Rabu, 30 Januari 2013

Bagai SEJUTA PELANGI



Ini adalah pertemuan kedua dengan Artis Muslimah dan Penulis Buku Best Seller Oki Setiana Dewi (OSD). Seorang muslimah yang berjuang di dunia entertaiment tanpa lupa untuk menuntut ilmu dan menebar ilmunya ke seluruh penjuru Indonesia bahkan di luar Indonesia :)

Agak lebay mungkin, tapi itulah yang saya tanggap dari pertemuan pertama setahun lalu, hingga pertemuan kedua 25 Januari kemarin di salah satu hotel di Palu. Ya, ini kali kedua OSD berkunjung ke Palu, untuk membedah buku keduanya “Sejuta Pelangi”. Agak berbeda dari yang pertama, saya merasa kali ini benar-benar berasa lebih. Rasanya bagai sejuta pelangi, hehe *ngutip*. Mungkin krn kali ini lebih banyak interaksi, terutama saat hadir di Ramah Tamah Panitia, Dosen, dan OSD di rumah Bapak Dekan Fakultas Ekonomi Untad. Maklumlah, saat Bedah Buku Melukis Pelangi setahun yang lalu, saya tidak bisa hadir di kesempatan yang sama :)

Ada yang berbeda dari ramah tama kali ini yaitu perbincangan yang dipandu langsung oleh Sekertaris Panitia, perbincangan antara Panitia, dosen, dan OSD tentunya. Dalam kesempatan itu saya juga mengatakan sesuatu tentang suka duka teman-teman Panitia Bedah Buku Sejuta Pelangi. Rasanya suaraku saat itu bergetar, entah karena gugup atau perasaan haru yang tertahan. Terbayang lagi usaha teman-teman panitia saat Bedah Buku Pertama, bagaimana mereka terus berjuang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Terutama soal dana. Karena kami (MPM Al-Iqra) bukanlah lembaga yang besar, semua tahu itu. Tapi kami berusaha untuk memberikan seseuatu yang besar untuk dakwah di Palu. Saya pribadi, setelah pulang dari rapat panitia kadang berpikir “mampukah kami menyelenggarakan kegiatan ini?” Tapi karena usaha dan perjuangan teman-teman yang lain, saya harus tetap berpikir positif. Karena Allah akan mengikuti prasangka hamba-Nya bukan ? Itu peganganku saat itu. Meskipun diakhir-akhir menjelang hari H, saya selalu pulang mengadu dan menangis memohon bantuan pada Sang Maha Penolong. Di depan teman-teman panitia, tentu saja harus berusaha tegar dan memotivasi mereka karena beban amanah dipundak yang mengharuskan seperti itu. Dan Maha Suci Allah, kegiatan setahun yang lalu berjalan dengan baik, masalah2 kepanitian terpecahkan, tapi bukan berarti sempurna. Karena kami masih terus memperbaiki diri dan kegiatan-kegiatan yang kami laksanakan. Oh ya, terutama masalah dana, bisa diselesaikan, bahkan setelah kegiatan dana berlebih dan diserahkan kembali ke kas MPM Al-Iqra untuk kegiatan-kegiatan dakwah selanjutnya. Maaf, saya pertegas, tujuan kami adalah untuk dakwah, bukan untuk mencari keuntungan, sama sekali bukan untuk mencari keuntungan. Karena ada beberapa orang diluar sana yang kadang bertanya, “berapa keuntungan yang kalian dapatkan?” *KeningBerkerut* hehe :D

Panitia kali inipun tidak kalah luar biasa. Mereka sejak berbulan-bulan yang lalu, kurang lebih 7 bulan mengadakan rapat, mencari dana, dan berbagai kegiatan kepanitian lainnya. Mengorbankan waktu belajar, waktu bersama keluarga, waktu hang out seperti mahasiswa seusia mereka, waktu istirahat, dll. Mereka tidak mengharapkan imbalan. Tidak ada sepeserpun materi yang sampai ke tangan mereka. Mungkin kalaupun sempat terbersit, ingin foto bareng Artis Idola bisa jadi niat dan keuntungan tersendiri. Tapi kalian tahu teman ?? Niat itu terkikis oleh perjuangan berbulan-bulan untuk mensukseskan kegiatan. Foto bareng OSD terlupakan, sempat terlupakan tentu saja. Tapi jika ada kesempatan, kenapa tidak ? hehe ^^v



Materi yang dibawakan OSD dikesempatan kedua ini juga terasa lebih banyak, karena beliau juga sedikit mengulas tentang buku ketiganya, Cahaya di Atas Cahaya. Namun tetap saja, waktu rasanya begitu cepat, namun di tutup dengan sepenggal lagu Hijab I’m In Love yang lagi-lagi menambah haru seisi ruang Auditorium Untad tempat bedah buku berlangsung.

Saya tidak begitu banyak menyimak materi, karena beberapa urusan kepanitian, dan obrolan menyenangkan dengan mba Siwi, asisten OSD saat itu. Tapi ada beberapa kalimat hikmah OSD yang sempat saya catat. Beliau mengatakan..

-   
             Setiap dari kita diberikan derita oleh Allah. Masing-masing dari kita memiliki ujiannya sendiri. Lewat ujian itu kita mengambil pelajaran dan mendekatkan diri kepada Allah. Seperti keluarga OSD yang diuji lewat penyakit Ibunya tercinta. Dan itulah yang membuat keluarga mereka lebih dekat kepada Allah.
-          Tapi bukan hanya derita-derita yang diberikan Allah, kebahagiaanpun pastilah ada. Semuanya digilir seperti pelangi, yang memberi warna bagi kehidupan kita. Semuanya digilir oleh Allah seperti pelangi. Maka jangan terlalu bahagia, karena kita akan bersedih. Dan sebaliknya, jangan terlalu bersedih, karena akan ada kebahagiaan bersama kita. Jangan terlalu berlebihan.
-          Mengajak orang lain untuk berubah itu butuh proses dan tentu saja bukanlah hal yang mudah. Tapi ada cara yang ampuh untuk itu, yaitu sentuh hatinya. Nah, bagaimana bisa menyentuh hati mereka ? Caranya adalah dengan mengerti bahasa mereka. Contohnya ?? Silahkan baca buku Sejuta Pelangi, hehe :D
-          Selain itu, berilah keteladanan bagi mereka. Perbaiki diri kita sehingga pantas untuk menjadi teladan bagi orang lain. Karena bahasa keteladanan lebih efektif daripada bahasa melalui kata.
-          Memperbaiki diri sendiripun tentunya bukanlah hal yang mudah. Mengingat kondisi iman yang terkadang turun dan naik. Kita lemah, karena itu kita butuh ditarik oleh orang-orang sholeh agar tidak tenggelam jauh dalam kefuturan. Maka sediakanlah waktumu untuk berkumpul dengan orang-orang sholeh.
-          Ada begitu banyak kisah dalam Sejuta Pelangi di mana OSD bertemu dengan sahabat-sahabat yang memberinya pelajaran dan hikmah. Contohnya seorang Fikri, anak kecil berusia 9 tahun yang istiqomah melaksanakan sholat 5 waktunya di masjid, krn ingin mendoakan ayahnya yang telah tiada, agar kelak bisa bertemu beliau di surga-NYA. Lewat fikri, kita bisa belajar bagaimana cara berbakti kepada orang tua. Kisah yang lain ? Buruan dibaca atuh buku Sejuta Pelangi, hehe.
-          OSD bertemu langsung dengan orang-orang yang memberinya pelajaran dan hikmah yang kemudian menjadi sahabat-sahabatnya. Mengapa bertemu langsung ? Kata OSD dalam bedah buku Sejuta Pelangi saat itu, agar kita bisa lebih bijak menyikapi sesuatu bukan malah menghakimi.
-          Kali ini contohnya saat OSD pertama kali ke Palu dan bertemu dengan PSK juga beberapa waria. Sayang kisah ini tidak sempat di masukkan dalam buku Sejuta Pelangi, karena sekembalinya dari Palu, buku sudah dicetak. Kisah yang selalu dibawa beliau bahkan sampai dituturkan pada saudara-saudara di Malaysia. Penasaran ? ayo stalker website OSD, hehe :D
-          Jadi, kalau kita masih saja menjadi pribadi yang mementingkan diri sendiri, lihatlah kebawah. Ingatlah mereka dengan sejuta kisah dan perjuangan mereka. Temuilah mereka, orang-orang yang akan membuat kita memiliki pelajaran berharga dan senantiasa mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang seringkali tidak kita sadari karena tidak luput setiap harinya kita terima.
-          Lihatlah mereka, temuilah mereka. Keluarlah !!! Karena diluar sana ada begitu banyak warna yang akan mewarnai hari-hari kita jika kita peka dan mau menolong mereka.
-          Berikan mereka cinta, dan mereka akan memberikan kita makna.
-          Berbuat baik pada orang lain adalah bentuk syukur kita kepada Allah. Karena Allah sudah begiiiitu baik pada kita.
-          Cintailah saudara-saudara kita sesama muslim. Cinta karena Allah, cinta karena pertalian aqidah.
-          “Ana Uhibbukum Fillah, Aku Mencintai Kalian Karena Allah.” Kata Oki Setiana Dewi menutup materi dan diskusi dengan peserta saat itu. “ana uhibbuki fillah, ukhti.” bisikku membalas :)

Yaah, kurang lebih seperti itulah. Dan itu yang bisa saya tuangkan lewat tulisan kali ini. Meski sedikit, saya berharap bisa diambil hikmahnya. Dan jadi penopang iman kita untuk tetap istiqomah, jadi pelontar semangat untuk terus berdakwah. Aamiin :)

Syukron jazakillah khairon katsiron untuk mbak Oki atas ilmu dan inspirasinya, juga buat mbak Siwi atas keramahan dan kebaikannya. Insya Allah akan selalu tetap dalam ingatan, karena itulah persaudaraan, persaudaraan karena aqidah, karena iman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagai SEJUTA PELANGI



Ini adalah pertemuan kedua dengan Artis Muslimah dan Penulis Buku Best Seller Oki Setiana Dewi (OSD). Seorang muslimah yang berjuang di dunia entertaiment tanpa lupa untuk menuntut ilmu dan menebar ilmunya ke seluruh penjuru Indonesia bahkan di luar Indonesia :)

Agak lebay mungkin, tapi itulah yang saya tanggap dari pertemuan pertama setahun lalu, hingga pertemuan kedua 25 Januari kemarin di salah satu hotel di Palu. Ya, ini kali kedua OSD berkunjung ke Palu, untuk membedah buku keduanya “Sejuta Pelangi”. Agak berbeda dari yang pertama, saya merasa kali ini benar-benar berasa lebih. Rasanya bagai sejuta pelangi, hehe *ngutip*. Mungkin krn kali ini lebih banyak interaksi, terutama saat hadir di Ramah Tamah Panitia, Dosen, dan OSD di rumah Bapak Dekan Fakultas Ekonomi Untad. Maklumlah, saat Bedah Buku Melukis Pelangi setahun yang lalu, saya tidak bisa hadir di kesempatan yang sama :)

Ada yang berbeda dari ramah tama kali ini yaitu perbincangan yang dipandu langsung oleh Sekertaris Panitia, perbincangan antara Panitia, dosen, dan OSD tentunya. Dalam kesempatan itu saya juga mengatakan sesuatu tentang suka duka teman-teman Panitia Bedah Buku Sejuta Pelangi. Rasanya suaraku saat itu bergetar, entah karena gugup atau perasaan haru yang tertahan. Terbayang lagi usaha teman-teman panitia saat Bedah Buku Pertama, bagaimana mereka terus berjuang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada. Terutama soal dana. Karena kami (MPM Al-Iqra) bukanlah lembaga yang besar, semua tahu itu. Tapi kami berusaha untuk memberikan seseuatu yang besar untuk dakwah di Palu. Saya pribadi, setelah pulang dari rapat panitia kadang berpikir “mampukah kami menyelenggarakan kegiatan ini?” Tapi karena usaha dan perjuangan teman-teman yang lain, saya harus tetap berpikir positif. Karena Allah akan mengikuti prasangka hamba-Nya bukan ? Itu peganganku saat itu. Meskipun diakhir-akhir menjelang hari H, saya selalu pulang mengadu dan menangis memohon bantuan pada Sang Maha Penolong. Di depan teman-teman panitia, tentu saja harus berusaha tegar dan memotivasi mereka karena beban amanah dipundak yang mengharuskan seperti itu. Dan Maha Suci Allah, kegiatan setahun yang lalu berjalan dengan baik, masalah2 kepanitian terpecahkan, tapi bukan berarti sempurna. Karena kami masih terus memperbaiki diri dan kegiatan-kegiatan yang kami laksanakan. Oh ya, terutama masalah dana, bisa diselesaikan, bahkan setelah kegiatan dana berlebih dan diserahkan kembali ke kas MPM Al-Iqra untuk kegiatan-kegiatan dakwah selanjutnya. Maaf, saya pertegas, tujuan kami adalah untuk dakwah, bukan untuk mencari keuntungan, sama sekali bukan untuk mencari keuntungan. Karena ada beberapa orang diluar sana yang kadang bertanya, “berapa keuntungan yang kalian dapatkan?” *KeningBerkerut* hehe :D

Panitia kali inipun tidak kalah luar biasa. Mereka sejak berbulan-bulan yang lalu, kurang lebih 7 bulan mengadakan rapat, mencari dana, dan berbagai kegiatan kepanitian lainnya. Mengorbankan waktu belajar, waktu bersama keluarga, waktu hang out seperti mahasiswa seusia mereka, waktu istirahat, dll. Mereka tidak mengharapkan imbalan. Tidak ada sepeserpun materi yang sampai ke tangan mereka. Mungkin kalaupun sempat terbersit, ingin foto bareng Artis Idola bisa jadi niat dan keuntungan tersendiri. Tapi kalian tahu teman ?? Niat itu terkikis oleh perjuangan berbulan-bulan untuk mensukseskan kegiatan. Foto bareng OSD terlupakan, sempat terlupakan tentu saja. Tapi jika ada kesempatan, kenapa tidak ? hehe ^^v



Materi yang dibawakan OSD dikesempatan kedua ini juga terasa lebih banyak, karena beliau juga sedikit mengulas tentang buku ketiganya, Cahaya di Atas Cahaya. Namun tetap saja, waktu rasanya begitu cepat, namun di tutup dengan sepenggal lagu Hijab I’m In Love yang lagi-lagi menambah haru seisi ruang Auditorium Untad tempat bedah buku berlangsung.

Saya tidak begitu banyak menyimak materi, karena beberapa urusan kepanitian, dan obrolan menyenangkan dengan mba Siwi, asisten OSD saat itu. Tapi ada beberapa kalimat hikmah OSD yang sempat saya catat. Beliau mengatakan..

-   
             Setiap dari kita diberikan derita oleh Allah. Masing-masing dari kita memiliki ujiannya sendiri. Lewat ujian itu kita mengambil pelajaran dan mendekatkan diri kepada Allah. Seperti keluarga OSD yang diuji lewat penyakit Ibunya tercinta. Dan itulah yang membuat keluarga mereka lebih dekat kepada Allah.
-          Tapi bukan hanya derita-derita yang diberikan Allah, kebahagiaanpun pastilah ada. Semuanya digilir seperti pelangi, yang memberi warna bagi kehidupan kita. Semuanya digilir oleh Allah seperti pelangi. Maka jangan terlalu bahagia, karena kita akan bersedih. Dan sebaliknya, jangan terlalu bersedih, karena akan ada kebahagiaan bersama kita. Jangan terlalu berlebihan.
-          Mengajak orang lain untuk berubah itu butuh proses dan tentu saja bukanlah hal yang mudah. Tapi ada cara yang ampuh untuk itu, yaitu sentuh hatinya. Nah, bagaimana bisa menyentuh hati mereka ? Caranya adalah dengan mengerti bahasa mereka. Contohnya ?? Silahkan baca buku Sejuta Pelangi, hehe :D
-          Selain itu, berilah keteladanan bagi mereka. Perbaiki diri kita sehingga pantas untuk menjadi teladan bagi orang lain. Karena bahasa keteladanan lebih efektif daripada bahasa melalui kata.
-          Memperbaiki diri sendiripun tentunya bukanlah hal yang mudah. Mengingat kondisi iman yang terkadang turun dan naik. Kita lemah, karena itu kita butuh ditarik oleh orang-orang sholeh agar tidak tenggelam jauh dalam kefuturan. Maka sediakanlah waktumu untuk berkumpul dengan orang-orang sholeh.
-          Ada begitu banyak kisah dalam Sejuta Pelangi di mana OSD bertemu dengan sahabat-sahabat yang memberinya pelajaran dan hikmah. Contohnya seorang Fikri, anak kecil berusia 9 tahun yang istiqomah melaksanakan sholat 5 waktunya di masjid, krn ingin mendoakan ayahnya yang telah tiada, agar kelak bisa bertemu beliau di surga-NYA. Lewat fikri, kita bisa belajar bagaimana cara berbakti kepada orang tua. Kisah yang lain ? Buruan dibaca atuh buku Sejuta Pelangi, hehe.
-          OSD bertemu langsung dengan orang-orang yang memberinya pelajaran dan hikmah yang kemudian menjadi sahabat-sahabatnya. Mengapa bertemu langsung ? Kata OSD dalam bedah buku Sejuta Pelangi saat itu, agar kita bisa lebih bijak menyikapi sesuatu bukan malah menghakimi.
-          Kali ini contohnya saat OSD pertama kali ke Palu dan bertemu dengan PSK juga beberapa waria. Sayang kisah ini tidak sempat di masukkan dalam buku Sejuta Pelangi, karena sekembalinya dari Palu, buku sudah dicetak. Kisah yang selalu dibawa beliau bahkan sampai dituturkan pada saudara-saudara di Malaysia. Penasaran ? ayo stalker website OSD, hehe :D
-          Jadi, kalau kita masih saja menjadi pribadi yang mementingkan diri sendiri, lihatlah kebawah. Ingatlah mereka dengan sejuta kisah dan perjuangan mereka. Temuilah mereka, orang-orang yang akan membuat kita memiliki pelajaran berharga dan senantiasa mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang seringkali tidak kita sadari karena tidak luput setiap harinya kita terima.
-          Lihatlah mereka, temuilah mereka. Keluarlah !!! Karena diluar sana ada begitu banyak warna yang akan mewarnai hari-hari kita jika kita peka dan mau menolong mereka.
-          Berikan mereka cinta, dan mereka akan memberikan kita makna.
-          Berbuat baik pada orang lain adalah bentuk syukur kita kepada Allah. Karena Allah sudah begiiiitu baik pada kita.
-          Cintailah saudara-saudara kita sesama muslim. Cinta karena Allah, cinta karena pertalian aqidah.
-          “Ana Uhibbukum Fillah, Aku Mencintai Kalian Karena Allah.” Kata Oki Setiana Dewi menutup materi dan diskusi dengan peserta saat itu. “ana uhibbuki fillah, ukhti.” bisikku membalas :)

Yaah, kurang lebih seperti itulah. Dan itu yang bisa saya tuangkan lewat tulisan kali ini. Meski sedikit, saya berharap bisa diambil hikmahnya. Dan jadi penopang iman kita untuk tetap istiqomah, jadi pelontar semangat untuk terus berdakwah. Aamiin :)

Syukron jazakillah khairon katsiron untuk mbak Oki atas ilmu dan inspirasinya, juga buat mbak Siwi atas keramahan dan kebaikannya. Insya Allah akan selalu tetap dalam ingatan, karena itulah persaudaraan, persaudaraan karena aqidah, karena iman.

0 komentar:

Posting Komentar