Kamis, 31 Oktober 2013

Seperti Hujaaan..



Adakalanya kita harus menerima keadaan meskipun situasinya tidak menguntungkan bagi kita, melainkan menguntungkan bagi orang lain.

Tidak perlu cemburu dan cemberut, apalagi sampai protes tas tus tos sana sini.
Kita hanya harus menerimanya.
Karena bisa saja situasi yang sama kembali terjadi namun kali ini kita berada pada sisi yang diuntungkan, dan sebaliknya bagi orang lain.

Seperti hujan..
Pada langit yang sama, daerah yang sama, kita menerima hujan yang sama. Namun tidak semua orang dalam situasi membutuhkan hujan.

Ada yang sama sekali tidak bisa keluar rumah menepati janji karena hujan, ada pula yang bersuka cita karena hujan.

Haruskah karena hujan kita protes kepada Allah ? Tidakkan ?
Kita hanya perlu menerima situasi meskipun itu tidak menguntungkan bagi kita.

Setiap orang punya porsi bahagia masing-masing yang sudah di bagi dengan merata oleh Sang maha Adil.
Maka masih perlukah kita mempertanyakan keadilannya ? Tentu TIDAK!

Bersabarlah, akan ada saatnya giliranmu tiba :)

Jumat, 25 Oktober 2013

Luka, kala itu..

Malam ini, kita masing-masing pulang
dengan luka setelah tanpa sadar sudah
saling menyakiti.

Saat sadar telah menyakiti,
saat itupun perih membumbui luka.
Semakin membuat hati ingin berjumpa
esok untuk memberi penawar bagi luka.

Tak apa bila perih menjadi bekal,
selama masih ada asa untuk berjumpa senyum.
Asapun akan jadi penenang luka.

Senin, 21 Oktober 2013

Saat Ujian itu disebut “SAKIT”



Suatu ketika seorang sahabat bertanya,"Apa kau kaget?" Segera saja jawabku,"Tidak".
Setelahnya baru kemudian saya berpikir, kenapa saya tidak terkejut sedikitpun ?
Aaah, mungkin karena saya pernah mendengar yang lebih buruk dari ini.

Klo diingat lagi kadang lucu juga. Menangis terisak-isak seolah besok adalah akhir dari duniaku. Lucunya lagi, saat bertanya kepada Allah ,"kenapa harus saya?" Saat itu pula dosa-dosaku terbayang berkelebat membuatku tidak berani untuk mengeluh lebih jauh.
Saya memang bukan pezina, peminum khamar, dan pelaku dosa2 besar lainnya. Tapi tetap saja saya manusia biasa yang tak luput dari dosa. Dan saya sadar, dosa yang sedikit-sedikit itu bisa saja jadi semakin banyak dan membentuk penyakit yang sama sekali tidak saya inginkan.

Yang harus saya lakukan adalah bersyukur. Bersyukur jika dosa yang saya lakukan selama ini Allah balasnya di dunia, saya masih bisa bernafas dan mempertanggungjawabkan akibat dari dosa-dosaku selama ini. Berharap kelak ketika sampai akhirku, dosa-dosaku sudah terbayar dalam sakit dan derita semasa hidup. Itu yang saya pikirkan saat itu :)

Maka tentu saja sekarang saya jauh lebih tenang :) Gimana yaaa, sudah lebih dulu baca dan menanamkan surah Al-Baqarah : 286 sih hehe, Bahwa “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” :) Allah Maha Baik yah ({})
Saya pasti bisa! "Allahu Ma'i (Allah Bersamaku), Allahu Naadhiri (Allah Melihatku), Allahu Syahidi (Allah menyaksikanku)", itulah kalimat penyemangat dari buku Kang Abik, yang selalu saya tambahkan,"Maka Allah pasti menjagaku!"

Yang harus saya lakukan sekarang hanya harus lebih menjaga diri lagi. Yah, jadi jauh lebih sadar bahwa diri, tubuh, dan segala yang saya miliki adalah titipan Allah :) Seperti kata ketua R2J, "Jangan mendzolimi tubuh titipan Allah." *Makasih Pak Ketua*
Hidup harus lebih sehat :) Klo kata dokter di Nez Academy sih, klo mw hidup sehat itu cukup lakukan tiga hal : Makan yang sehat, Olaharga, dan berpikir sehat.
Insya Allah, akan lebih menjaga makanan dari sekarang, olahraga, dan berpikir sehat. Saya kan jagonya optimis, hahahaha :D
*Semoga optimisnya diiringi usaha lebih ya tii!!! XIXIXI :D

Baiklah!
Semangat untuk menjaga diri sendiri, agar bisa menebar manfaat bagi orang banyak :)
Hidup mati mah Allah sudah tentukan, maka sakit apapun yang menghalangi jangan pernah membuatmu diam menyerah :)
Masih banyak hal yang bisa kau lakukan, masih banyak yang butuh uluran tanganmu, masih banyak ladang dakwah yang harus digarap setulus hati :)

“Bahkan jika harus berteman dengan sakit untuk menjalani hidup yang baik, kenapa tidak ? Saya akan jadi sahabat baginya yang juga tetap berusaha lepas darinya untuk menjadi sahabat bagi orang banyak.”

Fighting!!!

Sembuh dengan Baik

Untuk sebuah rasa yang sama, namun perlakuan yang berbeda. Kali ini, merasakan akibat yang berbeda meski dari sebab yang sama.

Mungkin karena luka kemarin berhasil disembuhkan dengan baik, bahkan untuk bekasnya sekalipun.
Benar bahwa penawar yang tepat akan lebih bermanfaat dari sekedar penawar-penawar yang berkelebat singgah namun tak meresap dengan  baik. Maka kali ini, hanya untaian senyum keikhlasan saat rasa yang sama menghampiri hati.

Maaf, saya sudah jauh lebih kuat dari kemarin.
Tidak akan tertoreh sedikitpun luka untuk sebab yang sama.

Senang rasanya bisa melepas mereka dengan bahagia :) Karena jika mereka berbahagia, maka bahagia pulalah saya. Begitulah keluarga :)

Masing-masing kita sudah punya porsi bahagia yang Allah siapkan untuk situasti-situasi tertentu :)

Maka bersyukurlah kita yang lebih mudah menemukan bahagia dibanding orang-orang dengan hati yang keras.
Bahagia itu sederhana bukan ?
Duduk diteras rumah sambil membaca buku favorit, ditemani semilir angin yang menyejukkan, sudah cukup untuk menciptakan bahagia. Begitupun hal-hal sederhana lainnya..

Yaaaah, Klo hati dibawa ikhlas kemana-mana, bahagiapun lebih mudah didapat. Bahkan saat didzholimi sekalipun, jika kita bisa peka dengan hikmah, maka senyumpun akan hidup meski dalam situasi "buruk" hehe :D

Berbahagialah teman :)
Bahagiamu, bahagiaku juga :)

19/10/13 16:18

Jumat, 18 Oktober 2013

..... di Tempat itu


Adakalanya saya memberanikan diri terjun dalam jurang 'ketidaknyamanan'
untuk mendapatkan sedikit rasa bahagia yang hanya bisa diperoleh dari tempat itu.

Adakalanya saya ingin segera berlari jauh dan mendaki kembali, hanya untuk lepas dari
'ketidaknyamanan' dari tempat itu.

Adakalanya saya bingung untuk memposisikan senyum dan tawa dalam situasi 'ketidaknyamanan'
saat berada di tempat itu.

Adakalanya ditinggal sendiri begitu melegakan tapi juga menyesakkan, sebenarnya tergantung 'ketidaknyamanan' pergi atau bertahan di tempat itu.

Adakalanya menahan isak tangis lebih mudah dibanding menahan tubuh yang gemetar ketakutan
jika 'ketidaknyamanan' di tempat itu pecah meski dalam bentakan kecil sekalipun.

Namun, adakalanya bersama mereka dalam tawa membuatku lupa dengan 'ketidaknyamanan' di tempat itu.

Kamis, 03 Oktober 2013

'K I T A"

'Kita'..
'Kita' akan selalu jadi kata yang baik bahkan indah disaat-saat sulit.

Tapi justru sebaliknya klo 'kita' hanya jadi sekedar kata yang tak nyata. Klo hanya ada 'kita' dalam kata dan 'saya' pada kenyataannya, 'kita' hanya akan berbalik jadi kata yang sebatas kata bahkan menyakitkan disaat-saat sulit.

Karena dalam 'kita' ada harapan.
Berkat 'kita' timbul kekuatan.
Justru 'kita', 'saya' bergerak.
Menggunakan 'kita' sebagai alasan akan membuat motivasi berjuang meningkat.
Dan hal yang sebaliknyalah yang akan terjadi jika 'kita' hanya sekedar kata.

Jadi tolong..
Jangan gunakan 'kita' jika tak mampu mempertanggungjawabkannya menjadi nyata.

Beda orang akan berbeda pula responnya. 'Kita' yang tak nyata akan memberikan luka yang berbeda pula pada masing-masing orang. Dan cara penyembuhannya pun berbeda, waktu yang dibutuhkannya pun beda.

Maka berhati-hatilah menggunakan 'kita'. Meskipun tujuan awalnya baik, untuk memotivasi mungkin, tapi tanpa disadari 'kita' punya peluang melukai perasaan orang lain.

Berharap saya, kamu, dia, mereka, kita, bisa sama-sama belajar dan menggunakan/mempertanggungjawabkan setiap kata dengan baik :)

Seperti Hujaaan..



Adakalanya kita harus menerima keadaan meskipun situasinya tidak menguntungkan bagi kita, melainkan menguntungkan bagi orang lain.

Tidak perlu cemburu dan cemberut, apalagi sampai protes tas tus tos sana sini.
Kita hanya harus menerimanya.
Karena bisa saja situasi yang sama kembali terjadi namun kali ini kita berada pada sisi yang diuntungkan, dan sebaliknya bagi orang lain.

Seperti hujan..
Pada langit yang sama, daerah yang sama, kita menerima hujan yang sama. Namun tidak semua orang dalam situasi membutuhkan hujan.

Ada yang sama sekali tidak bisa keluar rumah menepati janji karena hujan, ada pula yang bersuka cita karena hujan.

Haruskah karena hujan kita protes kepada Allah ? Tidakkan ?
Kita hanya perlu menerima situasi meskipun itu tidak menguntungkan bagi kita.

Setiap orang punya porsi bahagia masing-masing yang sudah di bagi dengan merata oleh Sang maha Adil.
Maka masih perlukah kita mempertanyakan keadilannya ? Tentu TIDAK!

Bersabarlah, akan ada saatnya giliranmu tiba :)

Luka, kala itu..

Malam ini, kita masing-masing pulang
dengan luka setelah tanpa sadar sudah
saling menyakiti.

Saat sadar telah menyakiti,
saat itupun perih membumbui luka.
Semakin membuat hati ingin berjumpa
esok untuk memberi penawar bagi luka.

Tak apa bila perih menjadi bekal,
selama masih ada asa untuk berjumpa senyum.
Asapun akan jadi penenang luka.

Saat Ujian itu disebut “SAKIT”



Suatu ketika seorang sahabat bertanya,"Apa kau kaget?" Segera saja jawabku,"Tidak".
Setelahnya baru kemudian saya berpikir, kenapa saya tidak terkejut sedikitpun ?
Aaah, mungkin karena saya pernah mendengar yang lebih buruk dari ini.

Klo diingat lagi kadang lucu juga. Menangis terisak-isak seolah besok adalah akhir dari duniaku. Lucunya lagi, saat bertanya kepada Allah ,"kenapa harus saya?" Saat itu pula dosa-dosaku terbayang berkelebat membuatku tidak berani untuk mengeluh lebih jauh.
Saya memang bukan pezina, peminum khamar, dan pelaku dosa2 besar lainnya. Tapi tetap saja saya manusia biasa yang tak luput dari dosa. Dan saya sadar, dosa yang sedikit-sedikit itu bisa saja jadi semakin banyak dan membentuk penyakit yang sama sekali tidak saya inginkan.

Yang harus saya lakukan adalah bersyukur. Bersyukur jika dosa yang saya lakukan selama ini Allah balasnya di dunia, saya masih bisa bernafas dan mempertanggungjawabkan akibat dari dosa-dosaku selama ini. Berharap kelak ketika sampai akhirku, dosa-dosaku sudah terbayar dalam sakit dan derita semasa hidup. Itu yang saya pikirkan saat itu :)

Maka tentu saja sekarang saya jauh lebih tenang :) Gimana yaaa, sudah lebih dulu baca dan menanamkan surah Al-Baqarah : 286 sih hehe, Bahwa “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” :) Allah Maha Baik yah ({})
Saya pasti bisa! "Allahu Ma'i (Allah Bersamaku), Allahu Naadhiri (Allah Melihatku), Allahu Syahidi (Allah menyaksikanku)", itulah kalimat penyemangat dari buku Kang Abik, yang selalu saya tambahkan,"Maka Allah pasti menjagaku!"

Yang harus saya lakukan sekarang hanya harus lebih menjaga diri lagi. Yah, jadi jauh lebih sadar bahwa diri, tubuh, dan segala yang saya miliki adalah titipan Allah :) Seperti kata ketua R2J, "Jangan mendzolimi tubuh titipan Allah." *Makasih Pak Ketua*
Hidup harus lebih sehat :) Klo kata dokter di Nez Academy sih, klo mw hidup sehat itu cukup lakukan tiga hal : Makan yang sehat, Olaharga, dan berpikir sehat.
Insya Allah, akan lebih menjaga makanan dari sekarang, olahraga, dan berpikir sehat. Saya kan jagonya optimis, hahahaha :D
*Semoga optimisnya diiringi usaha lebih ya tii!!! XIXIXI :D

Baiklah!
Semangat untuk menjaga diri sendiri, agar bisa menebar manfaat bagi orang banyak :)
Hidup mati mah Allah sudah tentukan, maka sakit apapun yang menghalangi jangan pernah membuatmu diam menyerah :)
Masih banyak hal yang bisa kau lakukan, masih banyak yang butuh uluran tanganmu, masih banyak ladang dakwah yang harus digarap setulus hati :)

“Bahkan jika harus berteman dengan sakit untuk menjalani hidup yang baik, kenapa tidak ? Saya akan jadi sahabat baginya yang juga tetap berusaha lepas darinya untuk menjadi sahabat bagi orang banyak.”

Fighting!!!

Sembuh dengan Baik

Untuk sebuah rasa yang sama, namun perlakuan yang berbeda. Kali ini, merasakan akibat yang berbeda meski dari sebab yang sama.

Mungkin karena luka kemarin berhasil disembuhkan dengan baik, bahkan untuk bekasnya sekalipun.
Benar bahwa penawar yang tepat akan lebih bermanfaat dari sekedar penawar-penawar yang berkelebat singgah namun tak meresap dengan  baik. Maka kali ini, hanya untaian senyum keikhlasan saat rasa yang sama menghampiri hati.

Maaf, saya sudah jauh lebih kuat dari kemarin.
Tidak akan tertoreh sedikitpun luka untuk sebab yang sama.

Senang rasanya bisa melepas mereka dengan bahagia :) Karena jika mereka berbahagia, maka bahagia pulalah saya. Begitulah keluarga :)

Masing-masing kita sudah punya porsi bahagia yang Allah siapkan untuk situasti-situasi tertentu :)

Maka bersyukurlah kita yang lebih mudah menemukan bahagia dibanding orang-orang dengan hati yang keras.
Bahagia itu sederhana bukan ?
Duduk diteras rumah sambil membaca buku favorit, ditemani semilir angin yang menyejukkan, sudah cukup untuk menciptakan bahagia. Begitupun hal-hal sederhana lainnya..

Yaaaah, Klo hati dibawa ikhlas kemana-mana, bahagiapun lebih mudah didapat. Bahkan saat didzholimi sekalipun, jika kita bisa peka dengan hikmah, maka senyumpun akan hidup meski dalam situasi "buruk" hehe :D

Berbahagialah teman :)
Bahagiamu, bahagiaku juga :)

19/10/13 16:18

..... di Tempat itu


Adakalanya saya memberanikan diri terjun dalam jurang 'ketidaknyamanan'
untuk mendapatkan sedikit rasa bahagia yang hanya bisa diperoleh dari tempat itu.

Adakalanya saya ingin segera berlari jauh dan mendaki kembali, hanya untuk lepas dari
'ketidaknyamanan' dari tempat itu.

Adakalanya saya bingung untuk memposisikan senyum dan tawa dalam situasi 'ketidaknyamanan'
saat berada di tempat itu.

Adakalanya ditinggal sendiri begitu melegakan tapi juga menyesakkan, sebenarnya tergantung 'ketidaknyamanan' pergi atau bertahan di tempat itu.

Adakalanya menahan isak tangis lebih mudah dibanding menahan tubuh yang gemetar ketakutan
jika 'ketidaknyamanan' di tempat itu pecah meski dalam bentakan kecil sekalipun.

Namun, adakalanya bersama mereka dalam tawa membuatku lupa dengan 'ketidaknyamanan' di tempat itu.

'K I T A"

'Kita'..
'Kita' akan selalu jadi kata yang baik bahkan indah disaat-saat sulit.

Tapi justru sebaliknya klo 'kita' hanya jadi sekedar kata yang tak nyata. Klo hanya ada 'kita' dalam kata dan 'saya' pada kenyataannya, 'kita' hanya akan berbalik jadi kata yang sebatas kata bahkan menyakitkan disaat-saat sulit.

Karena dalam 'kita' ada harapan.
Berkat 'kita' timbul kekuatan.
Justru 'kita', 'saya' bergerak.
Menggunakan 'kita' sebagai alasan akan membuat motivasi berjuang meningkat.
Dan hal yang sebaliknyalah yang akan terjadi jika 'kita' hanya sekedar kata.

Jadi tolong..
Jangan gunakan 'kita' jika tak mampu mempertanggungjawabkannya menjadi nyata.

Beda orang akan berbeda pula responnya. 'Kita' yang tak nyata akan memberikan luka yang berbeda pula pada masing-masing orang. Dan cara penyembuhannya pun berbeda, waktu yang dibutuhkannya pun beda.

Maka berhati-hatilah menggunakan 'kita'. Meskipun tujuan awalnya baik, untuk memotivasi mungkin, tapi tanpa disadari 'kita' punya peluang melukai perasaan orang lain.

Berharap saya, kamu, dia, mereka, kita, bisa sama-sama belajar dan menggunakan/mempertanggungjawabkan setiap kata dengan baik :)