ? krn batuk atau muntahnya kelihatan seperti dia paksakan dan jarang sekali sampai muntah. Namun untuk bisa menerapkan poin “Menunjukkan Empati” hari ini, saya harus terus berprasangka baik dan berikir positif pada Ghaza, berusaha untuk menebak apa yang Ghaza rasakan dari bahasa tubuhnya. Maka saat Ghaza mengulang kembali ekspresi muntahnya, saya menepuk belakangnya perlahan dan berkata,”Ghaza kenapa nak? Mual ya ? tenggorokannya tidak enak ? atau perutnya sakit ? oo sayang anak Umma.. Umma peluk-peluk yaa..” Setelah itu, adegan muntah berakhir..

Ghaza termasuk anak yang susah makan, apalagi saat sudah pintar untuk menolak sesuatu dengan menggeleng, otomatis Gerakan Tutup Mulut (GTM)nya akan selalu diiringi gelengan kepalanya. Saat menyuapi Ghaza, saya berusaha untuk menerapkan poin “Mengendalikan intonasi dan menggunakan suara yang ramah” dan sekaligus poin “Menunjukkan Empati”. Saat Ghaza mulai aksi GTMnya, saya mulai bercerita tentang lauk yang dimakannya, Imi (Tante) dan Aunty yang memasaknya sampai Umma dan Abahnya yang juga makan lauk yang sama, lalu “hap” satu suapan masuk lagi ke mulutnya.. Ahh ternyata poin kemarin masih ampuh buat Ghaza hehe

Tapi sayang, setelah itu GTMnya dimulai lagi. Hal ini yang kadang membuat saya “rada malas” menyuapi Ghaza. Semangat menyiapkan MPASI homemade buat Ghaza lenyap begitu saja saat Ghaza GTM atau menyembur-nyemburkan makanannya. Alhamdulillah materi Komunikasi Produktif memberi ide bagi saya “merayu” Ghaza untuk menghabiskan makanannya. Maka sy coba bercerita lg, kali ini dengan menunjukkan empati,”Ghaza kok geleng-geleng nak ? Ghaza masih kenyang abis nenen ya ? Atau lauknya kurang enak buat Ghaza ? Besok Umma buatkan lauk lain yang lebih enak yah. Tapi yang ini dihabiskan dulu boleh ya nak.”

Dan GAGAL..
GTMnya masih berlangsung dan Ghaza tidak mau makan lagi..

Alhamdulillah ‘ala kulli haal..
Sepertinya untuk urusan makan buat Ghaza harus mencoba trik-trik yang lain, dan Insya Allah saya akan berusaha untuk tetap menggunakan poin kemarin dan hari ini dalam menghadapi GTM Ghaza. Oh iya, dalam kondisi sehari-hari juga yaa.. Ini yang masih kadang lupa hehe

Seperti hidup yang kadang bermasa, maka Umma menanti masa dimana Ghaza makan dengan lahap nak. Teruslah membersamai perbaikan-perbaikan kecil Umma yaa nak. Umma belajar dan selalu belajar untuk jadi Madrasah Utama bagi Ghaza, tempat ternyaman bagi Ghaza dan kebanggaan keluarga..
aamiin



Palu, 2 Juni 2017
Rati Rahmawati | Ummu Ghaza
Kelas Bunda Sayang 2 Sulawesi



#level1
#day2
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
#MenunjukkanEmpati

#UmmaPembelajar
#MerinduSurga

Kamis, 01 Juni 2017

Komunikasi Produktif | DAY1


KENDALIKAN INTONASI DAN GUNAKAN SUARA YANG RAMAH



"Selama ini kita sering menggunakan suara saja ketika berbicara ke anak, yang ternyata hanya 7% mempengaruhi keberhasilan komunikasi kita ke anak. 38% dipengaruhi intonasi suara dan 55% dipengaruhi bahasa tubuh." (Materi komprod kelas Bunda Sayang IIP)




Dihari pertama #Tantangan10Hari ini, sy memilih mengambil poin "mengendalikan intonasi & menggunakan suara yg ramah" sbg permulaan. Karena menurut sy, ini menjadi dasar penting untuk melaksakan poin² selanjutnya. Dalam poin "Mengendalikan Emosi" misalnya, tentu saja dengan mengendalikan intonasi dan menggunakan suara yang ramah bs menekan emosi "marah". Atau paling tidak kita akan berusaha untuk meredam "marah" terlebih dahulu sblm memilih untuk menggunakan suara yg ramah 😁



Niatnya jika kesempatan kali ini berhasil, sy masih bs mengontrol dan terus menggunakannya untuk tantangan² dipoin selanjutnya.



Mengendalikan intonasi dan menggunakan suara yg ramah ternyata susah susah gampang.. Susahnya krn kadang keceplosan berbicara seperti biasa ke Ghaza, mudahnya krn lingkungan rumah mendukung untuk tidak harus teriak² dan marah². Meskipun nada suara tidak ramah² amat, minimal kan tidak marah² dan ketus yaa hehe
alhamdulillah..



Karena menggunakan poin (Mengendalikan Intonasi dan menggunakan suara yang ramah) ini dalam bahasa sehari-hari ke anak seringnya lupa, maka sy mencoba menerapkannya saat membacakan buku ke Ghaza..



Buku yg saya bacakan hari ini adalah "Pasukan Abrahah", salah satu kisah dalam Al-qur'an tentang pasukan gajah Abrahah yang menyerang Mekkah. Menerapkan poin ini dalam membacakan buku ke Ghaza saya pikir cukup berhasil, karena Ghaza yang sebelumnya tidak bisa duduk diam dalam waktu lama saat dibacakan buku, kali ini menyimak sambil menunjuk-nunjuk gambar-gambar di bukunya.



Seorang bunda di kelas matrik pernah berkata bahwa wajar jika anak seusia Ghaza (1y) belum betah dibacakan buku berlama-lama, tapi kita sebagai Ibu yang ingin agar anak kelak mencintai buku jangan sampai putus asa membacakan buku ke anak, paling tidak minimal 5 menit (Syukron bund say :*).
Tapi kali ini, ternyata dengan menggunakan salah satu poin dari komunikasi produktif, Ghaza bisa lolos duduk diam dibacakan sebuah buku sampai selesai. Bahkan dia akan menunjuk-nunjuk gambar di buku sambil bercoleteh "babaa tubuttubuttu" (hanya Ghaza yg paham artinya :D), mengikuti Umma yang menunjukkan gambar Gajah, Unta, Ka'bah, Burung ababil, ekspresi Abrahah yang marah, dan ekspresi-ekspresi penduduk Mekkah yang kaget dan ketakutan.




Alhamdulillah 'ala kulli haal..
Meskipun belum sepenuhnya poin ini terealisasi pada komunikasi sehari-hari, namun saya sangat bahagia Ghaza bisa senang dibacakan buku dan semakin nempel pada bukunya.
Cintailah buku sbg salah satu sumber ilmu Ghaza nak.. Semoga berkah dan selalu dalam kebaikan dengan ilmu yang teramalkan.. Aamiin




Palu, 1 Juni 2017
Rati Rahmawati | Ummu Ghaza
Kelas Bunda Sayang 2 Sulawesi




#level1
#day1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
#MengendalikanIntonasiDanMenggunakanSuaraYangRamah



#UmmaPembelajar
#MerinduSurga

Komunikasi Produktif | DAY0


Alhamdulillah setelah selesai di kelas matrikulasi, sy masih diberi rejeki untuk naik ke kelas selanjutnya yaitu kelas Bunda Sayang.. Berbeda dengan kelas sebelumnya yang membutuhkan waktu 3 bulan, kelas ini insya Allah akan diadakan selama setahun. Wow 😍😍😍

Dikelas matrikulasi, materi dan tugasnya setiap minggu dan tugasnya dikenal dgn nama NHW (Nice Home Work). Sedangkan di kelas ini materinya sebulan sekali dengan tugas berupa tantangan yg diberi nama Game. Nah ini dia Game pertama yaitu "TANTANGAN 10 HARI KOMUNIKASI PRODUKTIF". Tantangannya dimulai besok sampai tanggal 17 Juni..

Waaah, semoga saya bs berhasil melewati tantangan ini dan bermanfaat buat keluarga, terutama komunikasi produktif ke anak dan suami 😊😍😘

Abah, Ghaza.. Mohon kerjasamanya yah 😘 untuk menghidupkan surga di rumah sendiri, dimulai dr diri sendiri, hingga kelak Allah beri rumah buat kita di Surga-Nya.. Aamiin 😊
Semangat belajar..
Bismillaah..

#level1
#day0
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
#UmmaPembelajar
#MerinduSurga

Komunikasi Produktif | DAY 10

Bismillaah..
Akhirnya sampai pada hari terakhir #Tantangan10Hari komunikasi produktif (komprod) ke anak, alhamdulillaah..
Meskipun tidak bisa menerapkan semua poin komprod yang ada, tapi saya cukup puas dengan beberapa poin komprod yang saya pelajari dan berusaha untuk terapkan ke Ghaza. Saya bersyukur bisa belajar, dan memetik hikmah dari hasil pelajaran tersebut. Jika tanpa tantangan seperti ini, mungkin pelajaran hanya akan sekedar jadi pelajaran tanpa ada hikmah dalam tiap kesempatan dan hari-hari yang dilalui bersama Ghaza.

Alhamdulillah hari ini berlalu dengan emosi yang aman terkendali, hehe Karena sy tau bahwa sy tidak bisa berada dibawah tekanan, maka dengan mempraktekkan tips dan trik kemarin sy bisa lebih santai menanggapi segala keriuhan Ghaza tanpa harus kejar-kejaran dengan pekerjaan rumah. Alhamdulillah suami mengerti dan sepakat untuk menjadikan anak prioritas utama dan pertama. Ditambah semalam saya sempat mendengar video Bu Septi yang berkata bahwa untuk menjaga kewarasan sebagai seorang ibu, janganlah menjadi seperti orang dewasa di hadapan anak-anak, jadilah seperti mereka dan masuk ke dunia mereka. Karena itu saya berusaha untuk masuk bermain dalam keriuhan Ghaza. Lalu melibatkan Ghaza dalam pekerjaan kecil seperti merapikan kamar dan tempat tidur.

Anak usia setahun ini sudah pintar menanggapi perintah untuk mengambil benda-benda kecil disekitarnya, tentu saja dengan poin KISS dan suara yang ramah. Hal ini saya manfaatkan agar Ghaza bisa membantu saya merapikan mainannya yg berserakan di tempat tidur atau kamar. Pujian, pelukan dan ciuman akan dia dapatkan setelah itu, dan bahagia yang saya rasakan juga terlihat dalam senyum/ketawa Ghaza. Alhamdulillaah :*

Sore ini saya dan Ghaza ikut acara bukber bersama keluarga. Saya sempat khawatir mengingat rewelnya Ghaza di rumah seperti apa. Tapi Alhamdulillah, Ghaza bisa beradaptasi dengan baik meskipun awalnya sempat tidak mau ditinggal. Ghaza ceria, suka salim oma-oma dan opa-opanya, main bareng aunty, imi dan ammahnya, lahap makannya, dan tentu saja AKTIF ^^

Saking asiknya main dan berkegiatan bersama Ghaza hari ini, saya sampai lupa foto atau merekamnya. Tapi tak apa, karena saya benar-benar bahagia untuk hari ini. Saya tau bahwa bahagia hari ini tidak akan menjamin tak ada keluhan atau kesedihan di hari esok, dapat mengendalikan emosi hari ini pun tidak menjamin besok atau lusa akan tetap seperti ini. Maka tak ada alasan untuk berleha-leha, karena masih banyak hal yang harus dilatih agar menjadi kebiasaan baik, masih banyak hal yang harus dipelajari sebagai madrasah utama bagi anak-anakku.

Semoga kita bisa istiqomah untuk terus belajar dan memperbaiki diri dalam sabar dan syukur yaa bunda-bunda sholihah.. Beruntung dipertemukan Allah dengan Keluarga Besar Institut Ibu Profesional, menimba ilmu bersama ibu-ibu pembelajar, berharap menjadi amal jariyah atas ilmu dan segala keteladanan yang kami amalkan.. aamiin



Palu, 17 Juni 2017
Rati Rahmawati | Ummu Ghaza
Kelas Bunda Sayang 2 Sulawesi


#Level1
#Day10
#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#MengendalikanEmosi
#UmmaPembelajar
#MerinduSurga

Komunikasi Produktif | DAY 9



Bismillaah..
Tidak terasa #Tantangan10Hari ini akan berakhir besok.. Bisa masuk sampai ke hari 9 adalah sesuatu yang luar biasa bagi saya. Karena sy termasuk orang yang susah untuk bisa melakukan sesuatu rutin sesuai jadwal, sy lupa istilahnya apa hehe

Mengingat pepatah lama, “Ala bisa karena biasa”, segala sesuatu yang terus dilatih untuk menjadi kebiasaan, lama kelamaan akan mahir. Mungkin kita sering mendengar seseorang yang menolak untuk berubah dengan alasan karena sudah menjadi kebiasaan. Tapi bukankah kebiasaan bisa dirubah dengan kebiasaan pula ? Susah memang, iya susah jika cuma dibiasakan sehari dua hari atau seminggu dua minggu. Aaah, “akan selalu ada jalan bagi hati yang berkemauan”..

Hampir seminggu lebih saya belajar bersabar dan melatih mengendalikan emosi pada anak saya, Ghaza (1y24d). Ternyata salah satu penyebab emosi tidak stabil seminggu ini adalah PMS hihi dan ketahuan setelah haidnya datang. Tapi tentu saja itu tidak harus dijadikan alasan buat berleha-leha tanpa belajar. Salah satu hal di kelas Matrikulasi yang selalu saya ingat dan praktekkan di masa belajar seperti ini adalah kalimat “Pelajari Polanya”. Hal ini sangat ampuh terutama untuk sesuatu yang berulang-ulang seperti aktivitas harian bersama Ghaza.

Saya berusaha memperhatikan apa penyebab Ghaza rewel jika hanya bersama saya di rumah. Hal ini sangat mengganggu krn tidak ada satupun Pekerjaan Rumah (PR) yang beres kalau Ghaza lg ON. Bahkan sekedar berdiri untuk sholat pun, Ghaza akan menangis kencang. Selain itu sy juga memikirkan bagaimana cara agar sy bisa santai menanggapi keaktifan Ghaza dan mengendalikan segala emosi negatif.

Dan setelah praktek hari ini, saya bisa mengendalikan emosi dengan baik jika menekankan pada diri sendiri bahwa :

  • Tidak masalah jika kamar dan rumah berantakan, fokus ke Ghaza
  • Tidak menggunakan target waktu untuk pekerjaan-pekerjaan rumah
  • Minta pengertiaan suami jika pulang kantor kondisi istri dan rumah sama sekali tak berubah :D
  • Masak setelah suami pulang kantor, Ghaza aman bersama abah
  • #AYKTM (Apapun Yang terjadi Kami Tetap Mengaji), tenangkan diri dengan Al-Qur’an

Jika berpikir sebaliknya ? Maka sy harus siap-siap kesal kejar-kejaran waktu antara PR dan Ghaza yang butuh perhatian.

ALhamdulillaah ‘ala kulli haal..
Setiap hari, setiap momen menjadi begitu berarti dengan belajar. Sebenarnya hal diatas mungkin sedikit menyimpang krn walau bagaimanapun seorang Istri harus cerdas membagi waktu agar amanah di rumah dapat selesai. Nah, membagi waktunya itu yang masih tahap belajar. Untuk sekarang sy berusaha untuk menjaga “kewarasan” dan bisa lolos dalam poin “mengendalikan emosi” kali ini. Insya Allah akan terus belajar hingga amanah dan menjadi Ibu dan Istri kebanggaan keluarga. Aamiin

Palu, 16 Juni 2017
Rati Rahmawati | Ummu Ghaza
Kelas Bunda Sayang 2 Sulawesi




#Level1
#Day9
#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#MengendalikanEmosi
#UmmaPembelajar
#MerinduSurga

Komunikasi Produktif | DAY 8




Bismillaah..
Di hari ke 8 #Tantangan10Hari komprod ke anak hari ini sy masih berusaha untuk mengendalikan emosi. Ternyata susah yaa bund..

Beberapa hari ini entah kenapa Ghaza lg rewel²nya. Kalau Abahnya ke kantor dan tinggal Ghaza dan Umma di rumah, mulailah Ghaza rewel tidak mau ditinggal meski sebentar. Bahkan td, untuk berdiri sholat pun Ghaza menangis sambil teriak². Ya Allah.. Benar² ujian.. Akhir² ini mmg suasananya tepat sekali untuk belajar bersabar dan mengendalikan emosi..

Kalau sy disamping Ghaza, dgn bebasnya Ghaza akan bermain spt biasa. Mulai mondar mandir naik turun kasur, berusaha memanjat meja TV, lempar segala barang, menarik² kabel di meja laptop, dll, dll. Wuuaaaah.. Di hari² biasa sy akan menanggapi aktifnya Ghaza dgn biasa. Tp di saat piring kotor menumpuk, cucian blm dijemur, lantai minta di sapu, dan setumpuk pekerjaan IRT yg tertunda, disitu sy mulai harap² cemas dan risih dgn kondisi tdk berbuat apa² ditengah ke'aktif'an Ghaza..

Meskipun tdk ada teriakkan bernada tinggi, pukulan, dll hari ini, tp sy merasa masih blm bs mengendalikan emosi dgn baik untuk bbrapa adegan pemicu emosi yg dilakukan Ghaza hr ini. Sempat bbrapa kali sy hendak marah ke Ghaza, tp Ghaza yg diberi tahu hanya balik tertawa dgn jari telunjuk diayun ke depan dan belakang meniru sy yg memperingatinya dgn KISS,"Awas.. Awaas". Bukannya marah, sy hanya ikut tertawa bersama Ghaza..

Sepertinya kelemahan sy di bagian itu yaa.. Sy hrs berlatih untuk konsisten pd hal yg baik dan tdk baik untuk Ghaza. Misalnya ketika sy melarangnya untuk memanjat dan mengeluarkan KISS dgn intonasi tegas, maka ekspresi sy pun harus mendukung dan yg paling penting tdk tergoda dengan senyum dan tingkah polos Ghaza..
Maasya Allah, menulis memang sesuatu yg luar biasa. Sy menemukan ide ini sambil menulis tugas tantangan ini. Seharian td tdk terpikirkan loh bund. Alhamdulillah muhasabah malam ini lwt tulisan memberi ide yg hrs dipraktekkan besok! Smg bsk bisa mengendalikan emosi dgn lebih baik dan menemukan lebih banyak tips dan trik untuk memenangkan Ghaza.. Aamiin





Palu, 15 Juni 2017
Rati Rahmawati | Ummu Ghaza
Kelas Bunda Sayang 2 Sulawesi



#Level1
#Day8
#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#MengendalikanEmosi
#UmmaPembelajar
#MerinduSurga




KOmunikasi Produktif | DAY 7




Bismillaah..

Ini setoran hari ke tujuh untuk #Tantangan10Hari Komunikasi produktif. Seminggu kemarin ikut kegiatan Romadhon, jd tidak sempat untuk menulis tantangannya tapi insya Allah komprod ke anak masih terus dipraktekkan. Awalnya setelah menerapkan pujian ke anak, sy ingin mempraktekkan bagaimana memberikan kritikan ke Ghaza. Namun seminggu kemarin saya benar-benar diuji untuk mengendalikan emosi. Fyuuhh..

Awalnya mengendalikan emosi adalah poin terakhir yang ingin saya terapkan ke Ghaza, mengingat selama ini sy dan Ghaza aman-aman saja bahkan tidak pernah marah. Mungkin krn usia Ghaza yg masih di bawah satu tahun sehingga tidak ada tindakan atau apapun dari Ghaza yang bisa memancing emosi. Tapi sekaraaang, saat Ghaza sudah bisa merangkak ke sana kemari, naik turun tempat tidur sesuka hati, berdiri dan berjalan berpegangan, lempar barang-barang, dan yg paling utama sekarang Ghaza sudah bisa protes untuk sesuatu yg tidak disukainya.

Seminggu kemarin adalah masa-masa sy melatih mengendalikan emosi ke Ghaza krn jadwal ibu rumah tangga bertambah dengan kegiatan diluar, maka tindakan Ghaza yg rewel, protes dan tdk tepat waktu membuat sy menjadi emosi.  Emosi sy berupa keluhan ke Ghaza, atau marah dengan suara ditekan. Alhamdulillah dr beberapa buku parenting yg sy baca, sy tahu dampak buruk teriak-teriak ke anak dan sy sangat berusaha untuk menghindarinya.

Niat untuk memperbanyak ibadah di bulan Romadhon juga menjadi terhambat krn ini Ramadhon pertama sy berpuasa bersama Ghaza, jd sy br merasakan nikmatnya tarawih di rumah diselingi tangisan Ghaza yg bangun sehingga tarawih bisa sampai sejam br selesai, belum lg Qur’an yg dirobek Ghaza saat tadarus, sholat yang harus diulang krn khawatir saat Ghaza merangkak sendiri keluar kamar, dll. Hahaha seperti ini yaa suka duka seorang Ibu saat Romadhon. Meskipun agak sedih krn ibadah tidak maksimal, tp suami selalu mengingatkan bahwa mengurus dan merawat Ghaza pun bagian dr ibadah. Alhamdulillaah ‘ala kulli haal..

Alhamdulillah latihan mengendalikan emosi seminggu kemarin perlahan-lahan mulai berhasil. Sy mulai terbiasa dengan Ghaza yg super aktif saat ini. Saat Ghaza melakukan sesuatu yg dapat memancing emosi, sy menarik napas sebentar lalu menghukumnya dengan ciuman tanpa henti. Misalnya saat tiba-tiba remote TV yg dilempar Ghaza mendarat di mata atau kepala sy, setelah menahan sakit dengan diam sebentar sy katakan,”Ghaza, Umma sakit kena remotenya nak. Jangan main lempar-lempar remote TV yah, berbahaya.”. Sy berusaha menekankan pada diri sendiri bahwa Ghaza belum tahu dan mengerti apa yang dia lakukan. Saat ini Ghaza sangat bergantung pada orang tuanya, terutama sy sebagai Ibunya. Ternyata sy masih harus banyak berlatih bersabar dan mengendalikan emosi. Semakin bertambah usia anak kita, kita pun semakin naik level dengan ujian yg jg semakin naik tentu saja. Smg kita bisa menjadi Ibu yg dapat mengontrol emosi pada anak yaa bunda pembelajar.. aamiin


Palu, 13 Juni 2017
Rati Rahmawati | Ummu Ghaza
Kelas Bunda Sayang 2 Sulawesi



#Level1
#Day7
#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#MengendalikanEmosi
#UmmaPembelajar
#MerinduSurga






Komunikasi Produktif | DAY 6

JELAS DALAM MEMBERIKAN PUJIAN DAN KRITIKAN




Bismillaah..
Di hari ke 6 #Tantangan10Hari ini, sy melewatinya dengan banyak rasa. Mulai dari khawatir sampai bahagia..

Hari ini Abah Ghaza tidak ke kantor krn harus berangkat perjalanan dinas ba'da dzuhur, jd sy meminta abah untuk menjaga Ghaza selama beberapa jam krn sy ada kegiatan pagi di Mesjid Al-Firdaus dan pulang sblm dzuhur.

Di tempat kegiatan sy sempat khawatir bagaimana Ghaza yg sy tinggal bersama abahnya. Krn selama ini Ghaza yg masih ASI, tdk pernah lepas dr sy. Tp kemudian sy dikirimi foto Ghaza bersama abahnya yg lg ketawa². Maasya Allah.. Hanya melihat foto itu sdh membuat sy senyum² sendiri di tempat kegiatan.. Bahagianya..

Sampai di rumah, sy peluk dan cium Ghaza lalu menerapkan poin komprod kali ini yaitu "Jelas dalam memberikan pujian dan kritikan" dengan memberikannya pujian,"Anak sholih Umma, Ghaza pintar yaa ditinggal Umma di rumah. Anak hebat."

Pujian lainnya hari ini sy berikan saat Ghaza berhasil mengikuti arahan sy untuk mengambil sesuatu. Misalnya di suruh mengambil remot AC di ujung tempat tidur, cukup pakai poin KISS dan bahasa tubuh, maka Ghaza akan dgn tepat mengambil benda yg diminta. Setelah itu, sy akan memujinya dan memeluk atau menciumnya..

Alhamdulillah..
Anak sholih Umma, anak pintar dan mandiri.. Berharap Ghaza menjadi muslih nak, anak sholih lagi mensholihkan.. Aamiin..

Palu, 6 Juni 2017
Rati Rahmawati | Ummu Ghaza
Kelas Bunda Sayang 2 Sulawesi




#Level1
#Day6
#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#JelasPujian/Kritikan
#UmmaPembelajar
#MerinduSurga

Komunikasi Produktif | DAY 5

Menampilkan Day 5 - Bismillaah..
H...

Bismillaah..
Hari ke 5 #Tantangan10Hari Game Level 1 di Kelas Bunda sayang kali ini saya masih menggunakan metode Keep Information Short and Simple (KISS). Meskipun sudah sering sy gunakan dalam komunikasi sehari² pada Ghaza, namun masih ada beberapa tanda larangan yang kadang tidak dituruti Ghaza. Maka sy berniat untuk memahamkan Ghaza bahwa kata "NO" berarti memang tidak boleh dilakukan. Untuk beberapa hal Ghaza akan menurutinya, beda lg jika untuk hal lain yg disenanginya, kata "No" hanya akan bermakna "pause" bagi Ghaza haha

Hari ini saya berfokus pada salah satu hal yang disukai Ghaza dimana kalimat “NO” paling sering dilanggar. Yaitu melarang Ghaza berdiri di salah satu tempat favoritnya, meja TV. Meja TV menjadi salah satu tempat favorit Ghaa berdiri sendiri karena mejanya bersebelahan dengan tempat tidur, paling mudah digapai Ghaza, paling membantu Ghaza untuk berdiri sendiri. Awalnya sih tidak masalah kalau Ghaza mau bermain sambil berdiri di situ, tapi belakangan ini Ghaza mulai suka menarik-narik kabel dari bawah TV, mendorong-dorong TV sampai bergoyang-goyang, menarik kaki TV. Dan larangan paling utama yaitu tidak boleh berdiri jika TV sedang menyala. Namun justru hal itu yang paling disukai Ghaza. Saya berpaling sebentar Ghaza sudah berdiri depan TV sambil menunjuk-nunjuk ke layar TV. Waaaah, berbahaya kan ?

Hari ini, seperti biasa Ghaza hanya akan menengok sebentar lalu lanjut lagi ke arah TV meski kata "No No No" sudah saya sampaikan. Sampai ke tempat TV, saya menggendong Ghaza kembali ke tempatnya semula. Begitu selanjutnya berulang kali, hingga saya berpikir harus melakukan sesuatu untuk memberi pehaman ke Ghaza. Akhirnya saya memilih untuk menyalakan TV, dan tentu saja Ghaza langsung menuju TV. Saya katakan,"No No No", Ghaza berbalik sebentar dan lanjut ke arah TV, lalu saya mematikan TV, Ghaza berbalik ke arah saya dan saya tegaskan lagi,"NO No NO". Lalu saya menggendong Ghaza dan mendudukkannya disebelah saya. Kemudian TV sy nyalakan lg, Ghaza bergegas lg ke arah TV dan saya lakukan hal yang sama seperti sebelumnya, yaitu mematikan TV jika Ghaza tidak mematuhi kata "No" dari saya. Hal itupun terjadi berulang kali siang tadi.

Malam ini, saat Ghaza bersama Abahnya dan sy di dapur, sy mendengar Ghaza sedang menonton kartun Huruf Hijaiya bersama Abahnya. Lalu saat saya masuk kamar dan melihat Ghaza mau menuju ke arah TV, segera saya katakan "No No No" lalu Ghaza berhenti dan bersuara protes antara menggerutu dan hendak menangis, kemudian dengan tenang kembali ke tempat duduknya semula. Saya dan abahnya hanya tertawa melihat Ghaza protes.

Alhamdulillah..
Meskipun saya tidak menyangka bisa berhasil dalam sehari, namun poin KISS pada salah satu aktivitas favorit sekaligus berbahaya bagi Ghaza kali ini berhasil. Tapi masih akan terus sy observasi dan latih lagi agar tidak hanya berhasil malam ini saja ^^
Seperti kata pepatah,"ala bisa karena biasa". Maka Insya Allah yang awalnya tidak bisa akan menjadi bisa jika terus dilatih dan dibiasakan. Bukankah kebaikan kecil yang terus menerus kita lakukan lebih Allah cintai ? Semoga kita bisa terus membiasakan hal-hal baik yaa bunda-bunda sholihah..


Palu, 5 Juni 2017
Rati Rahmawati | Ummu Ghaza
Kelas Bunda Sayang 2 Sulawesi



#Level #Day5 #Tantangan10Hari #KomunikasiProduktif #KuliahBunSayIIP #KISS #UmmaPembelajar #MerinduSurga


Komunikasi Produktif | DAY 4

Keep Information Short and Simple (KISS)



Bismillaah..
Memasuki hari ke 4 #Tantangan10Hari dengan tema Komunikasi Produktif (Komprod), rasanya setiap hari berlalu begitu lambat karena berusaha mencari kesempatan untuk menerapkan poin-poin komprod dalam aktivitas bersama Ghaza.

Hari ini saya akan menerapkan poin selanjutnya dalam komprod yaitu Keep Information Short and Simple (KISS). Untuk poin ini, sebelum menerima materinya alhamdulillaah saya sudah menggunakannya dalam bahasa sehari-hari bersama Ghaza. Karena sy pikir, Ghaza mungkin tidak akan mengerti jika saya menggunakan kalimat yang panjang kepadanya.

Beberapa bentuk KISS yang saya gunakan biasanya yaitu :
“No No No” dengan menggerakan telunjuk ke kiri dan kanan. Kata ini sy gunakan untuk melarang Ghaza melakukan sesuatu yang tidak baik/berbahaya. Misalnya Ghaza suka berdiri di depan Print untuk bermain dengan penutup print. Saat Umma bilang,”No No No” Ghaza akan berhenti dan menutup kembali penutupnya. Hal ini kadang berhasil, dan kadang pula hanya berlaku sementara bagi Ghaza.
 “Sayaang.. Sayaang”, Kata ini saya gunakan saat ghaza memukul pipinya, sy melarang dengan kata “No” lalu menirukan hal sebaliknya yaitu mengelus pipinya sambil berkata,”sayaang..sayaang.” Dan Alhamdulillaah berhasil..
"Lap tangan" sambil menepuk perlahan kedua tangannya. Dua kata ini sy gunakan ketika tangan Ghaza kotor, lalu Ghaza akan menepuk² kedua tangannya.

Ada beberapa kata² yg sering sy gunakan dalam bentuk kata yang pendek dan sederhana, dan hal ini memang berhasil dalam bahasa sehari-hari bersama Ghaza. Dan 3 hal di atas yang paling sering sy gunakan hari ini. Insya Allah sy berusaha untuk istiqomah menerapkan poin KISS ini pada Ghaza, dan meminimalisir tenaga ekstra dengan cuap-cuap panjang yang sia-sia hehe

Alhamdulillah 'ala kulli haal..
Terus belajar bersama yaa Ghaza nak.. umma belajar buat Ghaza, dan Ghaza pun belajar buat jd anak sholih bagi Umma dan Abati.. Aamiin

Palu, 4 Juni 2017
Rati Rahmawati | Ummu Ghaza
Kelas Bunda Sayang 2 Sulawesi



#Level1
#Day4
#Tantagan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#UmmaPembelajar
#MerinduSurga

Komunikasi Produktif | DAY 3

Bismillaah..
Hari ke 3 #Tantangan10hari Komunikasi Produktif (Komprod). Krn merasa belum berhasil melaksanakan salah satu poin komprod kemarin, maka hari ini saya masih berusaha menerapkan dua poin tersebut pada Ghaza (1y).

Hari ini tidak banyak aktivitas di rumah yang kami lakukan bersama karena sy meminta untuk ikut bersama suami yang punya beberapa urusan di luar rumah. Ghaza ? ikut tentu saja.

Mengantri di tempat pertama (Kantor Pos), Ghaza masih senang bermain dengan kursi antrian yang bentuknya baru bagi Ghaza. Mengantri di tempat ke dua (Bank), Ghaza juga masih santai mungkin krn ruang tunggu yang nyaman dan posisi kursi yang rendah membantu Ghaza untuk berdiri berpegangan. Saat Abah ke ATM, Umma dan Ghaza menunggu di luar sambil latihan jalan dan naik turun tangga. Ghaza yang jalan sambil dipegangi, berjalan menuju pintu masuk. Rupanya Ghaza ingin masuk lagi ke dalam ruang tunggu. Sy menolak, dan Ghaza protes sambil nangis. Lalu sy menggendong Ghaza, mendudukkannya dikursi luar, menatap matanya dan bilang,”Ghaza ingin masuk ke dalam lagi ya? Di dalam enak ya nak ? Tapi kita harus menunggu abah di sini. Sebentar lagi abah selesai, Ghaza yang sabar yaa.”
Berhasil! Ghaza tenang dan kembali bermain..

Selama 3 hari berusaha menerapkan komunikasi produktif ke anak, saya belajar bahwa paling tidak saya harus mempelajari semua materi dan poin-poin komprod yang diberikan Bunda Fasil. Karena untuk melaksanakan satu poin, kadang saya membutuhkan poin lainnya untuk membuat poin tersebut berhasil. Nah pengalaman hari ini, selain menunjukkan empati saya juga berusaha untuk mengatur intonasi dan suara seramah mungkin untuk membuat Ghaza tenang. Tentu saja sebagai Ibu yang ingin menangkan, sy harus tenang terlebih dahulu. Selain itu, intensity of eye contact juga berpengaruh di sini dan bahasa tubuh yang lainnya seperti menepuk pelan pundaknya, mengelus dadanya, mengusap kepalanya, insya Allah bisa menjadi factor pendukung komunikasi produktif.

Wah, sy mungkin akan melewati hari begitu saja tanpa memetik pelajaran dari aktivitas bersama Ghaza jika tidak mendapat tantangan untuk menuliskannya seperti ini. Dan bersyukur niat untuk mengaktifkan kembali blog sejak awal kelas matrik bisa terlaksana diawal tugas pertama kelas Bunda Sayang.

Alhamdulillah ‘ala kulli haal..
Ada begitu banyak hikmah meski dalam aktivitas rutin dan amat sangat biasa bagi seorang ibu. Dan menemukannya, membuat yakin betapa Allah Maha baik dalam kondisi apapun kita. Seperti kata Rosulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam, ”Hikmah itu adalah barang yang hilang milik orang yang beriman. Di mana saja ia menemukannya, maka ambillah.” (HR Tirmidzi)

Maasya Allah.. Semoga kita bisa selalu menemukan hikmah setiap harinya, menuliskannya, dan membagikannya, berharap dapat bermanfaat bagi para ibu lainnya dan menjadi amal jariyah.. aamiin



Palu, 3 Juni 2017
Rati Rahmawati | Ummu Ghaza
Kelas Bunda Sayang 2 Sulawesi


#Level1
#Day3
#Tantagan10Hari
#Komunikasi Produktif
#KuliahBunSayIIP

#UmmaPembelajar
#MerinduSurga

Komunikasi Produktif | Day 2


MENUNJUKKAN EMPATI



Alhamdulillah hari ini masuk ke hari ke 2 dalam #Tantangan10Hari di Game pertama kelas Bunda Sayang. Kali ini saya akan menggunakan poin selanjutnya untuk komunikasi produktif pada anak, tentu saja sambil terus melatih poin kemarin yang belum sepenuhnya berhasil.

Poin yang saya pilih hari ini adalah “Menunjukkan Empati” pada anak. Sedikit ulasan di materi tambahan yang diberikan Bunda Fasil, bahwa kunci dalam komunikasi ialah perasaan. Maka cobalah untuk mendengar perasaannya dengan menebak apa yang sedang ia rasakan dari bahasa tubuhnya. Setelah itu, tunjukkan empati kita kepada anak sebagai bentuk komunikasi produktif agar kebutuhan dasar (Didengar, Dikenali, Diterima, Dimengerti, Dihargai) dalam komunikasi terpenuhi.

Pagi ini, setelah Abah berangkat kerja, Ghaza masih asik bermain di tempat tidur. Tiba-tiba sy kaget krn mendengar suara “hoek hoek” dan melihat Ghaza seperti mau muntah. Sy berusaha mencari penyebabnya sambil menenangkan Ghaza. Dan saya tidak menemukan apapun yang bisa membuat Ghaza muntah.

Aaah, Ghaza memang suka seperti itu. Meniru orang batuk dan muntah bahkan kadang sampai memasukkan tangan ke mulut dan “hoek hoeek” lagi ^^
Kenapa sy berpikir bahwa dia meniru ? krn batuk atau muntahnya kelihatan seperti dia paksakan dan jarang sekali sampai muntah. Namun untuk bisa menerapkan poin “Menunjukkan Empati” hari ini, saya harus terus berprasangka baik dan berikir positif pada Ghaza, berusaha untuk menebak apa yang Ghaza rasakan dari bahasa tubuhnya. Maka saat Ghaza mengulang kembali ekspresi muntahnya, saya menepuk belakangnya perlahan dan berkata,”Ghaza kenapa nak? Mual ya ? tenggorokannya tidak enak ? atau perutnya sakit ? oo sayang anak Umma.. Umma peluk-peluk yaa..” Setelah itu, adegan muntah berakhir..

Ghaza termasuk anak yang susah makan, apalagi saat sudah pintar untuk menolak sesuatu dengan menggeleng, otomatis Gerakan Tutup Mulut (GTM)nya akan selalu diiringi gelengan kepalanya. Saat menyuapi Ghaza, saya berusaha untuk menerapkan poin “Mengendalikan intonasi dan menggunakan suara yang ramah” dan sekaligus poin “Menunjukkan Empati”. Saat Ghaza mulai aksi GTMnya, saya mulai bercerita tentang lauk yang dimakannya, Imi (Tante) dan Aunty yang memasaknya sampai Umma dan Abahnya yang juga makan lauk yang sama, lalu “hap” satu suapan masuk lagi ke mulutnya.. Ahh ternyata poin kemarin masih ampuh buat Ghaza hehe

Tapi sayang, setelah itu GTMnya dimulai lagi. Hal ini yang kadang membuat saya “rada malas” menyuapi Ghaza. Semangat menyiapkan MPASI homemade buat Ghaza lenyap begitu saja saat Ghaza GTM atau menyembur-nyemburkan makanannya. Alhamdulillah materi Komunikasi Produktif memberi ide bagi saya “merayu” Ghaza untuk menghabiskan makanannya. Maka sy coba bercerita lg, kali ini dengan menunjukkan empati,”Ghaza kok geleng-geleng nak ? Ghaza masih kenyang abis nenen ya ? Atau lauknya kurang enak buat Ghaza ? Besok Umma buatkan lauk lain yang lebih enak yah. Tapi yang ini dihabiskan dulu boleh ya nak.”

Dan GAGAL..
GTMnya masih berlangsung dan Ghaza tidak mau makan lagi..

Alhamdulillah ‘ala kulli haal..
Sepertinya untuk urusan makan buat Ghaza harus mencoba trik-trik yang lain, dan Insya Allah saya akan berusaha untuk tetap menggunakan poin kemarin dan hari ini dalam menghadapi GTM Ghaza. Oh iya, dalam kondisi sehari-hari juga yaa.. Ini yang masih kadang lupa hehe

Seperti hidup yang kadang bermasa, maka Umma menanti masa dimana Ghaza makan dengan lahap nak. Teruslah membersamai perbaikan-perbaikan kecil Umma yaa nak. Umma belajar dan selalu belajar untuk jadi Madrasah Utama bagi Ghaza, tempat ternyaman bagi Ghaza dan kebanggaan keluarga..
aamiin



Palu, 2 Juni 2017
Rati Rahmawati | Ummu Ghaza
Kelas Bunda Sayang 2 Sulawesi



#level1
#day2
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
#MenunjukkanEmpati

#UmmaPembelajar
#MerinduSurga

Komunikasi Produktif | DAY1


KENDALIKAN INTONASI DAN GUNAKAN SUARA YANG RAMAH



"Selama ini kita sering menggunakan suara saja ketika berbicara ke anak, yang ternyata hanya 7% mempengaruhi keberhasilan komunikasi kita ke anak. 38% dipengaruhi intonasi suara dan 55% dipengaruhi bahasa tubuh." (Materi komprod kelas Bunda Sayang IIP)




Dihari pertama #Tantangan10Hari ini, sy memilih mengambil poin "mengendalikan intonasi & menggunakan suara yg ramah" sbg permulaan. Karena menurut sy, ini menjadi dasar penting untuk melaksakan poin² selanjutnya. Dalam poin "Mengendalikan Emosi" misalnya, tentu saja dengan mengendalikan intonasi dan menggunakan suara yang ramah bs menekan emosi "marah". Atau paling tidak kita akan berusaha untuk meredam "marah" terlebih dahulu sblm memilih untuk menggunakan suara yg ramah 😁



Niatnya jika kesempatan kali ini berhasil, sy masih bs mengontrol dan terus menggunakannya untuk tantangan² dipoin selanjutnya.



Mengendalikan intonasi dan menggunakan suara yg ramah ternyata susah susah gampang.. Susahnya krn kadang keceplosan berbicara seperti biasa ke Ghaza, mudahnya krn lingkungan rumah mendukung untuk tidak harus teriak² dan marah². Meskipun nada suara tidak ramah² amat, minimal kan tidak marah² dan ketus yaa hehe
alhamdulillah..



Karena menggunakan poin (Mengendalikan Intonasi dan menggunakan suara yang ramah) ini dalam bahasa sehari-hari ke anak seringnya lupa, maka sy mencoba menerapkannya saat membacakan buku ke Ghaza..



Buku yg saya bacakan hari ini adalah "Pasukan Abrahah", salah satu kisah dalam Al-qur'an tentang pasukan gajah Abrahah yang menyerang Mekkah. Menerapkan poin ini dalam membacakan buku ke Ghaza saya pikir cukup berhasil, karena Ghaza yang sebelumnya tidak bisa duduk diam dalam waktu lama saat dibacakan buku, kali ini menyimak sambil menunjuk-nunjuk gambar-gambar di bukunya.



Seorang bunda di kelas matrik pernah berkata bahwa wajar jika anak seusia Ghaza (1y) belum betah dibacakan buku berlama-lama, tapi kita sebagai Ibu yang ingin agar anak kelak mencintai buku jangan sampai putus asa membacakan buku ke anak, paling tidak minimal 5 menit (Syukron bund say :*).
Tapi kali ini, ternyata dengan menggunakan salah satu poin dari komunikasi produktif, Ghaza bisa lolos duduk diam dibacakan sebuah buku sampai selesai. Bahkan dia akan menunjuk-nunjuk gambar di buku sambil bercoleteh "babaa tubuttubuttu" (hanya Ghaza yg paham artinya :D), mengikuti Umma yang menunjukkan gambar Gajah, Unta, Ka'bah, Burung ababil, ekspresi Abrahah yang marah, dan ekspresi-ekspresi penduduk Mekkah yang kaget dan ketakutan.




Alhamdulillah 'ala kulli haal..
Meskipun belum sepenuhnya poin ini terealisasi pada komunikasi sehari-hari, namun saya sangat bahagia Ghaza bisa senang dibacakan buku dan semakin nempel pada bukunya.
Cintailah buku sbg salah satu sumber ilmu Ghaza nak.. Semoga berkah dan selalu dalam kebaikan dengan ilmu yang teramalkan.. Aamiin




Palu, 1 Juni 2017
Rati Rahmawati | Ummu Ghaza
Kelas Bunda Sayang 2 Sulawesi




#level1
#day1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
#MengendalikanIntonasiDanMenggunakanSuaraYangRamah



#UmmaPembelajar
#MerinduSurga

Komunikasi Produktif | DAY0


Alhamdulillah setelah selesai di kelas matrikulasi, sy masih diberi rejeki untuk naik ke kelas selanjutnya yaitu kelas Bunda Sayang.. Berbeda dengan kelas sebelumnya yang membutuhkan waktu 3 bulan, kelas ini insya Allah akan diadakan selama setahun. Wow 😍😍😍

Dikelas matrikulasi, materi dan tugasnya setiap minggu dan tugasnya dikenal dgn nama NHW (Nice Home Work). Sedangkan di kelas ini materinya sebulan sekali dengan tugas berupa tantangan yg diberi nama Game. Nah ini dia Game pertama yaitu "TANTANGAN 10 HARI KOMUNIKASI PRODUKTIF". Tantangannya dimulai besok sampai tanggal 17 Juni..

Waaah, semoga saya bs berhasil melewati tantangan ini dan bermanfaat buat keluarga, terutama komunikasi produktif ke anak dan suami 😊😍😘

Abah, Ghaza.. Mohon kerjasamanya yah 😘 untuk menghidupkan surga di rumah sendiri, dimulai dr diri sendiri, hingga kelak Allah beri rumah buat kita di Surga-Nya.. Aamiin 😊
Semangat belajar..
Bismillaah..

#level1
#day0
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
#UmmaPembelajar
#MerinduSurga